Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

17 Sungai Ancam eks Karesidenan Semarang

17 Sungai Ancam eks Karesidenan Semarang


Beranda >> Berita Terkini & Pengumuman

  09 Oktober 2016



17 Sungai Ancam eks Karesidenan Semarang

Foto : 17 Sungai Ancam eks Karesidenan Semarang


SEMARANG ? Setidaknya ada 17 sungai berpotensi banjir dan longsor yang mengancam wilayah di eks Karesidenan Semarang. Lambatnya normalisasi sungai dan kesalahan tata kelola lahan di wilayah hulu menjadi penyebab banjir.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng, Prasetyo Budhi Yuwono menjelaskan sungai Sungai Bringin, Plumbon, Sringin, dan Babon mengancam Kota Semarang bagian barat dan timur. Belum dinormalisasinya Banjir Kanal Timur menjadi salah satu penyebab banjir. Debit air saat hujan tak sebanding dengan kapasitas sungai yang semakin mendangkal.

Di Semarang Utara sudah rutin terkena banjir rob dari air laut terutama di wilayah Kaligawe dan Genuk. Sementara Semarang bagian tengah aman.

?Untuk penangananya, Banjir Kanal Timur dan Sringin sudah teken kontrak. Tahun 2017 dikerjakan, anggaran dari APBN. Kali Bringin dikerjakan kalau tanah sudah bebas,? kata Prasetyo, Minggu (9/10).

Untuk megatasi rob, pembangunan tanggul laut sepanjang 4 Km dengan anggaran Rp 480 M dari Kementerian PUPR akan dimulai 2017. Penandatanganan kontrak dijadwalkan akhir 2016.

Di Kendal, setidaknya ada empat sungai yang sering terjadi banjir. Sungai Kendal, Buntu, Blorong, Waridin. Disebabkan adanya perubahan tata guna lahan di hulu sungai. Sehingga debit air selalu lebih besar dari kapasitas sungai. Satu sungai lainya, Bodri juga sering kali mengancam warga namun longsor. Disebabkan geografis pinggir sungai yang curam. Untuk penanganan sungai penyebab banjir, telah dilakukan normaliasi namun bertahap. Sama halnya dengan pembangunan tanggul di Sungai Bodri. Jika dihitung, untuk membangun tanggul Sungai Bodri saja dibutuhkan anggaran Rp 5 triliun.

?Kalau total anggaran untuk penanganan setiap tahunnya dari APBD provinsi Rp 25 miliar. Cukup kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan total,? lajutnya.

Di Demak ada Sungai KB 1 dan KB 15 yang penangananya masuk APBN 2017. Sungai Jragung dan Cabean ditangani 2018 dan dilalkukan secara multiyears. Sungai ini mengancam banjir di wilayah Guntur Demak dan Tegowanu Grobogan. Kali Wulan menjadi satu sungai lain yang juga mengancam warga Demak.

Warga Grobogan di pinggir Kali Lusi juga harus waspada saat musim hujan. Sampai saat ini belum ada pengendali air untuk sungai yang berhulu di Kabupaten Blora ini. Lainhalnya dengan Kali Serang yang sudah dikendalikan melalui Waduk Kedung Ombo. Satu wilayah lain di Gerobogan yang sering terkena banjir adalah Ngroto. Wilayah ini sering terkena luapan air dari Sungai Tuntang.

?Ngroto ini adalah titik kontrol luapan air Sungai Tuntang semenjak jaman Belanda. Jika debit air tinggi, pasti meluber ke Ngroto. Untuk Kali Lusi, sedang dilakukan kajian dari BBWS,? jelasnya.

Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga menjadi dua wilayah di eks Karesidenan Semarang yang aman dari luapan sungai. Jika sampai terjadi banjir, disebabkan sistem drainase yang buruk.


Bagikan :

Cetak