Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum mengadakan Workshop Percepatan Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air untuk Pembangkit Listrik. Acara ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Mudjiadi, Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh, para pejabat eselon II dan III di lingkungan Direktorat Jenderal SDA, WAPCOS (Water and Power Consultancy Services India Ltd), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), Jakarta, (30/9).
Kebutuhan akan air, pangan dan energi di negara-negara di Asia menunjukkan peningkatan yang tajam akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hubungan antara air, pangan dan energi sangat terkait erat, yang dikenal dengan istilah water-food-energy nexus. Untuk itu pendekatan multi disiplin dan kebijakan lintas sektoral sangat diperlukan untuk mengatasi masalah air tersebut.
Pemerintah saat ini memiliki program terkait “Percepatan Pemanfaatan Potensi Tenaga Air untuk Pembangkit Listrik†yang dipantau langsung oleh UKP4. Hal ini dilandasi oleh permasalahan biaya produksi listrik yang lebih tinggi daripada harga jual listrik rata-rata mengakibatkan adanya subsidi listrik; peningkatan emisi karbon dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik; kapasitas PLTA dibanding pembangkit listrik lainnya sangat rendah, padahal potensi PLTA sangat melimpah dan terdapat potensi PLTA yang belum termanfaatkan pada infrastruktur sumber daya air yang sudah terbangunkan.
“Laju pertumbuhan PLTA di Indonesia sangat lamban, padahal potensi tenaga air Indonesia cukup besar yaitu mencapai 75000 MW. Namun pemanfaatannya melalui penyediaa listrik nasional baru mencapai 10,1% atau sebesar 7,572 MW. Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian ESDM, potensi sumber energi tenaga air tersebar sebesar 15600 MW si Sumatera, 4200 MW di Jawa, 21600 di Kalimantan, 10200 MW di Sulawesi, 620 MW di Bali-NTT-NTB, 430 MW di Maluku dan 22350 MW di Papua,†jelas Mudjiadi
Mudjiadi melanjutkan bahwa pemerintah mentargetkan dalam waktu 5 hingga 7 tahun ke depan akan terealisasikan {embangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) sebesar 1,2 GW (240 unit PLTMH @ 5 MW) sehingga akan terdapat potensi penghematan solar impor sebesar 2,21 juta kilo liter/tahun setara dengan 1,92 milyar US$/tahun.
Tim Percepatan Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air untuk Pembangkit Listrik telah menetapkan 4 program yaitu pertama, terobosan percepatan pembangunan Turbin Pembangkit Karangkates IV dan V, pembangunan Bendungan Pengatur Kesamben dan Pembangkit Listrik Mikrohidro Bendung Gerak Lodoyo; Kedua, Pengembalian kapasitas mampu PLTA yang mengalami penurunan kapasitas pembangkitan (derating) melalui pengerukan sedimen di waduk dan/atau perbaikan komponen PLTA; ketiga, “Rapid Assesment†terhadap kemungkinan potensi PLTA di waduk-waduk yang dimiliki Kementerian Pekerjaan Umum; keempat, pengelolaan dan percepatan pengurusan perizinan pembangunan bendungan dan PLTA yang sedang berjalan.
Pada kesempatan yang sama Duta Besar India untuk indonesia mengatakan bahwa workshop ini merupakan ajang untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, serta dapat melakukan kerjasama dalam bidang infrastruktur sumber daya air kedepannya.
- Superman