Keberlanjutan pengelolan sistem irigasi demi mewujudkan ketahanan pangan nasional baiknya mengutamakan peran masyarakat petani. Karena tidak dapat dipungkiri, bahwa petani merupakan ujung tombak irigasi partisipatif dalam keseluruhan tahapnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, operasi, pemeliharan, sampai dengan rehabilitasi. Pesan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) yang diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal SDA Lolly Martina Martief dalam acara Lomba OP Irigasi Partisipatif P3A Tingkat Nasional Tahun 2017 yang diselenggarakan di Tangerang, Banten.
Lomba yang baru pertama kali diselenggarakan ini, merupakan wujud apresiasi yang dilakukan Pemerintah terhadap para petani, terutama Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Agar para petani tersebut tetap semangat dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan jaringan irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya."Kegiatan ini juga berguna untuk meningkatkan rasa memiliki para petani P3A terhadap jaringan irigasi tersier yang digarapnya," terang Lolly dalam sambutannya.
Selain itu, lomba ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan partisipasi P3A dalam pengelolaan irigasi; mendorong peningkatan kompetensi dalam hal teknik keirigasian, teknik pertanian, kelembagaan, sosial-ekonomi dan finansial; sekaligus mendorong peningkatan kinerja dengan memberikan apresiasi pada P3A yang mempunyai kinerja terbaik.
Diikuti oleh P3A dari tujuh belas provinsi, di antaranya dari Sumatera Barat, Banten, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua, Lomba OP Irigasi Partisipatif P3A tahap pertama ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 21 sampai dengan 24 Mei 2017. Acara tahap pertama ini akan menentukan lima nominasi P3A terbaik yang kemudian akan dilanjutkan dengan visitasi atau penilaian lapangan ke masing-masing wilayah. (kty/dro KompuSDA)
- kompusda