Kementerian Pekerjaan Umum terus memperkuat layanan irigasi untuk menunjang peningkatan hasil pertanian sekaligus mendukung target swasembada pangan yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita. Salah satu wujud nyata langkah tersebut adalah rehabilitasi jaringan irigasi Akedaga dan Opiyang di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, dengan total panjang 5,7 kilometer (km).
Menteri PU Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa dengan adanya perbaikan saluran irigasi ini, aliran air ke lahan persawahan dapat lebih terjamin. Dengan demikian, diharapkan produksi padi di wilayah tersebut bisa meningkat secara signifikan.
"Kementerian PU memastikan air yang ada di bendungan, bendung dan sungai bisa mengalir ke sawah-sawah terjauh. Kami melakukan rehabilitasi daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota karena sudah ada Inpres Irigasi No 2 Tahun 2025 yang memungkinkan kami mengerjakan irigasi kewenangan non Pemerintah Pusat," Jelas Menteri Dody dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Maluku Utara, 28 Agustus 2025,” ujar Menteri Dody dalam kunjungannya ke Maluku Utara pada 28 Agustus 2025.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Akedaga di DI Akedaga–Tutiling–Meja dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara telah dilaksanakan sejak Maret 2025 meliputi perbaikan bangunan bagi, bangunan sadap, serta saluran sekunder sepanjang 1,4 km. Optimalisasi DI Akedaga ini dirancang berbasis sistem teknis dengan sumber air dari Bendung Akedaga yang memanfaatkan aliran Sungai Dodoga.
Sedangkan pada Jaringan Irigasi Opiyang DI Opiyang–Mancalele, kegiatan rehabilitasi mencakup pembangunan kantong lumpur, perbaikan bangunan sadap, serta pembenahan saluran primer dan sekunder sepanjang 4,3 km. Hingga kini, kemajuan kedua proyek rehabilitasi Jaringan Irigasi Akedaga dan Opiyang sudah mencapai 70% dan ditargetkan selesai pada Desember 2025.
Kepala BWS Maluku Utara, M. Saleh Talib, menuturkan bahwa selama proses konstruksi, distribusi air ke lahan petani tetap berjalan dengan memanfaatkan saluran pengelak serta sistem pompanisasi. Menurutnya, rehabilitasi jaringan diperlukan agar fungsi irigasi dapat terus optimal.
"Diharapkan dengan ketersediaan air yang cukup, produktivitas pertanian tanam padi dapat meningkat dan mampu mewujudkan swasembada pangan" kata M. Saleh Talib,” jelas Saleh.
Hal senada juga disampaikan Sutarno, Kepala Desa Toboino sekaligus petani setempat. Ia menuturkan bahwa keberadaan DI Akedaga membantu mencukupi kebutuhan air pertanian sekaligus mencegah terjadinya perebutan air antarpelaku tani. "Untuk ketersediaan air, kami cukup. Dalam sekali panen kami bisa menghasilkan 3 ton per hektare." ungkapnya.
Supandi, petani asal Desa Sidomulyo yang menggarap lahan di DI Akedaga, juga mengaku terbantu dengan rehabilitasi tersebut. Menurutnya, ketersediaan air yang stabil membuat tanaman padi tumbuh lebih baik.
BeritaTerkini
24-10-2025
24-10-2025
23-10-2025
23-10-2025
© Copyrights 2025. Balai Wilayah Sungai Bali Penida.