Tujuh Bidang Lahan Belum Dibebaskan
08 Oktober 2016
Foto : Tujuh Bidang Lahan Belum Dibebaskan
SEMARANG -Meskipun pekerjaan fisik Kali Tenggang dan Sringin segera dilakukan, masih ada lahan yang belum dibebaskan. Di Kali Tenggang, ada tujuh bidang tanah seluas 14.928 meter persegi yang belum dibebaskan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai-Pantai II Bidang Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Riyadi menjelaskan pekerjaan fisik tetap akan dilaksanakan pada 2017. Pihaknya akan memberikan surat kepada Pemkot, untuk mengerjakan titik yang bisa digarap. ??Dalam melakukan pekerjaan fisik, Pemkot Semarang juga akan melakukan pembebasan lahan,?? katanya, Jumat (7/10).
Riyadi menjelaskan, anggaran paket I Kali Sringin sebesar Rp. 214 miliar. Untuk paket II Kali Tenggang, dialokasikan Rp 273 miliar, ditambah supervisi kedua sungai tersebut, sekitar Rp 15 miliar. ??Paket III yakni pekerjaan pembangunan tanggul pantai dan membuat kolam retensi. Saat ini masih dalam tahap desain. Program itu masih lama, karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Anggaran semuanya dari pemerintah pusat,?? tambah Kepala BBWS Pemali Juana, Ni Made Sumiarsih.
Belum Sepakat
Terpisah, Kasi Monitoring dan Evaluasi Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang, Suryanto Edi menerangkan, tujuh bidang lahan di Kali Tenggang yang belum dibebaskan karena pemilik yang belum sepakat soal harga. ?Enam lahan itu berada di Kelurahan Terboyo, sementara sisanya di Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari,? kata dia.
Sementara itu, dari pantauaan Suara Merdeka, Jumat (7/10) siang, talut di sepanjang Kali Tenggang di Kampung Tenggang, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, rusak dan sebagian ambrol. Aliran sungai makin mengecil karena tidak jauh dari jembatan kampung, diurug untuk jalan kampung.
Warga meminta upaya normalisasi dan pelebaran Kali Tenggang dapat segera dilakukan. Sudah puluhan tahun mereka hidup di lingkungan rawan banjir dan rob. Salah satu warga Kampung Tenggang RT 05 / RW07, Eko Subroto, menuturkan banjir dan rob, dalam beberapa bulan terakhir ini semakin parah. Setiap hujan deras, Kali Tenggang selalu meluap. Banjir dan rob masuk ke perkampungan warga dan juga jalan Kaligawe Raya, hingga menghambat arus lalu lintas. Genangan air di perkampungan, sudah sampai di atas lutut orang dewasa. Sudah banyak rumah warga yang terendam dan terpaksa ditinggikan. ??Kami berharap, upaya normalisasi dan pelebaran segera dilakukan. Dari dulu sampai sekarang, kami terus menunggu.
Padahal ganti rugi sudah dilakukan oleh pemerintah terhadap warga yang bangunannya akan terimbas pelebaran kali. Bangunan seperti rumah sudah dibongkar,? ujar Eko.
Warga lain, Maman Sutarman (50), mengatakan sekitar 20 tahun lalu, lebar kali masih mencapai 20 meter, dengan kedalaman 5-7 meter. Saat ini tinggal 10 meter dengan kedalaman 3-4 meter. Air di kali kala itu juga masih jernih. Sungai itu sekarang menyempit. Selain karena sedimentasi, juga karena ada sejumlah titik di pinggiran kali, yang diuruk menjadi pemukiman. Di Kali Sringin, talut sepanjang 10 meter di samping Masjid Baitul Izzah Ngilir, Terboyo Wetan, sudah sebulan ini ambrol dan belum diperbaiki.
Warga khawatir jika tidak segera diperbaiki, maka jalan Kampung Ngilir akan terputus. Nur Aini (56) warga Trimulyo yang kini tinggal di Genuksari, menjelaskan genangan air yang selalu menggenangi kawasan itu, karena rob dari Kali Sringin. Menurutnya, hal yang sama juga terjadi di Kali Sringin II, di samping Jalan Industri Terboyo. Upaya membangun Kali Sringin II, untuk mengatasi rob pun tidak menyelesaikan masalah.
Bagikan :