Hujan deras disertai angin kencang yang memicu banjir 31 Mei lalu di 18 titik di sembilan kecamatan di Kota Padang dan longsor, mendapatkan perhatian serius Balai Wilayah Sungai Sumatera V Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BWSS V- Kemen PUPR).
Dari hasil analisis BWSS V- Kemen PUPR, selain curah hujan tinggi, banjir terjadi akibat tidak berfungsi maksimal drainase karena pendangkalan akibat lumpur yang terbawa air.
Meski sudah ada beberapa tempat penampungan air yang dicanangkan BWSS V di 6 areal kawasan drainase di Kota Padang, namun belum berfungsi optimal. Salah satu faktornya, sejumlah areal drainase utama tersebut masih ditempati warga sebagai permukiman dan belum ada pengerukan.
Di samping itu, tumpukan sampah juga menyebabkan tersumbatnya drainase. Terdapatnya permukiman liar juga dapat mengurangi kapasitas drainase. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan Pemko dan masyarakat menyukseskan perbaikan drainase sehingga Padang bisa bersih dan terbebas dari banjir.
“Persoalan banjir yang terjadi perlu adanya sinergitas antar seluruh elemen terutama di daerah yang menjadi kawasan pembangunan drainase utama, sehingga persoalan banjir yang melanda Kota Padang ini dapat dikurangi secara signifikan,” ucap Kepala BWSS V, Maryadi Utama pada pembukaan pengerjaan pencanangan “Padang Bersih menuju Padang Bebas Banjir” di Kelurahan Ulakkarang Selatan, Selasa (13/6).
Pihaknya telah mengagendakan pengerukan collecting pond (tampungan air) dan drainase untuk mengatasi banjir di sejumlah titik, seperti di UlakKarang Selatan dan di Kawasan Batang Arau.
“Pengerukan sejumlah drainase adalah hal yang dibutuhkan serta mengoptimalkan pengerukan tampungan air yang telah ada sehingga secara perlahan permasalahan banjir di Kota Padang dapat diatasi,”.
Dalam target perencaaan penanganan jangka pendek, pihaknya mensinkronkan program pengendalian banjir dengan dinas terkait. Pihaknya akan melakukan normalisasi tampungan air, peningkatan kapasitas drainase serta studi kawasan drainase di Rawang Jondul, Gunungpangilun dan kawasan Padang Lama yang ditargetkan selesai tahun ini.
Sementara penanganan jangka panjang dalam rentang waktu 2018 hingga 2021, bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Padang akan membangun shortcut menuju bandar Jalan Teuku Umar pada kawasan drainase Gunungpangilun, peningkatan kapasitas drainase sekunder, dan studi terkait kawasan drainase yang mendesak.
Di samping itu, BWSS V juga akan melakukan perencanaan peningkatan kapasitas drainase Khatib Sulaiman, normalisasi penampungan air Ujunggurun, Ulakkarang, Airtawar dan Muaropenjalinan.
Kemudian, pemasangan pompa banjir kawasan drainase Purus dan Ulakkarang serta peningkatan kapitas drainase utama. “Tentunya apa yang hendak dicapai tersebut sangat membutuhkan dukungan seluruh pihak. Sinergitas lintas sektoral sangat diperlukan sehingga dapat mewujudkan Padang bersih dan bebas dari banjir,”.
Untuk Kota Padang ada delapan tampungan air yang menjadi drainase utama. Di antaranya penampungan air di Muaropanjalinan seluas 1,5 hektare dengan kapasitas tampung 375 ribu meter kubik, Airtawar I 0,32 hektare dengan kapasitas tampung 80 ribu meter kubik.
Airtawar II luas tampung 8,5 hektare dengan kapasitas 2,125 juta meterkubik. Ulakkarang I, II,III dan IV dengan total luas 4,1 hektare dengan kapasitas tampung 1,025 juta meterkubik serta tampungan air Ujunggurun (Danau Cimpago) seluas 2,5 hektare daya tampung 1 juta meterkubik air.
“Tampungan air ada delapan dan ini mesti dilakukan pengerukan. Kami juga melakukan pengerukan di kawasan Batang Arau dan penanganan drainase utama di Kuranji dengan memasang pompa air menuju aliran Batang Kuranji. Secara bertahap akan terus dilakukan percepatan,”.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumbar Rifda Suriani menyebutkan, secara bertahap pihaknya terus mengupayakan perbaikan dan penggalian tampungan air yang ada di Kota Padang melalui BWSS V untuk drainase utama serta sejumlah blok drainase yang telah ditetapkan.
Wali Kota beserta jajarannya berkomitmen membantu menyelesaikan sejumlah masalah yang menjadi kendala tertundanya perbaikan tampungan air dan drainase.
“Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Kami terus berupaya berkomunikasi dan berkoordinasi dengan masyarakat yang ada, khususnya di kawasan perbaikan drainase dan tampungan air. Insya Allah ada jalan keluar dari niat baik yang ada ini dalam mewujudkan Padang bersih menuju Padang bebas banjir,” ucap Mahyeldi.
Camat Ulakkarang, Editiawarman akan berkoordinasi dengan warga yang terdampak perbaikan tampungan air. “Untuk tampungan air terdapat 10 pemukiman warga dan telah diupayakan untuk dipindahkan,” katanya. (*)
sumber : padek.co