Di ujung timur Pulau Jawa, tepat di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo, terdapat sebuah bendungan yang berdiri kokoh dan anggun di tengah bentang alam yang indah. Namanya adalah Bendungan Bajulmati — sebuah nama yang mungkin terdengar unik, tetapi menyimpan makna, fungsi, dan cerita yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
Nama "Bajulmati" berasal dari bahasa Jawa, yang secara harfiah berarti “buaya mati”. Nama ini melekat pada sungai yang mengalir dari kawasan Pegunungan Ijen dan bermuara di pantai utara Banyuwangi. Menurut legenda setempat, dahulu kala dua ekor buaya raksasa bertarung hebat di sungai ini hingga akhirnya keduanya mati. Sejak saat itu, sungai ini dikenal sebagai Sungai Bajulmati, dan kemudian nama itu diwariskan kepada bendungan yang dibangun di atas aliran sungai tersebut.
Secara geografis, Bendungan Bajulmati berada di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, namun akses menuju bendungan ini juga bisa ditempuh dari wilayah Banyuwangi, khususnya melalui jalur menuju Taman Nasional Baluran. Lokasinya yang berada di antara dua kabupaten membuat bendungan ini memiliki peran strategis, baik dari segi sumber daya air maupun pengembangan wilayah.
Bendungan Bajulmati mulai dibangun pada tahun 2006 dan resmi dioperasikan pada tahun 2015. Proyek ini merupakan bagian dari program pengembangan sumber daya air nasional yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan air yang berkelanjutan.
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung air sekitar 10 juta meter kubik, dengan luas genangan mencapai lebih dari 90 hektare. Fungsi utamanya adalah sebagai penyedia air irigasi untuk lahan pertanian di Situbondo dan sebagian Banyuwangi, yang sangat bergantung pada pasokan air selama musim kemarau. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi sebagai sumber air baku bagi kebutuhan rumah tangga dan industri, serta memiliki potensi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).
Dalam konteks perubahan iklim dan pola musim yang semakin tidak menentu, kehadiran bendungan ini menjadi sangat penting. Ia berperan sebagai penampung air hujan di musim penghujan dan sebagai penyedia air di musim kering — menjadikan Bendungan Bajulmati sebagai sistem penyokong kehidupan yang andal di kawasan pesisir utara Jawa Timur.
Namun, yang menjadikan Bendungan Bajulmati istimewa bukan hanya dari sisi teknis dan fungsionalnya, tetapi juga karena keindahan alam yang mengelilinginya. Waduk ini dikelilingi oleh perbukitan hijau, padang savana yang luas, dan pulau-pulau kecil yang muncul dari permukaan air, menciptakan lanskap yang menyerupai gugusan pulau di Raja Ampat. Karena keunikan inilah, banyak orang menjuluki tempat ini sebagai "Raja Ampat-nya Jawa Timur."
Pemandangan dari atas bendungan begitu memukau — air yang tenang membentang luas, memantulkan langit biru dan awan-awan putih, dikelilingi oleh hamparan alam yang masih asri. Suara angin yang berdesir, kicauan burung liar, serta suasana yang tenang menjadikan kawasan ini sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata alam dan edukasi.
Pemerintah daerah dan masyarakat setempat pun mulai mengembangkan potensi wisata ini, dengan menyediakan akses jalan yang lebih baik, membangun fasilitas pendukung, serta menggalakkan promosi wisata berbasis alam dan edukasi. Kegiatan seperti berkemah, fotografi alam, hingga edukasi mengenai pentingnya pengelolaan air dan konservasi lingkungan kini mulai digelar secara berkala.
Lebih dari sekadar infrastruktur, Bendungan Bajulmati adalah simbol dari harmoni antara manusia dan alam. Di satu sisi, bendungan ini adalah hasil karya rekayasa modern untuk menjawab kebutuhan manusia atas air dan energi. Namun di sisi lain, ia juga menjaga keindahan dan keberlanjutan ekosistem yang ada di sekitarnya.
Bendungan ini juga menjadi contoh bagaimana sebuah proyek pembangunan besar bisa tetap memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan budaya. Melalui pendekatan yang tepat, pembangunan tidak harus merusak, tetapi justru bisa menjadi alat untuk memelihara dan memperkuat hubungan manusia dengan lingkungannya.
Bendungan Bajulmati bukan hanya tumpukan beton yang menahan air — ia adalah nadi kehidupan bagi ribuan orang, penjaga keseimbangan ekosistem, sekaligus destinasi yang meneduhkan mata dan hati. Di tengah tantangan zaman, seperti perubahan iklim dan krisis air, bendungan ini berdiri sebagai bukti nyata bahwa manusia bisa menciptakan solusi yang berkelanjutan, jika mau belajar dari alam dan bekerja bersama dengannya.
Di balik keheningannya yang tenang, Bendungan Bajulmati menyimpan cerita besar tentang ketahanan, harapan, dan masa depan yang lebih baik.
Asset :
Type :
Pengelola :
WS :
DAS :
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa:
Coordinate: