
Trenggalek – Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas melakukan penanganan darurat longsoran bukit di Lokasi pembangunan Bendungan Bagong dengan melakukan pembersihan (clearing) material longsoran di bibir outlet dan melandaikan tebing-tebing di areal bendungan yg rawan longsor.
Agar tidak terjadi kejadian yang serupa, BBWS Brantas telah melakukan diskusi dengan Balai Teknik Bendungan, dimana penanganan permanen akan dilakukan setelah adanya hasil kajian yang dilakukan oleh Balai Teknik Bendungan.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh BBWS Brantas, longsoran Bukit di lokasi pembangunan Bendungan Bagong disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi secara terus-menerus pada tanggal 17 hingga 19 Februari 2025. Curah yang tinggi tersebut membuat tanah terisi air (jenuh) sehingga mengakibatkan terjadinya longsor pada bukit di Lokasi pembangunan Bendungan Bagong.
Kepala BBWS Brantas Hendra Ahyadi memastikan pembangunan Bendungan Bagong akan tetap berjalan sesuai dengan rencana karena lokasi longsoran bukit di lokasi pembangunan Bendungan Bagong, bukan merupakan struktur utama dan tidak berpengaruh terhadap kekuatan dan kestabilan konstruksi bendungan.
Bila sudah berfungsi nanti Bendungan Bagong dapat melayani kebutuhan air untuk irigasi seluas 977 hektare sawah Daerah Irigasi Bagong, Kabupaten Trenggalek dan kedepannya dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) sampai dengan 300%.
Bendungan Bagong juga dapat mensuplai air baku sebesar 153 liter/detik di 3 kecamatan yakni kecamatan Trenggalek, Pogalan dan Bagong. Serta akan mereduksi banjir seluas 85,6 hektare di 5 kecamatan yakni Kecamatan Pogalan, Gandusari, Bendungan, dan Trenggalek.
(KompuSDA)
- Kompu SDA