Cendana (Santalum album L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingkom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Santalales
Famili : Santalaceae R. Br.
Genus : Santalum L.
Spesies : Santalum album L.
(USDA, t.t.)
Status Konservasi IUCN
VU - Vulnerable
Deskripsi
Cendana (sandalwood) merupakan salah satu jenis tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, Indonesia, dan Australia (Arunkumar et al., 2019)). Di Indonesia, cendana tumbuh secara alami di Kepulauan Nusa Tenggara Timur. Habitat alami cendana berada pada tempat dengan ketinggian 600–1.500 m dpl dan menghasilkan kayu dengan mutu terbaik pada lokasi dengan ketinggian 600–900 m dpl (Riswan, 2001).
Pohon cendana dapat tumbuh tinggi mencapai 8–12 m dengan diameter 25–30 cm. Batang pohon cendana berbentuk silindris dengan kulit kayu berwarna abu-abu kecokelatan dan permukaan yang kasar. Daunnya termasuk golongan daun tunggal, duduk daun berseling, bertangkai pendek, berbentuk oval atau bundar dengan panjang 2–4 cm dan lebar 1,5–3 cm. Bunga cendana termasuk bunga majemuk malai dengan ukuran 4–6 cm, terletak di ketiak daun dan ujung daun serta berwarna putih atau merah muda (Prasetyaningtyas, 2007). Cendana berbunga dua kali dalam satu tahun, yaitu pada awal musim kemarau (Mei–September) dan musim hujan (November–Maret) dengan periode berbunga 4–5 bulan (Ratnaningrum & Indrioko, 2015). Cendana memiliki buah berupa biji yang berbentuk bulat dengan warna ungu kehitaman, berdaging tipis, dan diameter 1–2 cm. Buah cendana memiliki biji tunggal, di mana setiap buah berasal dari bakal buah yang mengandung satu bakal biji (Ratnaningrum et al., 2018). Pohon cendana merupakan tanaman semi parasit yang membutuhkan tanaman lain (inang) untuk mensuplai kebutuhan nutrisinya. Akar cendana memiliki asosiasi dengan akar tumbuhan inang yang kemudian akan membentuk bintil akar atau haustoria (Rahayu et al., 2002).
Cendana memiliki kayu teras dengan kandungan minyak atsiri di dalamnya. Kandungan minyak atsiri pada kayu cendana berkisar antara 2,5–6%, tergantung pada usia pohon, bagian pohon yang diambil, dan kondisi lingkungan (Arunkumar et al., 2019). Kandungan senyawa santalol pada kayu cendana menghasilkan wangi yang khas. Minyak hasil ekstraksi kayu cendana dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, aromaterapi, dan obat-obatan.
Pustaka
Arunkumar, A. N., Dhyani, A., & Joshi, G. (2019). Santalum album. The IUCN Red List of Threatened Species 2019: e.T31852A2807668. https://www.iucnredlist.org/species/31852/2807668. Diakses pada 30 Oktober 2025.
Prasetyaningtyas, M. (2007). Santalum album Linn. Seed Leaflet, (116).
Rahayu, S., Wawo, A. H., & Van Noordwijk, M., & Hairiah, K. (2002). Cendana: Deregulasi dan Strategi Pengembangannya. World Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor.
Ratnaningrum, Y. W. N. & Indrioko, S. (2015). Response of flowering and seed production of sandalwood (Santalum album Linn., Santalaceae) to climate changes. Proc Env Sci V: 665-675.
Ratnaningrum, Y. W. N., Indrioko, S., Faridah, E., Syahbudin, A. (2018). Population structures and season affected flowering, pollination and reproductive outputs of sandalwood in Gunung Sewu, Java, Indonesia. Nusantara Bioscience, 10(1), 12–26.
Riswan, S. (2001). Kajian botani, ekologi, dan penyebaran pohon cendana (Santalum album L.). Berita Biologi, Edisi Khusus : Cendana (Santalum album L.) Sumber Daya Daerah Otonomi Nusa Tenggara Timur 5(5).
United States Department of Agriculture (USDA), Natural Resources Conservation Service. (t.t.). Santalum album L. In The PLANTS Database. Diambil dari https://plants.usda.gov/plant-profile/SAAL16. Diakses pada 29 Oktober 2025.
















PUPR 
