Di jantung Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berdiri sebuah mahakarya infrastruktur yang menjadi penopang harapan ribuan masyarakat—Bendungan Tugu. Diresmikan pada tahun 2022 oleh Presiden Republik Indonesia, bendungan ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol dari komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan, air, dan energi di wilayah selatan Jawa yang selama ini kurang terjamah oleh pembangunan besar.

Lokasi dan Strategi Pembangunan

Bendungan Tugu terletak di Desa Nglebo, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Lokasinya yang berada di wilayah perbukitan menjadikannya ideal sebagai wadah penampung air dari daerah tangkapan hujan yang luas. Pembangunan bendungan ini menjadi bagian dari Program Strategis Nasional (PSN), dengan tujuan utama mendukung ketahanan air nasional sekaligus menanggulangi kekeringan dan banjir yang kerap melanda kawasan Trenggalek dan sekitarnya.

Dibangun sejak tahun 2014 dan rampung pada akhir 2021, proyek ini menghabiskan anggaran sekitar Rp1,69 triliun. Meski sempat mengalami kendala teknis dan sosial, pembangunan tetap dilanjutkan dengan pendekatan partisipatif dan kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat setempat.

Spesifikasi Teknis Bendungan

Bendungan Tugu memiliki kapasitas tampung sebesar 12 juta meter kubik, dengan luas genangan mencapai 41,8 hektare. Konstruksi bendungan menggunakan tipe urugan batu zonal inti tegak (zoned rockfill dam), yang dirancang tahan gempa dan mampu bertahan dalam jangka waktu panjang. Tinggi bendungan mencapai 72 meter dengan panjang puncak sekitar 253 meter.

Keunggulan lainnya adalah sistem pengelolaan air yang modern, termasuk pintu intake otomatis dan saluran pelimpah (spillway) dengan kapasitas debit puncak mencapai ribuan liter per detik. Bendungan ini dirancang tidak hanya sebagai penampung air, tetapi juga memiliki fungsi multifungsi untuk irigasi, penyediaan air baku, pengendalian banjir, dan bahkan potensi pengembangan energi mikrohidro di masa depan.

Manfaat Sosial dan Ekonomi

Bendungan Tugu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Salah satu manfaat utamanya adalah mendukung sistem irigasi seluas 1.250 hektare lahan pertanian, yang sebelumnya hanya mengandalkan tadah hujan. Dengan adanya suplai air yang stabil, produktivitas pertanian meningkat signifikan, sekaligus membantu petani keluar dari ketergantungan musim.

Selain itu, bendungan ini juga memasok air baku sebesar 12 liter per detik, yang dialirkan ke kawasan permukiman di Kecamatan Tugu dan sekitarnya. Hal ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan air bersih, terutama saat musim kemarau panjang.

Dari sisi mitigasi bencana, Bendungan Tugu mampu meredam potensi banjir tahunan yang sebelumnya kerap merusak infrastruktur dan lahan pertanian warga. Kini, aliran Sungai Ngasinan yang menjadi salah satu hulu Bengawan Solo dapat dikendalikan lebih baik.

Tak hanya aspek utilitas, bendungan ini juga menjadi daya tarik wisata baru. Keindahan alam sekitar bendungan, ditambah dengan suasana yang sejuk dan asri, menjadikannya destinasi favorit bagi warga lokal maupun wisatawan dari luar daerah. Potensi ekonomi kreatif di sekitar bendungan pun tumbuh, seperti kuliner lokal, penyewaan perahu, dan homestay yang dikelola masyarakat.

Tantangan dan Harapan

Meski manfaatnya sangat besar, pengelolaan Bendungan Tugu tetap menghadapi tantangan. Mulai dari sedimentasi, pengelolaan kawasan tangkapan air, hingga perlunya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat agar menjaga kelestarian lingkungan sekitar bendungan.

Namun di balik tantangan itu, tersimpan harapan besar. Bendungan Tugu adalah investasi jangka panjang bagi generasi mendatang. Ia menjadi simbol bahwa dengan perencanaan yang matang, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen berkelanjutan, pembangunan infrastruktur bisa membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Penutup

Bendungan Tugu bukan hanya bangunan beton yang membendung aliran air. Ia adalah penampung harapan, penggerak ekonomi, pelindung dari bencana, dan bukti bahwa pemerataan pembangunan di Indonesia bukanlah utopia. Ia adalah representasi nyata dari kemajuan yang berpihak pada rakyat. Di balik tenangnya permukaan air bendungan itu, mengalir semangat pembangunan yang terus bergerak ke depan.