Program Padat Karya Tunai di Jaringan Irigasi Tersier Cileunya Optimalkan Fungsi Utama Bendungan Kuningan


Kategori : Berita SDA

10 November 2021, 13:00:00


Program Padat Karya Tunai di Jaringan Irigasi Tersier Cileunya, Jawa Barat

Foto : Program Padat Karya Tunai di Jaringan Irigasi Tersier Cileunya, Jawa Barat


Bendungan Kuningan di Jawa Barat telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2021 lalu. Namun, untuk meningkatkan fungsi utamanya yaitu mengairi daerah irigasi seluas 3.000 hektare yang terdiri dari Daerah Irigasi (DI) Cileuweung (Kabupaten Kuningan) 1000 hektar dan DI Jengkelok (Kabupaten Brebes) seluas 2.000 hektare, juga perlu dibangun saluran irigasi tersier salah satunya dilaksanakan di Desa Cileunya.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata, di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono.

Saluran irigasi tersier di Desa Cileunya dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, sepanjang 665 meter untuk meningkatkan suplai air irigasi lahan pertanian dari sebelumnya 15 hektare menjadi 46 hektare. Pelaksanaan pembangunannya berupa pemasangan batu kali dan jalan produksi yang dikerjakan melalui Program Padat Karya Tunai (PKT) dengan melibatkan partisipatif masyarakat setempat atau dikenal dengan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).

Dalam P3-TGAI ini, petani pekerja diberikan upah harian atau mingguan, sehingga dapat meningkatkan penghasilan petani atau penduduk desa terutama di antara musim tanam dan panen. Skema PKT ini juga memberikan manfaat mengurangi angka pengangguran akibat pandemi Covid-19 dengan capaian saat ini menyerap 930 Hari Orang Kerja (HOK) atau melebihi target 780 HOK.

Sementara, Program P3-TGAI yang dikerjakan BBWS Cimanuk Cisanggarung sebanyak 429 lokasi yang tersebar di Kabupaten Majalengka, Indramayu, Sumedang, Garut, Cirebon, dan Kuningan Provinsi Jawa Barat, serta Kabupaten Brebes di Jawa Tengah. Sebagaimana tercatat di data e-monitoring Kementerian PUPR pada pertengahan Agustus 2021, progres fisik seluruhnya mencapai 92,08% dengan menyerap 10.000 tenaga kerja atau setara 364.895 HOK.

Bendungan Kuningan sendiri memiliki luas 221 hektare dan volume tampung total sebesar 25,9 juta m3. Bendungan multifungsi ini berlokasi di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Di Kabupaten Kuningan, saluran irigasi tersier melalui program P3-TGAI dilaksanakan di 44 desa, termasuk di Desa Cileunya. 

Menteri Basuki menambahkan bahwa Ditjen SDA telah membangun banyak bendungan atau bendung di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19. (Ersytra)

 

Bagikan :