
Bogor – Sebagai bendungan kering
yang berfungsi untuk mengurangi debit aliran air dari hulu Sungai Ciliwung, Bendungan
Ciawi dan Sukamahi berhasil menahan 2,3 juta meter3 air hujan yang
turun di hulu Sungai Ciliwung pada 2-4 Maret 2025 lalu.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum, Lilik Retno Cahyadiningsih, mengatakan bahwa
Bendungan Ciawi dan Sukamahi telah menunjukan fungsinya dalam mereduksi air
yang masuk ke Sungai Ciliwung.
“Bendungan Ciawi mampu menahan
hingga 2 juta m3 air, sementara Bendungan Sukamahi menampung 0,3
juta m3 air. Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas sistem
pengelolaan air yang ada”, ujar Lilik.
Senada dengan Lilik, Kepala Unit
Pengelola Bendungan (UPB) Ciawi Sukamahi Gintung Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane Vicky Aswady Suyana mengatakan bahwa pada tanggal 2-4 Maret 2025 Tinggi Muka Air (TMA) Bendungan Ciawi
mencapai 29 meter di area genangan bendungan.
Sebagai perbandingan, Intensitas
hujan yang terjadi di hulu Sungai CIliwung pada tanggal 2-4 Maret 2025 mendekati
intensitas hujan yang turun pada akhir
tahun 2019 jelang tahun 2020. Saat tahun 2019 ketika belum ada kedua bendungan
itu TMA Katulampa siaga 1 sampai Awas, namun kemarin setelah bendungan ini
terbangun dan beroperasi, TMA Katulampa berada di siaga 2. Artinya kedua bendungan
kering ini berfungsi dalam mereduksi aliran air Sungai Ciliwung yang mengarah
ke hulu”, lanjut Vicky.
"Bendungan ini memiliki satu
conduit yang terbuka penuh secara terus menerus untuk mengalirkan air
sungai dan conduit lainnya tertutup untuk pemeliharaan sehingga nantinya
dapat dioperasikan secara bergantian. Nah pada saat hujan besar kemarin, stoplog
itu terendam hingga hanya bagian atasnya aja yang terlihat. Hal itu menunjukkan
bendungan ini berfungsi dan mampu mereduksi air dan menahan air kurang lebih 10
jam sebelum sampai ke Bendung Katulampa hingga Sudetan Ciliwung dan sampai ke
Pintu Air Manggarai," jelas Vicky.
Berdasarkan data, curah hujan
yang terjadi pada tanggal 2 Maret 2025 pukul 15.00 – 22.00 WIB, tercatat pada
Pos Curah Hujan Perkebunan Gunung Mas sebesar 167 mm/hari dan Cilember 113.5
mm/hari termasuk dalam kategori curah hujan sangat lebat hingga ekstrem
(>150 mm/hari)
Hujan deras itu meningkatkan
aliran masuk atau inflow ke Bendungan Ciawi sebanyak 267,17 m3/detik,
sedangkan ke Bendungan Sukamahi 7,1 m3/detik. Bendungan Ciawi mereduksi
debit air sehingga menyisakan outflow sebesar 211,41 m3/detik.
Artinya ada pengurangan 20,87% di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Namun hujan yang turun merata di seluruh DAS Ciliwung mendatangkan tambahan
debit dari sungai-sungai lain, seperti Sungai Ciesek dan Ciseuseupan. Aliran
dari sungai di luar wilayah tangkap itu membuat debit air di Bendung Katulampa
meningkat menjadi 364,59 m3/detik.
Berdasarkan data intensitas BMKG
hujan yang terjadi di seluruh wilayah DAS Ciliwung bagian tengah (Kota Depok) mencapai
347 mm/hari, hal ini menyebabkan penambahan debit yang cukup besar di bagian
tengah Sungai Ciliwung. Data pada Pos Duga Air Jembatan Panus Depok tercatat
aliran air dari hulu mengalir menuju Kota Depok dengan debit sebesar 512,79 m3/detik.
Secara keseluruhan dengan
dibangunnya Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi dan Sudetan Ciliwung dapat
mengurangi banjir di wilayah hilir DAS
Ciliwung (Pintu Air Manggarai) sebesar 21,08% pada kejadian hujan tanggal 2-4
Maret 2025.
Sebagai informasi, Bendungan
Ciawi dan Sukamahi merupakan bendungan kering sehingga operasionalnya berbeda
dengan bendungan konvensional pada umumnya, karena kedua bendungan ini akan
terisi air jika terjadi luapan air di hulu Sungai Ciliwung. Namun jika tidak
ada luapan, maka air sungai Ciliwung akan normal seperti biasanya atau tidak
tertahan di bendungan. Bendungan Ciawi memiliki luas area genangan seluas 39,40
hektare dengan kapasitas tampung sebesar 6 juta m3 lalu
Bendungan Sukamahi dengan luas area genangan 5,23 hektare dapat menampung air
hingga 1,68 juta m3.
- Kompu SDA