Berita


Penanaman 460 Pohon di Bendungan Karian Menutup Puncak HAD Ke-30

Peringatan HAD tiap tahunnya digelar pada 22 Maret, menjadi ajang untuk memotivasi serta pengingat bagi publik akan pentingnya pengelolaan air tanah, yang tak terlihat tapi bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Tahun ini secara global mengusung tema Groundwater: Making the Invisible, Visible. Berdasarkan tema tersebut, Kementerian PUPR mengadopsinya dengan tema 'MANTAB - Melestarikan Air Tanah Agar Berkesinambungan,'.

Kementerian PUPR bersama Balai Besar Wilayah Sungai dari 34 provinsi di Indonesia menutup rangkaian kegiatan Hari Air Dunia ke-30 serentak secara hybird, yang berpusat di Bendungan Randugunting, Blora, Jawa Tengah pada Rabu (30/03). Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) sendiri melangsungkan puncak HAD melalui kegiatan penghijauan di lokasi Proyek Bendungan Karian, Kabupaten Lebak, Banten. Acara tersebut turut dihadiri oleh berbagai pihak mulai dari unsur pemerintah, BUMN, NGO, IPPU, Civitas Akademika, serta Pegawai BBWSC3 dan Unor lainnya di lingkungan Kementerian PUPR wilayah Banten.

Sebanyak 460 tanaman buah-buahan produktif telah ditanam dalam puncak HAD ke-30, serta ada 4600 Bambu Petung, 200 pohon Aren, 40 Pohon Jeruk, 40 Pohon Durian 40, 90 Pohon Rambutan, 40 Pohon Sirsak, 40 Pohon Nangka, 50 Pohon Mangga, 50 Pohon Jengkol, 50 Pohon Matoa, dan 50 Pohon Petai dengan total keseluruhan mencapai 5.260 bibit pohon yang akan ditanam secara bertahap di kawasan Sabuk Hijau (Green Belt), kawasan Bendungan Karian yang sedang dalam proses pembangunan. Kepala BBWSC3 I Ketut Jayada yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, pemilihan tanaman buah-buahan itu sendiri berkaitan dengan lokasi puncak HAD yang berlangsung di Kabupaten Lebak, yang dikenal sebagai daerah penghasil buah-buahan.

"Kita mendukung ikon daerah setempat untuk bisa kita wujudkan itu menjadi kebun buah dengan tanah yang subur, kemudian ada kebun segala macam itu merupakan daya tarik tersendiri," ungkap Kabalai I Ketut Jayada S.T.
Hal itu juga sejalan dengan Visi dan Misi Kabupaten Lebak, yang menginginkan wilayahnya memiliki wisata unggulan dan pembangunan berwawasan lingkungan sebagaimana disampaikan Asda 1 Kabupaten Lebak Alkadri, yang hadir mewakili Bupati Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya, S.E., M.M.
"Kami bersyukur acara Hari Air Dunia ini diadakan di Bendungan Karian, yang mana tadi kedepan selain menjadi penampung air, pencegah banjir, juga bisa menjadi destinasi wisata sebagaimana visi Bupati, Lebak dapat menjadi wisata unggulan untuk nasional berbasis potensi lokal," tutur Alkadri.
Lebih lanjut, I Ketut Jayada dengan tegas mengatakan, bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar seremonial semata melainkan sebagai bentuk sinergitas bersama pemerintah daerah untuk mengkampanyekan kepada masyarakat bagaimana melestarikan sumber air.
"Air tanah itu selama ini kita memanfaatkannya, tidak pernah memikirkannya karena berbahaya sekali apabila pengambilan air tanah yang berlebihan," ujar Kepala Balai Besar Wilayah Sungai C3. "Karena itu kita mengkampanyekan sekarang bagaimana membuat masyarakat itu sadar bahwa penggunaan air tanah itu penting, tetapi melestarikannya itu juga penting," sambungnya.
Penanaman pohon di Kawasan Bendungan Karian juga sebagai upaya untuk memberikan kesempatan air agar tertahan kemudian meresap ke dalam tanah, yang nantinya akan dipanen di kawasan hilir. Kepala BBWSC3 pun menekankan kepada publik untuk bersama-sama melestarikan sumber air demi kelestarian air tanah.

Sebelumnya rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HAD ke-30 telah digelar sejak 15 Maret, di mana dilakukan kampanye publik, bersih-bersih, dan penanaman pohon sebanyak 100 bibit tanaman yang terdiri dari pohon Manga, Jengkol, Matoa dan Rambutan, bersama Komunitas Peduli Sungai (KPS) di Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang. Berlanjut pada (17/03), kegiatan penghijauan dilakukan di Kawasan Bendung Karet Cibanten dengan menanam 80 bibit pohon Mangga dalam Acara Susur Sungai Cibanten.

BBWSC3 juga berkolaborasi dengan HATHI cabang Banten, serta dua perguruan tinggi di Banten yakni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) dan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten (UIN SMH). Kolaborasi bersama UIN SMH diimplementasikan melalui kegiatan seminar dengan topik “Memantabkan Pemberdayaan Komunitas dan Masyarakat untuk Konservasi Air Tanah” pada (21/03).

Pada pekan ke-4 tepatnya (24/03), BBWSC3 kolaborasi melakukan penghijauan dengan menanam 50 bibit Mangga dan Rambutan, serta penanaman 100 biopori di kawasan Kampus UNTIRTA. Serta melangsungkan kegiatan Webinar dengan tema “Problematika Eksploitasi dan Konservasi Air Tanah Wilayah Pesisir Banten” atas kolaborasi BBWSC3 dengan HATHI cabang Banten dan UNTIRTA pada (28/03).

Lebih lanjut, Menteri PUPR M. Basuki Hadimuljono dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengatakan HAD ke-30 merupakan momentum untuk mengajak generasi milenial turut berperan aktif menjaga air tanah, serta mengapresiasi seluruh panitia penyelenggara HAD ke-30.

Dalam kesempatan tersebut, beliau turut menyampaikan bahwa Indonesia terpilih menjadi tuan ruamah World Water Forum ke-10 pada Tahun 2024 mendatang dengan tema "Water for Shared Prosperity” yang diselenggarakan di Bali.

“Untuk menjawab tantangan dan potensi global yang diakibatkan oleh peningkatan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Untuk itu kita perlu secara serius bekerja mempersiapkannya,” ungkapnya. “Jaga Air Tanah Selamatkan Bumi,” sambungnya.

Share this Post