Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk khususnya di Kab. Lima Puluh Kota, diperlukan upaya peningkatan produksi pangan khususnya beras untuk dapat mempertahankan swasembada pangan dan memantapkan kondisi ketahanan pangan yang berdaulat. Lahan sawah sebagai salah satu faktor produksi yang penting  saat ini sudah semakin berkurang, salah satunya karena terjadinya alih fungsi lahan sawah yang mengancam upaya peningkatan produksi pangan.  Untuk itu perlu segera diambil langkah-langkah strategis untuk dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah yang ada saat ini sehingga berproduksi lebih maksimal. 

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum terus melakukan berbagai upaya dalam mendukung swasembada dan kedaulatan pangan. Salah satu strategi yang dilakukan ialah melalui strategi intensifikasi lahan atau meningkatkan luas tanam dengan mengolah lahan yang ada dengan program rehabilitasi daerah irigasi desa/masyarakat melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). Pada 2024, program ini dilakukan 3 tahap dengan menjangkau 12.000 lokasi dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 209.854 orang.  

Salah satu provinsi yang mendapatkan program ini ialah Provinsi Kalimantan Barat, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I sebagai perpanjangan tangan Ditjen SDA di daerah mendapatkan amanah untuk melaksanakan P3-TGAI di 831 lokasi.

“Untuk pekerjaan P3-TGAI di BWS Kalimantan I di tahun 2024 ini ada 3 tahapan, tahapan pertama itu di 474 lokasi, kemudian tahapan ke 2 ada 56 lokasi dan di tahapan ke 3 ada 301 lokasi, jadi total di 2024 ini ada 831 lokasi tersebar di 12 kabupaten dan 1 kota,” ucap Kepala Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan BWS Kalimantan I, Fadiah.

Untuk di Provinsi Kalimantan Barat P3-TGAI ada 3 item pekerjaan yang dilaksanakan oleh para petani yakni yang pertama itu pengerjaan pintu air, kemudian ada pekerjaan saluran beton dengan precast dan ada pekerjaan galian tanah manual.

Untuk 3 item pekerjaan tersebut di 831 lokasi mencatatkan 12.400 hari orang kerja/HOK (satuan ukuran tenaga kerja yang dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi).

Secara umum curah hujan di wilayah Kalimantan Barat memiliki curah hujan yang cukup tinggi, hal tersebut menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam kegiatan P3-TGAI, sehingga dibutuhkan perhatian khusus agar program ini tepat waktu dan tepat mutu.

“Di tahun 2024 ini, di Kalimantan Barat khususnya curah hujan cukup tinggi jadi dari awal kita memang memitigasi untuk model kontruksi. Kita memang sudah memitigasi dengan precast karena bisa di cetak di daerah yang kering dan akan dilakukan lansir di lokasi, dan masih bisa kita lakukan pemasangan pada saat musim hujan atau pun air masih ada di saluran masih bisa dipasang”, tutur Fadiah. 

Untuk kedepannya Fadiah berharap masyarakat ataupun pihak desa nanti dapat melakukan pemeliharaan secara mandiri tetap dijaga keberlangsungan dari fungsi dari saluran irigasi ini agar tetap terjaga keberlangsungan dari fungsinya sendiri untuk mengairi sawah, agar air tetap dapat sampai ke persawahan dan mencukupi,  Jadi lahan yang tadi mungkin tidak tergarap bisa mereka menambah luasan yang tergarap, kemudian intensitas tanamnya yang tadi mungkin mereka kekurangan air hanya mengharapkan tadah hujan tapi dengan sekarang dengan ketercukupan air dapat meningkatkan masa tanam.

  • Kompu SDA

Share this Post