Berita

Beranda / Berita / Menjaga Kelestarian Sungai dengan Penguatan Kemitraan Pemerintah Masyarakat dan Komunitas

Menjaga Kelestarian Sungai dengan Penguatan Kemitraan Pemerintah Masyarakat dan Komunitas

  • Selasa, 26 Okt 2021 06:51 WITA
  • 376 Kali dilihat
  • Berita Balai
Menjaga Kelestarian Sungai dengan Penguatan Kemitraan Pemerintah Masyarakat dan Komunitas keterangan foto

KENDARI - Jumat (22/10) Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari melalui satuan kerja Operasi dan Pemeliharaan (OP) sumber daya air melaksanakan kegiatan penguatan kemitraan dalam rangka menjaga dan melestarikan sumber daya air serta memperkuat kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat untuk menjaga siklus hidrologi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga keandalan sumber air dapat terjaga.

Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, jumat (22/10) sampai dengan Minggu (24/10) bertempat di Swissbel Hotel Kendari, dengan tetap mematuhi protokol pencegahan penyebaran COVID-19. Para peserta diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk ke ruangan, serta selalu memakai masker dan menjaga jarak selama kegiatan berlangsung.

Diawali dengan pembekalan materi mengenai kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sungai, pencemaran dan pemanfaatan sungai serta pemberdayaan masyarakat dalam melestarikan sumber daya air dan menjaga fungsi sungai pada hari pertama dan kedua, kegiatan ditutup dengan aksi bersih-bersih Sungai Wanggu yang diikuti oleh seluruh pegawai BWS Sulawesi IV Kendari dan Komunitas Peduli Sungai (KPS) Sulawesi Tenggara pada hari terakhir.

Mewakili Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Muh. Hatta, S.Kom selaku Kasubbag Umum dan Tata Usaha BWS Sulawesi IV Kendari dalam sambutannya menjelaskan terkait permasalahan sungai yang meliputi 3T problems yaitu too much (menimbulkan banjir bandang, erosi dan tanah longsor), too little (menimbulkan kekeringan) dan too dirty (menimbulkan pencemaran air oleh bahan kimia dan sedimentasi).

Salah satu permasalahan Too Much saat ini ialah frekuensi kejadian banjir di Indonesia yang cenderung meningkat. Banjir menjadi permasalahan serius yang penyebabnya disadari bukan hanya karena curah hujan yang tinggi, namun juga sebagai implikasi atau dampak dari aktivitas manusia di ruang sungai. Perubahan tata guna lahan di daerah hulu, menyebabkan berubahnya koefisien run off dan peningkatan debit air serta aliran air yang lebih cepat ke daerah hilir., sehingga mengakibatkan terjadinya erosi permukaan, sedimentasi pada dasar sungai dan memperkecil kapasitas tampung sungai yang berakhir pada permasalahan banjir pada musim penghujan, dan kekeringan pada musim kemarau (permasalahan Too Little) akibat sedikitnya cadangan air yang disimpan saat musim penghujan dan seterusnya menambah daftar DAS kritis di Indonesia.

Beliau melanjutkan, permasalahan sungai lainnya adalah Too Dirty. Adanya pencemaran air sungai, baik oleh limbah rumah tangga hunian-hunian yang tinggal di bantaran sungai, maupun oleh limbah industri yang tidak diolah sebelum dibuang ke sungai. Kejadian ini tidak hanya disebabkan oleh perilaku masyarakat yang minim pengetahuan, tapi juga masih belum optimalnya penegakan hukum terkait pencemaran air dan sumber-sumber air.

Menutup sambutannya, Kasubbag Umum dan Tata Usaha BWS Sulawesi IV Kendari berharap dengan adanya keterlibatan masyarakat, perguruan tinggi, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah (Pemda) dalam setiap aksi diharapkan dapat membentuk pemahaman dan kesadaran masyarakat bahwa mereka tidak hanya memiliki hak sebagai pengguna air, tetapi juga turut andil dan bertanggung jawab serta wajib memberikan kontribusi dalam memelihara alam dan lingkungan yang menjadi sumber air.

#KemenPUPR
#SigapMembangunNegeri
#DitjenSDA

Galeri Foto :