Sindang Heula “mampir sebentar” Melihat Bendungan Kebanggaan Pertama di Banten
Sindang Heula yang berarti dalam padanan Bahasa Sunda adalah ungkapan ajakan untuk “mampir sebentar” untuk sekedar melihat-lihat, menengok, bahkan lebih dari itu mengagumi, mengapresiasi sampai dengan mempelajari dari apa yang sebelumnya hanya sekedar keinginan untuk melihat sebentar tadi. Berawal dari Study on Cidanau Cibanten Water Resources Development Project oleh Japan International Corporation Agency (JICA) tahun 1992 mengidentifikasi potensi dibangunnya bendungan dengan nama Bendungan Cibanten di Sungai Cibanten, kemudian di tahun 2005 dilakukan Studi Kelayakan dengan perubahan nama menjadi Bendungan Gelam oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten. Pada tahun 2008 dengan nama Bendungan Gelam berubah menjadi Bendungan Sindang Heula dengan tinggi bendungan 37 meter, volume tampungan total 14 juta meter kubik, volume tampungan efektif sebesar 9 juta meter kubik dengan luas areal genangan sekitar 150 hektar, estimasi biaya konstruksi pada saat itu sebesar kurang lebih 220 Milyar Rupiah. Perubahan nama terakhir ini disebabkan oleh penyesuaian nama bendungan dengan lokasi tapak tubuh bendungan yang terletak pada Desa Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Lokasi bendungan ini berjarak kurang lebih 15 km dari alun-alun Kota Serang sedangkan jika ditempuh dari Kota Jakarta kurang lebih 95 km dengan perkiraan waktu tempuh 1,5 jam. Studi dan kajian terus dilakukan sampai akhirnya disetujui sertifikasi desain pada tahun 2012 dan Bendungan Sindang Heula mulai diprogramkan untuk dibangun mulai tahun 2015 – 2018 selama 3 (tiga) tahun dengan sumber pendanaan APBN.
Pembangunan Bendungan Sindang Heula merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Banten yang menjadi bagian dalam berkontribusi terhadap pencapaian target nasional dalam menaikkan kapasitas tampungan air dari 12,6 miliar meter kubik menjadi 19,1 milyar meter kubik atau menambah tampungan sebesar 6,5 miliar meter kubik.
Bendungan ini diharapkan dapat memberikan penyediaan kebutuhan air irigasi untuk daerah irigasi Cibanten dengan luas kurang lebih 1000 Ha sebesar 0,80 meter kubik/detik sehingga aktivitas musim tanam dapat terpenuhi sepanjang tahun dengan target capaian indeks pertanaman (IP) hingga 300% melalui 3 kali musim tanam, bendungan ini juga menjadi infrastruktur pengendalian banjir daerah hilir Kabupaten dan Kota Serang dengan kapasitas tampung banjir sebesar 1,5 juta meter kubik atau setara dengan 50 meter kubik/detik, serta penyediaan sarana rekreasi dan destinasi wisata air serta memiliki potensi pembangkitan energi listrik dari sebesar 0,40 megawatt.
Tepat tanggal 4 Maret 2021 (4/3/21) Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo melakukan peresmian Bendungan Sindangan Heula yang merupakan Infrastruktur Bendungan Kebanggaan Pertama di Banten yang dibangun oleh Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Banten, dalam pesannya beliau menitikberatkan kepada jajaran Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat agar turut menjaga dan memanfaatkan Bendungan Sindang Heula untuk kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan penyelesaian pembangunan Bendungan Sindang Heula tidak terlepas dari 5 (strategi) pencapaian untuk bisa menangani berbagai permasalahan yang bersifat teknis maupun non-teknis (sosial). Kelima strategi tersebut adalah:
- program/programming, program kerja harus tersistemkan dengan baik dan fokus terhadap apa yang menjadi output dan outcome;
- decision making atau pengambilan keputusan yang cepat dan berani mengambil resiko adalah kondisi mental yang harus diambil oleh seluruh pelaksana proyek;
- kerja sama (team work) dengan berbagai pihak dan elemen pelaksana, serta dengan dibarengi semangat kerja seperti irama Rock And Roll seperti yang Pak Menteri PUPR selalu memberikan semangat;
- Pengawasan yang berjenjang dan berkelanjutan mulai dari tingkat operasional lapangan sampai dengan tingkat manajerial serta dari lembaga/badan pengawasan lainnya;
- Keamanan Bangunan atau Infrastruktur yaitu untuk memastikan dan menjamin infrastruktur yang direncanakan, dibangun, dioperasikan serta dipelihara telah sesuai dengan standar, dalam hal pembangunan Bendungan tentunya peran Komisi Keamanan Bendungan Besar harus hadir sebagai Quality Control dari standar-standar keamanan bendungan yang harus dipenuhi.
Ada tanggung jawab besar yang menanti setelah sebuah infrastruktur Sumber Daya Air selesai dibangun, tanggung jawab itu adalah untuk menjaga keberlangsungan dari kemanfaatan infrastruktur Bendungan Sindang Heula, agar kemanfaatan yang dirasakan masyarakat juga dapat tetap terjaga, ada resep OPOR ala Pak Menteri PUPR yaitu; OPTIMALISASI yakni segera manfaatkan keberadaan Bendungan Sindang Heula untuk kesejahteraan masyarakat; PEMELIHARAAN yakni mengutamakan pemeliharaan Infrastuktur Bendungan Sindang Heula untuk menjaga umur teknis Bendungan; OPERASIONAL yakni seluruh keberfungsian Bendungan Sindang Heula harus dapat beroperasi; REHABILITASI yakni mengutamakan program rehabilitasi apabila mulai terdapat kerusakan-kerusakan pada infrastruktur Bendungan Sindang Heula yang telah terbangun, disamping itu penguatan mental sebagai insan PUPR yang diberikan tugas oleh undang-undang sebagai ujung tombak pelaksana infrastruktur di Indonesia, harus menjadi bagian yang dapat mempengaruhi masyarakat luas untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan atas prestasi dan kerja keras anak negeri dalam membangun kemandirian infrastruktur, karena infrastruktur itu mempersatukan, infrastruktur itu memberikan kebanggaan, infrastruktur itu menumbuhkan nasionalisme, infrastruktur itu menunjukkan jatidiri bangsa, untuk Indonesia Maju serta Indonesia Bertumbuh.