Melansir dari laman BMKG, durasi musim hujan di berbagai wilayah akan bervariasi, mulai dari 6 dasarian (2 bulan) hingga 33 dasarian (11 bulan). Jika dibandingkan dengan rata-rata, durasi musim hujan 2024/2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan lebih panjang daripada biasanya.

Apel yang dilaksanakan di Workshop BBWS Sumatera II Medan dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan BBWS Sumatera II Medan dalam menghadapi potensi bencana yang kerap terjadi saat musim hujan. Apel tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BBWS Sumatera II Medan, Agus Safari yang dalam amanatnya menekankan pentingnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana pada saat puncak musim hujan. Kabalai Agus menyampaikan agar seluruh Satuan Kerja diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Usai melaksanakan apel, Kabalai Agus bersama seluruh jajarannya melakukan pengecekan berbagai peralatan penanggulangan bencana. Dalam menghadapi puncak musim hujan, BBWS Sumatera II Medan telah menyiapkan berbagai fasilitas dan sarpras penanggulangan bencana yaitu 12 unit excavator, 1 unit weed harvester, 1 unit self loader, 4 unit dump truck, 2 unit mobile pump, 1 unit mobil pick up, 15 unit motor roda tiga, 10 unit pompa sentrifugal, 2884 lembar bronjong kawat dan 2218 lembar geobag.

Selain itu, BBWS Sumatera II Medan juga menyiapkan Tim Reaksi Cepat yang siap siaga 24 jam untuk penanggulangan bencana.

Proses perjuangan membangun bangsa senantiasa berbeda bentuknya dari tahun ke tahun, hal ini terkait dengan perubahan lingkungan strategis bangsa Indonesia. Pada setiap masa akan berbeda tantangannya, peluangnya, kekuatannya dan keterbatasannya.

Hal tersebut dikatakan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dalam amanatnya yang disampaikan oleh Kepala BBPJN Sumut, Stanley C.H. Tuapattinaja saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan.

“Ketika dahulu implementasi kepahlawanan adalah dengan semangat mendobrak, menjebol dan meruntuhkan bangunan struktur kolonialisme penjajah maka saat ini implementasinya adalah meruntuhkan kultur dan struktur kemiskinan dan kebodohan yang menjadi akar masalah sosial di Indonesia,” ujar Menteri Saifullah.

Menteri Saifullah juga berharap peringatan Hari Pahlawan dari tahun ke tahun tidak sekedar ulang tahun mengulang-ulang, namun dapat menghadirkan inovasi baru.

“Kita berharap pada setiap momen Peringatan Hari Pahlawan muncul semangat baru, muncul sosok warga negara Indonesia yang berhasil mengeluarkan inovasi baru untuk mengimplementasikan nilai kepahlawanan sesuai dengan tantangannya saat ini,” harapnya.

Melansir dari laman Kementerian Sosial, di tahun ini peringatan Hari Pahlawan mengusung tema “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu”. Tema ini mengajak kita untuk meneladani, menghormati dan mengenang jasa pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Sebab mereka adalah contoh nyata teladan dari keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air.

Selain itu, makna tersebut juga mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat serta panggilan untuk bersatu, menjaga identitas nasional, dan memperkuat rasa cinta tanah air.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BBWS Sumatera II Medan, Agus Safari. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pelaksanaan P3-TGAI dilakukan secara swakelola berbasis penyerapan padat karya tunai melalui pemberdayaan P3A, GP3A dan IP3A dalam rehabilitasi jaringan irigasi untuk perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula, peningkatan jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi, serta pembangunan jaringan irigasi.

“Proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, dan pengelolaan jaringan irigasi dengan melibatkan peran serta P3A, GP3A dan IP3A sebagai pelaksanaan kegiatan,” ujar Kabalai Agus.

Selain itu, Kabalai Agus berharap dengan adanya kegiatan penandatanganan naskah ini para penerima P3-TGAI dapat memberikan peran aktif dan berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan P3-TGAI sehingga program ini dapat berjalan dengan baik.

“Semoga kegiatan P3-TGAI ini dapat memberikan manfaat nyata dengan meningkatnya produktivitas pertanian, menjaga daya beli masyarakat serta mampu memberikan daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah penerima P3-TGAI tahap III,” harapnya.

Penandatanganan antara PPK Operasi dan Pemeliharaan II, I.E. Sulastri Sihotang dengan para Ketua P3A penerima P3-TGAI ini disaksikan langsung oleh Kepala BBWS Sumatera II Medan, Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan SDA, Ali Cahyadi Achmad serta Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA, Indra Kurnia.

Pada tahap ketiga kali ini, Pelaksanaan P3-TGAI di Provinsi Sumatera Utara menjangkau 112 titik lokasi yang tersebar di 7 kabupaten, antara lain Kabupaten Deli Serdang, Karo, Langkat, Mandailing Natal, Simalungun, dan Toba.

Kepala Bidang Pelaksanaan, Marwansyah mengungkapkan manajemen risiko merupakan hal yang penting karena dapat mengidentifikasi, mengevaluasi serta mengelola potensi risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian yang diharapkan.

“Diharapkan teman-teman semua dapat memperhitungkan risiko dari tiap tindakan yang dilakukan. Jadi di sini teman-teman belajar bagaimana mengelola risiko sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai,” ungkap Kabid Marwansyah saat membuka lokakarya tersebut, Selasa (5/11).

Lokakarya tersebut dinarasumberi oleh Beligan Sembiring. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan beberapa topik, seperti pemeriksaan barang dan jasa, audit berbasis risiko, identifikasi risiko, evaluasi risiko, pelaksanaan audit hingga pelaporan dan tindak lanjut.

“Terdapat empat pilar penting dalam penerapan manajemen risiko, pertama pengawasan aktif dari pengguna anggaran dan KPA termasuk atasan dari Pelaksana atau Pejabat KKP. Kedua, kecukupan ketentuan kebijakan dan prosedur. Ketiga, kelengkapan proses identifikasi, mitigasi, pengendalian, evaluasi dan penentuan limit, dan terakhir ialah pengawasan efektif dari SPIP,” jelas Beligan.

Di akhir kegiatan, masing-masing Satuan Kerja menampilkan draft dokumen manajemen risiko yang telah dikerjakan untuk dievaluasi oleh narasumber.

Dalam amanatnya, Kepala BBWS Sumatera II Medan, Agus Safari menekankan pentingnya percepatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan menjelang akhir tahun.

“Waktu pelaksanaan kegiatan tinggal 2 bulan, November dan Desember. Dengan waktu efektif bekerja hanya satu setengah bulan saja. Untuk itu kepada teman-teman semua agar segera menyelesaikan pekerjaan di lapangan, menyelesaikan semua administrasi kegiatan dan melakukan langkah-langkah percepatan untuk penyelesaian pekerjaan,” tegas Kabalai Agus saat menjadi Pembina Apel, Senin (4/11).

Kemudian, Kepala BBWS Sumatera II Medan meminta kepada Tim Reaksi Cepat untuk bersiap diri menghadapi musim penghujan.

“Saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan, teman-teman Tim Reaksi Cepat agar bersiap diri untuk siap siaga bencana. Semua peralatan dicek kembali apakah berfungsi, kemudian segera dilakukan apel siaga bencana,” ucap beliau

Selain itu, beliau juga kepada mengingatkan agar selalu menjaga silaturahmi dan hubungan baik antar pegawai.

“Saya juga mengingatkan kepada seluruh teman-teman keluarga besar BBWS Sumatera II Medan agar selalu menjaga silaturahmi dan hubungan baik di antara kita. Selalu menjaga komunikasi, selalu melakukan koordinasi, dan saling nasehat-menasehati dalam menjalankan tugas,” ujarnya.

SMM merupakan sistem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan seluruh aktivitas dan fungsi manajemen organisasi dalam hal mutu pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi di setiap unit kerja, unit pelaksana kegiatan untuk menentukan kebijakan mutu, sasaran mutu, serta tanggung jawab manajemen, dan mengimplementasikannya melalui perangkat-perangkat seperti perencanaan mutu, jaminan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu.

PPK Perencanaan dan Program, Joice Elida Manurung menyampaikan bahwa penerapan SMM merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan profesionalisme dan kualitas pelayanan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menghadapi tantangan tugas pembangunan pada lima tahun mendatang.

“Sosialisasi ini dilakukan sebagai upaya agar pelaksanaan SMM di lingkungan BBWS Sumatera II Medan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dapat ditingkatkan, mengingat terkait langsung dengan area perubahan reformasi birokrasi khususnya area ketiga yaitu penguatan tatalaksana dan area perubahan kedelapan yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik.” Ujar PPK Joice.

Selain memberikan pemahaman tentang regulasi, sosialisasi ini juga menyampaikan tentang bagaimana tujuan, manfaat, serta tahapan penerapan SMM. Narasumber sosialisasi, Junjungan Saragih menuturkan penerapan SMM diperlukan adanya komitmen dari seluruh unsur seperti membentuk pengelola SMM yang terdiri dari Penjamin Mutu dan Pengelola Audit. Kemudian mengelola SDM, sarana prasarana, lingkungan kerja dan penganggaran biaya. Menyusun RMP Satker dan Unit Pelaksana Kegiatan serta RMK Penyedia Jasa dan melaksanakan RMP Satker dan Unit Pelaksana Kegiatan serta TMK Penyedia jasa.

“Untuk menyusun, memiliki, menerapkan pengukuran kinerja penerapan dan melaksanakan audit SMM perlu menunjuk Pejabat Pengelola SMM yang bertanggung jawab mengelola penyelenggaraan SMM pada masing-masing Unit Kerja atau Pelaksana Kegiatan,” tuturnya.

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, Ali Cahyadi Achmad dalam sambutannya berharap P3-TGAI dapat meningkatkan pertanian dan perekonomian masyarakat. “Semoga kegiatan P3-TGAI yang sudah terlaksana ini dapat meningkatkan produksi hasil bertani, meningkatkan perekonomian masyarakat, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masing-masing desa penerima P3-TGAI,” ujar beliau saat membuka kegiatan serah terima yang diselenggarakan di Niagara Hotel, Parapat, Senin (28/10).

Serah terima pekerjaan tersebut dilakukan langsung oleh Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA, Indra Kurnia yang diterima oleh para Kepala Desa penerima P3-TGAI Tahap I serta disaksikan langsung oleh Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharan.

Pada tahap I, Provinsi Sumatera Utara mendapatkan 19 lokasi yang tersebar di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun dan Tapanuli Utara dengan menyerap sebanyak 12.825 pekerja yang merehabilitasi saluran irigasi tersier sepanjang total 4750 m.

Pada kesempatan yang sama, salah satu perwakilan Ketua P3A, Sudarno selaku Ketua P3A Mawar Desa Bandar Manis Kabupaten Simalungun mengapresiasi terhadap pelaksanaan P3-TGAI yang dilakukan di desanya.

“Sebelum ada kegiatan P3-TGAI ini hasil panen kami sangat menurun, begitu adanya program ini di desa kami kebetulan hasil panen kami yang sebelumnya 2 goni, kini mencapai 4 goni. Program ini begitu sangat kami rasakan, yang paling utama lagi program ini mengurangi dampak hama tikus dan kami para petani mendapatkan kelancaran air,” ucap Sudarno.

P3-TGAI yang digagas Kementerian Pekerjaan Umum merupakan program rehabilitasi, peningkatan, atau pembangunan jaringan irigasi dengan berbasis peran serta masyarakat petani yang dilaksanakan secara mandiri oleh P3A, GP3A, atau IP3A. Pada tahap ketiga kali ini, Pelaksanaan P3-TGAI di Provinsi Sumatera Utara menjangkau 112 titik lokasi yang tersebar 7 kabupaten, antara lain Kabupaten Deli Serdang, Karo, Langkat, Mandailing Natal, Simalungun, dan Toba.

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, Ali Cahyadi Achmad dalam sambutannya berharap para KMB dan TPM dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius agar dapat menguasai serta memahami tugas dan fungsi KMB dan TPM saat menjalankan tugas di lapangan.

“Diharapkan dengan adanya ToT ini, dapat menghasilkan KMB dan TPM yang berkualitas dan mampu melakukan pendampingan kepada P3A penerima P3-TGAI, agar tidak terjadi masalah baik masalah hukum maupun masalah sosial di lapangan,” harap Kabid Ali.

Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para KMB dan TPM agar dapat memberikan pendampingan yang efektif kepada masyarakat, terutama petani. Materi teknis mencakup berbagai aspek, mulai dari tahapan pelaksanaan kegiatan hingga praktik penggunaan aplikasi monitoring P3-TGAI yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Pusat, Marianto.

Menurut Marianto, pembekalan kepada para KMB dan TPM hari ini lebih fokus pada pelaporan database dengan menggunakan aplikasi monitoring P3-TGAI.

“Pelaporan database kita sudah menggunakan aplikasi sistem monitoring P3-TGAI, semua TPM yang mendampingi sudah memiliki akun untuk menginput pelaporan dari mulai data persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai penyelesaian kegiatan termasuk serah terima. Semua akan diupload, sehingga nanti memudahkan dalam pelaporan, kebutuhan data, kemudian kebutuhan dokumen kita dapat memanfaatkan fasilitas aplikasi monitoring ini,” ujar Marianto.

Usai melewati pelatihan ini, para KMB dan TPM siap terjun ke masyarakat untuk melakukan pendampingan administrasi, teknis, hingga pelaporan kepada para P3A, GP3A dan IP3A dalam pelaksanaan P3-TGAI di daerah masing-masing.

Sumpah Pemuda merupakan sebuah peristiwa dimana para pemuda Indonesia menyatakan tekad dan kehendak yang kuat untuk bersatu di tengah kenyataan keragaman untuk menghadirkan negara Indonesia.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Ario Bimo Nandito Ariotedjo dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepala Bapekom PU Wilayah I Medan, Ahmad Kholidi Nasution saat menjadi Inspektur Upacara kepada seluruh peserta upacara di Lapangan Kantor BBWS Sumatera II Medan, Senin (28/10).

“Nilai-nilai agung yang ditampilkan oleh generasi sumpah pemuda 1928 ini harus selalu didengung-dengungkan berkali-kali di setiap waktu untuk menguatkan kesadaran dan karakter bangsa Indonesia, dalam menghadapi pelbagai perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat, yang bisa menjadikan kekuatan bangsa terdegradasi hingga melemahkan daya kekuatan bangsa Indonesia untuk menjaga eksistensi kebangsaan Indonesia Secara Lestari,” kata Menteri Dito Ariotedjo.

Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga menuturkan, bulan Pemuda dan Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024 ini berbarengan dengan masa transisi pemerintah baru yang akan mengorkestrasi langkah bangsa Indonesia mewujudkan target-target Pembangunan jangka menengah sebagai landasan pencapaian target Pembangunan jangka panjang 2045, yaitu terwujudnya Indonesia 17 Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-96 Tahun 2024 Emas yang bercirikan kemajuan dan kesejahteraan yang semakin tinggi, serta kiprah bangsa Indonesia yang lebih kuat dalam kancah global.

“Momentum ini merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada agenda-agenda pengembangan kepemudaan sebagai bagian penting dalam Pembangunan Indonesia, baik dalam posisi pemuda sebagai subjek Pembangunan maupun sebagai objek Pembangunan,” ujar beliau.

Melansir dari buku Pedoman Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96, peringatan tahun ini mengusung tema “Maju Bersama Indonesia Raya”. Tema ini mengandung pesan bahwa untuk kejayaan Indonesia di masa depan yang berbudaya kemajuan harus dilakukan secara bersama-sama oleh segenap elemen bangsa hingga kondisi Indonesia menjadi bangsa yang memainkan peran besar dalam konteks kancah pergaulan Internasional.

Hari Sumpah Pemuda diawali dari Kongres Pemuda II yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPP) pada 27-28 Oktober 1928. Kongres tersebut bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia di kalangan pemuda Indonesia. Kongres tersebut dilaksanakan di tiga lokasi berbeda yaitu di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw. Setelah semua pembahasan ditetapkan, kongres ditutup dengan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman sekaligus mendeklarasikan rumusan hasil kongres yang disebut Sumpah Setia atau Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda menjadi salah satu tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Sumpah Pemuda berhasil membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan para pemuda Indonesia sehingga mengantarkan bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Dalam upacara yang digelar di Halaman Kantor BPPW Sumut ini, dilakukan pembacaan ikrar kesetiaan kepada Pancasila sebagai komitmen untuk menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Ikrar tersebut berbunyi:

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya: bahwa sejak diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia;

bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan Bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai Ideologi Negara;

bahwa dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, Bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;

maka di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di tahun 2024 ini, peringatan Hari Kesaktian Pancasila mengusung tema “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas”. Melansir dari laman RRI, tema ini mencerminkan komitmen bangsa Indonesia untuk bersatu dalam mencapai visi Indonesia Emas 2024, visi tentang Indonesia yang maju, adil, dan makmur.

Penandatangan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA, Indra Kurnia didampingi oleh PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA II, Dedek Hariansyah Lubis dan PPK Operasi dan Pemeliharaan III, I.E. Sulastri Sihotang.

Pelaksanaan P3-TGAI Tahap Kedua di Provinsi Sumatera Utara menjangkau 156 lokasi yang tersebar di 7 kabupaten, yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan, Karo, Langkat, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Simalungun, dan Tapanuli Utara.

Dalam apel tersebut, Pembina Apel yang bertindak adalah Kepala Satuan Kerja SNVT PJPA, Robby Indra Gartika. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan arahan Direktur Jenderal SDA terkait progres pekerjaan. “Kita sama-sama mohon kepada rekan-rekan di lapangan, para pengawas, penyedia, konsultan agar melakukan percepatan. Untuk itu marilah bersama-sama bahu membahu untuk dapat menyelesaikan target ataupun tugas kita yang ada di wilayah BWS Sumatera II Medan ini,” ujar beliau.

Selain itu, Pembina Apel juga mengingat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca di akhir tahun. “Terkait cuaca yang selalu terjadi di akhir tahun, sehingga petugas bendung, petugas pintu memegang tugas yang berat. Namun sekali lagi, ini bukan hanya tugas OP saja, harapannya kita semua dapat aware dan kepada seluruh pegawai yang tinggal tersebar di seluruh Kota Medan dapat menjadi informan pertama mengenai apapun yang terjadi di tempat tinggal saudara-saudara yang akan menjadi informasi yang berguna bagi Tim Satgas Bencana,” katanya.

Apel pagi yang rutin dilaksanakan ini untuk meningkatkan kedisiplinan, kebersamaan, dan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas sehari-hari.

Sidang dibuka oleh Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappelitbang Provinsi Sumatera Utara, Ikhsan Azhari mewakili Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara selaku Ketua TKPSDA.

Dalam sambutannya, beliau berharap para Anggota TKPSDA WS BUP dapat merumuskan permasalahan atau isu terkini yang kemudian akan dibahas melalui rapat komisi maupun sidang pleno.

Tenaga Ahli TKPSDA WS BUP, Makmur Ginting menjelaskan pada sidang ketiga ini, para Anggota TKPSDA membahas reviu tentang rekomendasi isu strategis dari tahun 2018 hingga 2023. “Isu strategis yang khusus kita bahas pada sidang ini tentang ketahanan pangan dan pengadaan air bersih,” jelas Tenaga Ahli Makmur.

Selain itu, beliau menambahkan isu ini menjadi penting karena berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian tentang proyeksi kebutuhan pangan beberapa tahun ke depan, Provinsi Sumatera Utara perlu mendapatkan perhatian.

“Rekomendasi-rekomendasi yang kita hasilkan diharapkan dapat perhatian dari dinas atau instansi yang terlibat dalam penanganannya. Khusus pada sidang ketiga ini, terdapat banyak rekomendasi yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan air minum,” tambahnya.

Sidang ketiga TKPSDA WS Tobasa diikuti sebanyak 17 anggota yang terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah.

Bendungan Lausimeme merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Bendungan tipe urugan batu dengan inti tegak 73,5 meter dari sungai, panjang puncak bendungan 205 meter dengan luas area genangan 125,84 hektar.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 21,07 juta m3 yang memiliki berbagai macam fungsi antara lain, menjadi infrastruktur pengendali banjir di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dengan mereduksi derasnya aliran air hulu Sungai Percut dan Sungai Deli saat musim penghujan sebesar 289 m3/detik dengan pintu early release.

Kemudian kehadiran Bendungan Lausimeme diproyeksikan dapat menyediakan air baku untuk Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang melalui Tirtanadi dan Tirta Deli sebesar 2.850 liter/detik. Selain itu juga menjadi Pembangkit Listrik Minihidro (PLTM) sebesar 1 MW.

Diharapkan setelah selesainya Bendungan Lausimeme juga dapat menjadi destinasi wisata baru yang dapat mendukung sektor pariwisata Provinsi Sumatera Utara dan meningkatakan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar Bendungan Lausimeme.

Progres konstruksi Bendungan Lausimeme saat ini sudah mencapai 94,86% dan siap untuk diresmikan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.

Sidang dibuka oleh Pengelola Sumber Daya Air Ahli Muda Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara, Jones Hendra M. Sirait mewakili Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara selaku Ketua Harian TKPSDA WS BNBB. “Melalui sidang ketiga ini, Anggota TKPSDA WS Tobasa diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi permasalahan yang terjadi pada WS Tobasa,” ucapnya.

Isu strategis yang menjadi fokus pembahasan dalam sidang ini yaitu isu ketahanan pangan yang dapat mendukung terwujudnya kedaulatan pangan pada WS Tobasa. Staf Ahli TKPSDA WS Tobasa, Tumpal Hasugian menjelaskan dalam mewujudkan kedaulatan pangan terlebih dahulu harus melihat potensi yang dimiliki WS Tobasa.

“Kita harus melihat potensi yang ada pada WS Tobasa seperti sumber air, kemudian potensi lahan, selanjutnya didukung oleh infrastruktur dan sarana dan prasarana pertanian. Selain itu kita juga harus melihat bagaimana jadwal penanaman serta mengetahui apa saja yang ditanam pada kawasan sekitar WS Tobasa,” jelas Staf Ahli Tumpal.

Selanjutnya, beliau menambahkan terwujudnya ketahanan pangan pada WS Tobasa juga bergantung pada kebijakan Pemerintah dalam mendukung potensi yang dimiliki oleh WS Tobasa.

“Jika berhasil maka dapat terwujud kedaulatan pangan sehingga kita tidak perlu lagi bergantung pada produk impor untuk kebutuhan sehari-hari. Semoga melalui hasil rekomendasi yang diberikan oleh Anggota TKPSDA WS Tobasa pada sidang ini dapat mewujudkan ketahanan pangan khususnya di WS Tobasa,” katanya.

Sidang ketiga TKPSDA WS Tobasa diikuti sebanyak 18 anggota yang terdiri dari unsur pemerintah dan non pemerintah.

Dalam amanatnya, Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha, Aron Hatuaon Marpaung menekankan sebagai Insan PUPR penting untuk menjaga disiplin waktu dalam menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari.

“Disiplin waktu merupakan wujud profesionalisme dan bentuk dedikasi dari seorang pegawai. Disiplin waktu tidak hanya tentang datang tepat waktu, namun juga dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab,” ucap Kasubag Aron.

Selain itu, beliau juga mengajak seluruh jajaran untuk meningkatkan kerja sama dalam melaksanakan tugas. Menurutnya, seluruh pegawai diharapkan untuk dapat saling mendukung dan memupuk rasa kebersamaan sehingga dapat mewujudkan kerja sama yang solid untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Apel pagi yang dilaksanakan secara berkala ini bertujuan untuk menjaga semangat dan motivasi kerja seluruh pegawai BWS Sumatera II Medan. Selain itu, kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi terkini terkait program dan kegiatan yang sedang berjalan.

Staf Ahli Sekretariat TKPSDA WS BNBB, Hendra Ritonga menyampaikan kunjungan lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi di lapangan secara langsung terkait isu pengendalian daya rusak air.

“Rombongan Anggota TKPSDA WS BNBB hari ini melakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung dampak bencana banjir yang melanda Kabupaten Mandailing Natal seperti apa saja kendala di lapangan dan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan melihat kondisi secara langsung, Anggota TKPSDA WS BNBB dapat menyusun langkah-langkah penanganan dampak banjir,” ucap Staf Ahli Hendra.

Kunjungan lapangan Anggota TKPSDA WS BNBB diawali dengan audiensi bersama Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Audiensi ini diterima langsung oleh Wakil Bupati Mandailing Natal, Atika Azmi Utammi Nasution. Menurutnya, Pemerintah Mandailing Natal berkomitmen dalam mendukung seluruh kegiatan TKPSDA WS BNBB.

“Kehadiran Anggota TKPSDA WS BNBB ini merupakan angin segar kepada Pemkab Madina untuk menuntaskan banjir musiman yang selalu terjadi saat musim penghujan tiba akibat luapan aliran Sungai Batang Natal dan Batang Batahan.

Wakil Bupati Atika menambahkan, Pemkab Madina berharap Anggota TKPSDA WS BNBB dapat mengurai permasalahan yang ada di Kabupaten Mandailing Natal. Sehingga wilayah sungai tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama untuk kebutuhan sehari-hari.

Selanjutnya, rombongan Anggota TKPSDA WS BNBB meninjau beberapa titik lokasi dampak bencana banjir di Kecamatan Natal yaitu Desa Kampung Sawah, Desa Patiluban Hilir dan Desa Bonda Kase.

Hasil peninjauan kemudian akan dibahas lebih lanjut pada sidang TKPSDA WS BNBB selanjutnya dengan menyusun rekomendasi yang akan diberikan kepada pemangku kebijakan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur SDA, Evie Amelia Harahap saat menyampaikan kata sambutan mewakili Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan pada kegiatan rapat koordinasi pemantauan pelaksanaan rencana pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Batang Natal Batang Batahan (WS BNBB) di Hotel Santika Premiere Padang, Kamis (29/08).

 “Pemantauan ini dilakukan untuk mengukur efisiensi pelaksanaan, penyelenggaraan dan penerapan RPSDA sekaligus untuk mendukung wadah TKPSDA dalam menjalankan tugasnya untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air yang telah terlaksana melalui kegiatan-kegiatan yang sudah diselenggarakan dari tahun 2020 hingga tahun 2024,” ucap Kepala Seksi Evie.

Kepala Seksi Evie menambahkan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kesenjangan antar perencanaan sumber daya air dalam pelaksanaannya yang telah dilakukan oleh lembaga/instansi di bidang sumber daya air dan bidang terkait pada tingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, maupun Daerah Kabupaten/Kota yang berada pada wilayah kerja WS BNBB.

Sementara, PPK Perencanaan dan Program, Joice Elida Manurung berharap melalui kegiatan yang diikuti sebanyak 31 instansi ini dapat menyusun laporan pemantauan dari pelaksanaan RPSDA WS BNBB dengan baik.

“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat mengumpulkan dokumen berupa Rencana Kerja tahun 2024 dan 2025, rencana strategis dan form inventarisasi yang akan digunakan untuk menyusun laporan pemantauan dari pelaksanaan RPSDA WS BNBB,” kata PPK Joice.

Teknik Pengairan Madya, Herbet Sihite menjelaskan bahwa proses tahapan dari penetapan PNBP BJPSDA salah satunya harus melalui sosialisasi karena telah diatur dalam Permen No. 08 Tahun 2014. “Hasil sosialisasi yang telah didapatkan nanti akan dibawa ke tim verifikasi dan begitulah langkahnya untuk menuju penetapan dari BJPSDA,” jelasnya.

Narasumber yang hadir pada konsultasi publik ini menyampaikan berbagai macam materi, mulai dari sosialisasi Permen PUPR No. 3 Tahun 2023, Permen PUPR No. 2 tahun 2024, pemantauan dan pengawasan pengguna SDA, kebijakan pemungutan dan penggunaan PNBP BJPSDA, tata cara perhitungan BJPSDA, dan kajian perhitungan tarif PNBP BJPSDA.

Herbet Sihite menjelaskan dengan hadirnya aturan PNBP BJPSDA dapat membantu pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air. “Dengan lahirnya Undang-Undang No. 17 tahun 2019 dan Undang-Undang No. 7 tahun 2008 dapat meringankan beban pemerintah dalam hal pengelolaan sumber daya air. Selain itu kepada pengusaha ataupun masyarakat yang menggunakan air dari sungai ataupun sumber air lainnya diharapkan dapat memberikan partisipasi dengan memberikan biaya jasa,” tuturnya.

Konsultasi publik tersebut menjadi bukti komitmen pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya air. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta kebijakan BPJSDA yang adil dan transparan, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat.

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI tahun ini sangat spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena dilaksanakan di dua tempat yakni Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Istana Merdeka Jakarta.

Hal tersebut dikatakan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam Pesan Kemerdekaan yang disampaikan oleh Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumut, Deva Kurniawan Rahmadi saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia kepada seluruh peserta upacara di Lapangan Preservasi BBPJN Sumut, Sabtu (17/08).

“Pembangunan IKN merupakan cerminan dari visi besar bangsa Indonesia untuk menciptakan pusat pemerintahan yang modern, berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi masa depan. IKN menjadi simbol dari tekad kita untuk merajut keberagaman dalam persatuan dan memastikan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air,” kata Menteri Basuki. 

Selain itu, Menteri PUPR meminta para insan PUPR untuk menanamkan karakter kuat, berani dan berjiwa seni. “Kuat karena kompeten, berani karena berintegritas, berjiwa seni karena membutuhkan inovasi dan improvisasi dalam bekerja. Fighting spirit atau jiwa petarung yang tidak mudah menyerah menghadapi tantangan di masa depan harus terus kita pupuk dan miliki,” ujar Menteri Basuki.

Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79 mengusung tema “Nusantara Baru Indonesia Maju”. Dilansir dari Pedoman Identitas Visual HUT Kemerdekaan RI, tema ini menggarisbawahi 3 momen transisi penting Indonesia, yaitu menyongsong Ibu Kota Baru, perpindahan tongkat estafet kepemimpinan presiden, dan Indonesia Emas 2045.

Berbagai macam permainan disajikan dalam perlombaan ini. Mulai dari lomba makan biskuit, lomba memasukkan paku ke dalam botol, hingga perlombaan yang menguji kreativitas dan kekompakan tim, seperti lomba joget balon, lomba memindahkan tepung, lomba mengeluarkan bola dalam keranjang, dan lomba memasak. Seluruh lomba dilaksanakan untuk mempererat tali silaturahmi antar pegawai serta menumbuhkan semangat kompetitif yang sehat.

Dengan diselenggarakannya perlombaan ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat kebangsaan serta membangun kekompakan dan kerja sama tim di kalangan pegawai BWS Sumatera II Medan.

Pertandingan catur yang diikuti sebanyak 13 peserta berlangsung dengan meriah dan penuh persaingan ketat. Para peserta tampak antusias dalam memikirkan setiap langkah pion yang diambil serta saling beradu strategi untuk meraih kemenangan dalam pertandingan tersebut.

Perwakilan Satker Balai Berhasil menjadi juara pertama, disusul perwakilan BBPJN Sumut pada juara kedua dan Perwakilan Satker PJSA meraih juara ketiga.

Kepala BWS Sumatera II Medan, Mohammad Firman secara langsung membuka kegiatan penanaman pohon ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan hari kemerdekaan harus diisi dengan berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai insan PUPR.

“Sebagai insan PUPR kita harus juga ikut melestarikan lingkungan dengan menanam pohon-pohon di infrastruktur SDA yang sudah kita bangun. Semoga dengan aksi penanaman pohon ini dapat menggugah semangat kita.” ujar Kabalai Firman.

Sebanyak 37 batang pohon ditanam di areal infrastruktur Medan Flood Control, pohon yang ditanam merupakan jenis pohon yang bernilai ekonomis yakni pohon rambutan, mangga dan durian.

Penanaman pohon ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian air dan sumber daya alam. Selain itu, aksi penanaman pohon dilakukan sebagai bentuk komitmen Kementerian PUPR dalam meningkatkan kualitas infrastruktur hijau, dimana infrastruktur tidak hanya menjadi objek fisik, namun dapat menjadi upaya konservasi sumber daya air serta mitigasi dampak perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan.

Perwakilan PMI Kota Medan, dr. Nola mengapresiasi kegiatan bakti sosial donor darah yang dilaksanakan oleh BWS Sumatera II Medan. “Diharapkan kegiatan bakti sosial seperti ini dapat dilakukan rutin, karena kebutuhan kantong darah di Kota Medan setiap bulan selalu meningkat. Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini dapat memenuhi stok kantong darah yang dibutuhkan,” ucapnya.

Kegiatan donor darah tersebut mendapat antusiasme yang tinggi, selain dari pegawai BWS Sumatera II Medan dan Ibu-ibu Paguyuban, kegiatan donor darah ini juga diikuti oleh pegawai BBPJN Sumut, BPPW Sumut, BP2P Sumatera II, BP2JK Sumut, Bapekom Wilayah I Medan, dan Dinas PUPR Sumut.

Kolaborasi antara BWS Sumatera II Medan dan PMI Kota Medan ini berhasil mengumpulkan 73 kantong darah dari berbagai golongan darah.

Penandatanganan tersebut dibuka oleh PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA II, Dedek Hariansyah Lubis. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pesan Kepala BWS Sumatera II Medan. “Mari jalankan pelaksanaan P3-TGAI tahun ini dengan sebaik-baiknya agar manfaat P3-TGAI ini dapat diterima langsung oleh masyarakat,” ucapnya.

Pelaksanaan P3-TGAI tahap pertama di Sumatera Utara menjangkau 19 lokasi yang tersebar di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun dan Tapanuli Utara.

Pertandingan gateball tersebut dibuka oleh Kepala  Balai Pengembangan Kompetensi (BAPEKOM) PUPR Wilayah I Medan, Ahmad Kholidi Nasution. Dalam sambutannya, beliau menekankan dalam kegiatan olahraga selain nilai sportivitas juga perlu menambah nilai kekeluargaan.

“Nilai yang disandang dalam olahraga adalah nilai sportivitas, tapi kita tambah dengan nilai kekeluargaan dan silaturahmi keluarga besar paguyuban balai Kementerian PUPR di Sumatera Utara,” ucapnya.

Kepala BWS Sumatera II Medan, Mohammad Firman turut hadir menyaksikan 2 wakil BWS Sumatera II Medan bertanding dalam pertandingan tersebut. Berlangsung kompetitif, para olahragawan gateball dari masing-masing Unor Kementerian PUPR menunjukkan semangat juang yang tinggi untuk merebut juara pertama. Meskipun harus puas dengan posisi ketiga setelah mengalahkan sesama wakil BWS Sumatera II Medan pada pertandingan perebutan juara ketiga, prestasi yang diraih ini patut diapresiasi.

Pertandingan yang berlangsung di Aula Pertemuan Lantai 4 ini mempertandingkan 3 kategori yaitu kategori tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran. Kepala BWS Sumatera II Medan, Mohammad Firman juga ikut unjuk kebolehan dalam bermain tenis meja.

Pertandingan tenis meja berlangsung meriah dan penuh semangat. Atmosfer pertandingan dengan riuh para pendukung dari masing-masing satuan kerja menambah semarak suasana pertandingan. Satker PJPA berhasil menjadi juara pertama dalam kategori tunggal putra, disusul Satker Balai pada juara kedua dan Struktural meraih juara ketiga.

Sementara pada kategori tunggal putri, Satker PJPA juga berhasil menempatkan wakilnya menduduki juara pertama, juara kedua diraih oleh Satker Bendungan, dan juara ketiga diraih oleh Satker PJSA.

Kemudian pada kategori ganda campuran Satker PJSA keluar sebagai juara pertama, disusul oleh Satker Bendungan sebagai juara kedua dan Satker Balai sebagai juara ketiga.

Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Gateball Kantor Operasi dan Pemeliharaan SDA I dibuka secara resmi oleh Kepala BWS Sumatera II Medan, Mohammad Firman. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan perlombaan yang digelar diharapkan dapat memperkokoh rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar pegawai.

“Semangat kemerdekaan ini harus kita isi dengan sebaik-baiknya. Menang kalah itu biasa, mari ciptakan rasa kekeluargaan sehingga kegiatan ini dapat memupuk kebersamaan kita dalam melaksanakan pekerjaan,” ucap Kabalai Firman.

Rangkaian Semarak Lomba Kemerdekaan diawali dengan pertandingan gateball yang mempertandingan antar Satuan Kerja di BWS Sumatera II Medan. Sebanyak 10 tim mengikuti pertandingan tersebut yang terdiri dari Tim Satker Balai, Tim Satker PJPA, Tim Satker PJSA, Tim Struktural, Tim Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA, Tim Ibu-Ibu Paguyuban A, Tim Ibu-Ibu Paguyuban B, Tim Ibu-Ibu Paguyuban C dan Tim Satpam dan Petugas Kebersihan.

Semangat kemerdekaan begitu terlihat dalam pertandingan gateball yang diselenggarakan. Tim Ibu-Ibu Paguyuban A berhasil keluar sebagai juara pertama. Tempat kedua diraih oleh tim Satker PJSA dan tempat ketiga diraih oleh tim Tim Ibu-Ibu Paguyuban C.

Olahraga gateball merupakan modifikasi permainan croquet yang menggunakan palu untuk memukul bola. Olahraga tersebut tidak mengenal batas tertentu sehingga tergolong sebagai barrier-free sport (olahraga tanpa batas). Olahraga gateball pertama kali dikenalkan di Jepang, seiring dengan perkembangan waktu, olahraga gateball menyebar ke berbagai negara salah satunya Indonesia.

Gateball menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam event internasional olahraga rekreasi yang diselenggarakan The Association for International Sport for All (TAFISA). TAFISA GAME diadakan setiap 4 tahun sekali dengan mempertandingkan sejumlah olahraga rekreasi seperti egrang, barongsai, dan gateball.

Selain gateball, dalam menyambut kemerdekaan RI BWS Sumatera II Medan menggelar pertandingan tenis meja, catur, kekompakan tim, dan esport. Kemudian, BWS Sumatera II Medan juga menyelenggarakan aksi donor darah dan penanaman pohon.

Apel pagi hari ini dipimpin oleh Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA, Indra Kurnia.  Dalam amanatnya, beliau mengajak pegawai BWS Sumatera II Medan untuk meningkatkan rasa ikhlas dalam bekerja.

“Tanpa ikhlas, pekerjaan kita akan terasa berat sekali. Tanpa ikhlas, kita tidak dapat semangat dalam bekerja. Namun dengan dasar ikhlas, kita tidak akan terbebani oleh seluruh pekerjaan kita. Jika kita sudah membentengi diri kita dengan kerja ikhlas, mudah-mudahan Bapak/Ibu mendapatkan keberkahan dan kesehatan,” kata Kasatker Indra

Kasatker Indra menambahkan untuk penting untuk menjaga disiplin dalam bekerja. “Disiplin itu sangat perlu, karena untuk mengatur diri kita untuk dapat teratur dalam bekerja sebab sesuatu yang diatur akan membuahkan hasil yang baik, indah dan harmonis,” ucap beliau.

Apel pagi yang rutin dilaksanakan sebagai bentuk kedisiplinan pegawai, selain itu untuk memelihara dan meningkatkan rasa nasionalisme.

Sosialisasi dibuka oleh Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha, Aron Hatuaon Marpaung. Dalam sambutannya, Kasubag Aron mengatakan sosialisasi ini merupakan suatu bentuk koordinasi antara aparat pemerintah penerima P3-TGAI di Kabupaten Tapanuli Utara, Simalungun, dan Deli Serdang.

“Kami berharap kepada seluruh peserta sosialisasi tingkat balai ini dapat mengikuti dan dapat mengimplementasikan hasil dari sosialisasi serta melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu, Kasubag Aron juga menyampaikan pesan Menteri PUPR kepada seluruh peserta sosialisasi. “Orang PU itu harus kuat, berani dan berjiwa seni. Kita bisa kuat kalau kompeten, kita bisa berani kalau kita berintegritas, dan berjiwa seni diperlukan karena harus berinovasi dan berimprovisasi dalam membuat keputusan.

Sementara, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan SDA, Novita Rahmadani menyampaikan latar belakang pelaksanaan P3-TGAI.

“P3-TGAI dilaksanakan berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo yang terdapat pada RPJMN 2020-2024 untuk mendongkrak lapangan kerja baru dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat dengan program perlindungan sosial dan program padat karya tunai,” jelasnya.

Sosialisasi tingkat balai ini dilakukan sebagai forum diskusi para P3A untuk meningkatkan perhatian petani pada rehabilitasi irigasi, dan peningkatan irigasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, melalui sosialisasi ini diharapkan perencanaan, implementasi serta pengelolaan P3-TGAI dapat bersinergi, sehingga pelaksanaan P3-TGAI tahap pertama dapat mencapai sasaran.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Pertemuan Lantai 4 Kantor BWS Sumatera II Medan ini untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi fasilitator dalam pelaksanaan program P3-TGAI di Sumatera Utara.

Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha, Aron Hatuaon Marpaung menjelaskan, pelaksanaan TOT dilakukan agar para KMB dan TPM dapat memahami peraturan dan perundang-undangan dalam teknis pelaksanaan P3-TGAI.

“Pelaksanaan TOT menjadi forum komunikasi dan koordinasi bagi tim pelaksana balai, tim KMB, dan tim TPM untuk membangkitan semangat dalam melaksanakan pekerjaan dan meningkatkan disiplin sebagai aparat pemerintah dalam melaksanakan tugas,” ucapnya saat membuka kegiatan TOT

Selain itu, Kasubag Aron juga berpesan agar para KMB dan TPM dapat saling bekerja sama dalam melakukan tugas di lapangan. “Saya harapkan Bapak/Ibu dapat saling bekerja sama, saling menjaga semangat juga kesehatan, sehingga output pelaksanaan P3-TGAI dapat tercapai,” ucapnya.

Kegiatan TOT ini mencakup berbagai materi, mulai dari gambaran lokasi, jenis kegiatan, tugas dan tanggung jawab hingga tahapan pelaksanaan P3-TGAI. Materi tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan SDA, Novita Rahmadani.

Para peserta TOT tampak antusias mengikuti setiap sesi materi yang disampaikan dan para peserta aktif bertanya dan berdiskusi.

P3-TGAI merupakan program rehabilitasi, peningkatan, atau pembangunan jaringan irigasi dengan berbasi peran serta masyarakat petani yang dilaksanakan secara mandiri oleh P3A, GP3A atau IP3A. Pada tahap pertama, pelaksanaan P3-TGAI di Sumatera Utara menjangkau 19 lokasi yang tersebar di 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun dan Tapanuli Utara.

Lewat kepengurusan baru, beliau berharap pengurus HATHI dapat mendorong pengembangan teknik keairan. Selain itu, juga dapat meningkatkan profesionalisme para ahli teknik keairan, serta dapat membina teknik keairan untuk kesejahteraan masyarakat.

“Diharapkan seluruh anggota HATHI dapat memberikan kontribusi, gagasan serta pemikiran baru dalam merancang dan melaksanakan pengelolaan sumber daya air dan tetap diharapkan akan sangat membantu mitigasi terhadap perubahan global seperti pertambahan penduduk, urbanisasi, perubahan tata guna lahan dan perubahan iklim yang terjadi saat ini,” ucapnya.

Selain itu, beliau juga mengajak pengurus dan anggota HATHI periode 2024-2027 untuk sama-sama mengelola sumber daya air untuk kemakmuran bersama.

HATHI merupakan organisasi profesi yang mewadahi para ahli teknik hidraulik di Indonesia yang dibentuk pada 20 Januari 1981. Hadirnya organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para ahli teknik hidraulik, serta berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Melalui organisasi ini, diharapkan dapat semakin memantapkan upaya dalam mengembangkan, memanfaatkan dan menyebarluaskan ilmu, khususnya di bidang teknik hidro melalui kegiatan pendidikan, training, seminar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan sistem yang lebih terpadu.