Menyusul peristiwa banjir besar yang terjadi di Provinsi Bali pada tanggal 10 September lalu, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo mendorong percepatan normalisasi Waduk Muara Nusa Dua untuk mencegah bencana banjir berulang melanda Provinsi Bali.
Menteri Dody menjelaskan bahwa banjir yang melanda Bali disebabkan oleh faktor alam seperti curah hujan tinggi dan air pasang laut yang menghambat aliran sungai, dan diperparah oleh tingginya sedimentasi dan penumpukan sampah di Waduk Muara Nusa Dua. "Waduk ini ketinggian airnya sudah sangat tinggi yang menunjukkan sedimentasinya sudah sangat tinggi, jadi harus segera dikeruk," tegas Menteri Dody saat meninjau langsung kondisi waduk pada Sabtu (20/9).
Proses pengerukan sedimen di Waduk Muara Nusa Dua diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu tahun, mengingat volume sedimen yang mencapai ratusan ribu kubik. Tantangan utama dalam proses ini adalah penentuan lokasi pembuangan sedimen. Menteri Dody mengungkapkan bahwa Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali akan segera berdiskusi intensif dengan pemerintah daerah setempat, termasuk Gubernur dan Bupati, untuk mencari solusi terbaik.
"Kita harus diskusi dengan Gubernur dan Bupati setempat dulu mau dibuang kemana sedimennya agar tidak mengusik lingkungan. Proses pengerukan bisa sampai sekitar satu tahun karena sedimennya bisa mencapai ratusan ribu kubik dan tidak mungkin kita buang semua ke TPA Suwung," kata Menteri Dody menyoroti pentingnya pendekatan yang ramah lingkungan.
Selain sedimentasi, Menteri Dody juga menyoroti masalah penumpukan sampah yang menjadi salah satu pemicu utama banjir. Sampah yang menggunung di waduk, menghambat aliran air dan memperparah dampak banjir. Kementerian PU, melalui BWS Bali Penida telah berupaya maksimal dengan menyaring hingga 60 ton sampah per hari dari Waduk Muara Nusa Dua. Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif masyarakat.
Oleh karena itu, Menteri Dody menekankan urgensi penanganan masalah sampah secara komprehensif dan berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah strategis dan edukasi berkelanjutan agar masyarakat dapat menjaga kebersihan sungai.
"Bisa dilihat di sini ada tumpukan sampah yang menjadi salah satu penyebab banjir kemarin, selain hujan lebat dan air pasang pada saat yang sama. Sampah ini masalah besar yang menghambat aliran sungai dan harus segera diatasi," pungkasnya.
Inisiatif percepatan normalisasi Waduk Muara Nusa Dua ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek untuk mencegah banjir, tetapi juga langkah awal menuju pengelolaan lingkungan dan sumber daya air yang lebih baik dan berkelanjutan di Provinsi Bali. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan dalam mitigasi bencana ini.
BeritaTerkini
24-10-2025
24-10-2025
23-10-2025
23-10-2025
© Copyrights 2025. Balai Wilayah Sungai Bali Penida.