15 Desember 2024
Admin BWS Kalimantan 2
Biasanya membalas dalam beberapa menit
Admin BWS Kalimantan 2

Halo, jika ada pertanyaan silakan gunakan form pesan dibawah ini.

Terima kasih.

15:28
DETAIL BERITA
Diterbitkan oleh ADMIN P pada 16 Oktober 2023
|
Dilihat 193 kali
Politik, Kesejahteraan, Budaya, Bencana; Semua Berkaitan Dengan Air

Bali – 12 Oktober 2023 – Para keynote speech dalam pembukaan acara Stakeholders Consultation Meeting (SCM) ke-2 meyampaikan secara terpisah bahwa aspek-aspek dalam kehidupan manusia sangat berkaitan dengan air. Mereka adalah Presiden World Water Council Loïc Fauchon, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Pejabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Loïc Fauchon mengatakan SCM ke-2 berfungsi salah satunya sebagai “Water Deal”, sebuah komitmen bersama yang menyerukan diplomasi air secara berkesinambungan untuk meyakinkan para pemimpin dunia dan pemimpin politik bahwa “air adalah isu politik” dan sekarang adalah saatnya akselerasi dalam kesepakatan tentang air.

“Kita perlu memandang air sebagai isu politik. Sudut pandang ini menyiratkan hubungan baru antara manusia dan air yang tidak terlepas dari kebijakan para pemimpin negara,” jelas Loïc. Selain itu, Loïc juga menyebutkan beberapa prioritas dalam mengatasi krisis air global termasuk di antaranya menciptakan keseimbangan baru antara air untuk manusia dan alam, termasuk keseimbangan antara akses air perkotaan dan perdesaan, air untuk pertanian dan irigasi untuk menjamin produksi pangan, dan pengelolaan sumber daya air terpadu untuk menjamin pembangunan berkelanjutan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono selaku Ketua Harian pada Panitia Nasional 10th World Water Forum (WWF) pada kesempatan ini membahas mengenai “Water Justice” dari sisi pemerataan akses terhadap air secara global. “Kita akan membahas water justice, termasuk di dalamnya pengelolaan air di pulau-pulau kecil dan akses air bersih untuk semua,” sebut Menteri PUPR.

Basuki juga mengatakan bahwa SCM ke-2 memainkan peran penting dalam meletakkan dasar bagi 10th World Water Forum tahun depan. Hasil diskusi di antara para pemangku kepentingan dari forum ini akan dielaborasi melalui proses tematik, regional, dan politik dengan keterkaitan dan keterpaduan antar sub-tema.

“Kemudian, kami akan memetakan keterkaitan antar sub-tema, wilayah, dan ketiga proses tersebut untuk dirancang sebagai hasil akhir forum dan rencana tindak lanjut. Hasil dari forum ini akan menjadi dasar pelaksanaan WWF tahun depan,” jelas Basuki.

Pejabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan bahwa Bali adalah wujud nyata harmonisasi antara air, kehidupan masyarakat dan budaya. Hal ini tercermin dari pemanfaatan air untuk pertanian. Bali memiliki sistem pengelolaan irigasi berdasarkan prinsip-prinsip keagamaan sosial-agraria yang sudah ada sejak zaman dahulu. Sistem ini dikenal luas oleh dunia dengan sebutan Subak.

Meskipun Subak telah terbukti sebagai pengelolaan irigasi yang baik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi dan inovasi diperlukan untuk meningkatkan efektifitas Subak. “Saya berharap forum ini tidak hanya berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan tetapi juga untuk meningkatkan teknologi inovatif khususnya dalam sistem irigasi Subak guna menjamin ketahanan air dan pangan global,” imbuh Pejabar Gubernur Bali.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati memaparkan bahwa dampak dari perubahan iklim tampak jelas pada kondisi air. Tidak hanya pada ketersediaannya, namun juga pada bencana yang mengiringinya. Misalnya saja fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah.

Dampak iklim pada kondisi air ini akan berpengaruh juga pada keberlanjutan ekosistem dan masyarakat dari berbagai sisi. Oleh karena itu, SCM ke-2 ini memiliki peran besar untuk menentukan dasar pembahasan 10th WWF yang harapannya dapat melahirkan solusi bersama yang berlaku global untuk berbagai masalah air di dunia.

SCM ke-2 diselenggarakan di Bali, 12-13 Oktober 2023, merupakan rangkaian acara menjelang World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung bulan Mei 2024. Acara ini diikuti oleh 1.094 peserta terdaftar, dengan rincian 254 peserta berasal dari mitra internasional dan 840 peserta berasal dari mitra Nasional.

Mitra Internasional yang berasal dari 73 negara akan bekerja sesuai sub-tema: Ketahanan dan Kesejahteraan Air, Air untuk Manusia dan Alam, Pengurangan dan Manajemen Risiko Bencana, Tata Kelola, Kerjasama dan Diplomasi Air, Pembiayaan Air Berkelanjutan, dan terakhir, Pengetahuan dan Inovasi.

Turut hadir dalam gelaran Opening Ceremony Stakeholders Consultation Meeting (SCM) ke-2, yakni Direktur Jenderal IKP KOMINFO Usman Kansong, Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perwakilan dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta sejumlah organisasi internasional.

(Kompu SDA – kty, fif, man)