Indonesia SDA-net   

Pemerintah Butuh Data Akurat Untuk Tangani Masalah Penurunan Muka Tanah

SISDA Berita Umum 05 April 2017 19 kali Pemerintah Butuh Data Akurat Untuk Tangani Masalah Penurunan Muka Tanah

Penurunan muka tanah di wilayah Jakarta semakin memprihatinkan. Laju penurunannya yang berkisar antara 5-12 sentimeter per tahun di Jakarta dianggap sebagai ancaman serius terhadap ketahanan lingkungan di ibu kota. Banyak faktor yang menyebabkannya, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga aktivitas masyarakat.


Isu ini telah menjadi fokus dalam forum tingkat tinggi sebelumnya, yaitu pada tahun 2015 dan 2016. Hasilnya menyimpulkan bahwa penyebab utama dari penurunan muka tanah di Jakarta adalah pengambilan air tanah, konsolidasi yang mencakup beban kota, konsolidasi alami, serta perubahan bentuk tektonik. Dapat disimpulkan bahwa pengaturan pengambilan air tanah merupakan salah satu solusi untuk mengatasi penurunan muka tanah.


Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Indonesia menjalin kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengurangi dampak buruk dari penurunan permukaan tanah.


"Dari JICA, kami meminta bantuan untuk melakukan penyelidikan dan pemantauan agar kami dapat bertindak lebih cepat dalam menemukan penyebabnya dan menetapkan kebijakan yang tepat. Data yang kami miliki masih kurang, sedangkan kami memerlukan informasi yang cukup untuk merumuskan strategi spesifik dalam penanganan land subsidence di Jakarta," ungkap Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Imam Santoso, dalam konferensi yang membahas penurunan muka tanah bertajuk "Towards Acceleration of Countermeasures Against Land Subsidence" (5/4) di Jakarta.


Imam menjelaskan bahwa salah satu faktor yang paling signifikan dalam penurunan muka tanah di Jakarta adalah penggunaan air tanah yang berlebihan untuk kepentingan industri, perkantoran, dan rumah tangga. Selain itu, pertumbuhan pesat pembangunan di ibu kota juga memengaruhi kondisi tanah.


Di kesempatan yang sama, Chief Representative JICA untuk Indonesia, Naoki Ando, menyatakan bahwa permasalahan penurunan muka tanah di Jakarta memiliki kesamaan dengan yang terjadi di Tokyo, Osaka, dan Bangkok. Naoki menjelaskan bahwa langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menemukan titik-titik rawan lapisan tanah yang mengalami penurunan.


"Kami perlu mempercepat upaya mitigasi ini dengan mempelajari pengalaman dari Tokyo dan Bangkok, agar kami dapat segera menetapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi penurunan muka tanah di Jakarta," ujarnya.


Naoki menambahkan bahwa perlu dibuat kerangka kerja kerjasama di bawah program NCICD, dengan menjelaskan manfaat yang akan diperoleh Jakarta dari upaya mengurangi penurunan muka tanah. Langkah terakhir adalah melakukan tindakan terintegrasi secara efektif yang tidak hanya mengatur ekstraksi air tanah tetapi juga mengamankan efisiensi sumber daya air.


Konferensi ini bertujuan untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah efektif untuk mengatur pengambilan air tanah di Jakarta, termasuk klarifikasi daerah-daerah dengan penurunan tanah yang signifikan, identifikasi lapisan lempung dan akuifer yang menjadi penyebab penurunan muka tanah, dan fasilitasi pendaftaran sumur air tanah di Jakarta, baik yang legal maupun ilegal. Selain itu, diperlukan langkah-langkah untuk memperluas layanan air di kota, mengurangi tingkat kebocoran, dan menyimpan air untuk rumah tangga, kota, dan industri di daerah yang mengalami penurunan tanah yang signifikan. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi penurunan muka tanah dan memastikan ketersediaan air yang memadai untuk kebutuhan warga. (nan-kompuSDA)

HELPDESK
Admin BWSS 6: Halo, apabila Anda memiliki pertanyaan, silakan hubungi kami melalui chat WhatsApp ini. Terima kasih.
Chat