Pinus (Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Subkelas : -
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae Spreng. Ex Rudolphi
Genus : Pinus L.
Spesies : Pinus merkusii Jungh. & Vriese ex Vriese
(USDA)
Status Konservasi IUCN
VU- Vulnerable
Deskripsi
Pinus merupakan tanaman yang dapat ditemukan di Indonesia dan Filipina. Pinus di Indonesia dibatasi untuk Sumatera terdapat tiga sub populasi yaitu Aceh. Tapanuli dan Kerinci. Sub populasi terbesar berada di Aceh. Pada tahun 1960-an diperkirakan mencakup sekitar 200.000 ha. Subpopulasi Tapanuli mencakup sekitar 3.500 ha pada awal tahun 1990-an. Sub populasi Kerinci diperkirakan mencakup kurang lebih dari 500 ha. Ketiga sub populasi tersebut diperkirakan mengalami penurunan luasan dikarenakan konversi logging dan hutan (IUCN).
Pinus merkusii atau tusam termasuk tanaman yang memiliki peranan penting di Indonesia yang dimanfaatkan bagian kayu maupun getahnya. Pinus termasuk dalam kayu kelas kuat V dan kelas awet IV. Pinus dimanfaatkan oleh masyarakat maupun diperjualbelikan bahkan diekspor untuk bahan furniture (meubel), bahkan dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Tumbuhan pinus di alam mampu tumbuh di ketinggian 400 - 1.500 mdpl, namun adapun di daerah rendah (kurang lebih 90 mdpl), dan di pegunungan (kurang lebih 2.000 mdpl) (Sadili, A., 2015).
Pinus termasuk kategori tanaman cepat tumbuh (fast growing species). Pinus dapat memiliki tinggi mencapai 40 meter. Akar pinus berbentuk akar tunggang yang juga memiliki banyak cabang. Akarnya berwarna coklat dan mampu mencengkeram tanah dengan sangat kuat. Struktur perakarannya sangat bagus, sehingga mampu mengikat tanah disekitarnya atau bahkan mengurangi kemungkinan erosi. Batang pohon pinus memiliki bentuk silinder yang kokoh dengan berukuran maksimal 40 meter, batangnya keras dan tegak lurus serta bagian bawahnya lebih besar. Batang pohon pinus memiliki guratan dalam dengan tekstur putaran yang teratur. Percabangan batang monopodial yaitu taerdapat satu batang utama yang tumbuh tanpa terganggu kemudian terdapat cabang di bagian atas tetapi tidak terlalu banyak. Warna luar batangnya coklat dan bertekstur kasar karena kulitnya yang tebal dan tidak mudah mengelupas. Pohon pinus memiliki bentuk tajuk kerucut atau limas segitiga yang menjulang ke atas. Daun pinus termasuk daun majemuk. Panjang daun pinus maksimal 20 cm. Bagian pangkal daun pinus diselubungi sisik berupa selaput tipis. Daun pohon pinus berbentuk jarum. Bunga pinus memiliki kelamin tunggal (unisexualis). Bunga pohon pinus terdiri dari dua jenis yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan berbentuk silindris dan memiliki ukuran panjang kira-kira 2-4 cm. Bunga jantan menyebar di bagian pohon. Bentuk bunga betina cenderung mengarah ke bentuk kerucut dengan ujung yang runcing. Pada bagian luar bunga memiliki sisik dengan sayap-sayap disetiap bakal bijinya dan berwarna coklat tua. Bunga betina dapat dijumpai pada bagian atas tajuk utama. Bentuk biji yang dimiliki tanaman pinus berbentuk pipih bulat yang cenderung lebih ke bentuk oval. Bijinya memiliki sayap yang berasal dari dasar bunga atau sisik buah. Warna biji pinus putih sedikit kekuningan. Buah pinus yang memiliki bentuk kerucut, namun adapun yang berbentuk silindris menyerupai bentuk pohon natal tetapi ukurannya kecil dengan panjang 5-10 cm serta 2-4 cm. Warna buahnya coklat dan termasuk ke dalam buah semu karena tidak bisa dikonsumsi.
Pustaka
Lindungihutan
https://lindungihutan.com/blog/pohon-pinus-ciri-ciri-jenis-manfaat-pinus/
Sadili, A. (2015). Autekologi pertumbuhan pinus (Pinus merkusii Junghuhn Et De Vriese) paska erupsi di Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Berita Biologi, 14(3), 241-248.
The International Union for Conservation of Nature (IUCN)
https://www.iucnredlist.org/species/32624/2822050
United States Department of Agriculture (USDA)
















PUPR 
