Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Air Waduk Tempuran Dipertahankan Minimal Kedalaman 2,5 Meter

Air Waduk Tempuran Dipertahankan Minimal Kedalaman 2,5 Meter


Beranda >> Berita Terkini & Pengumuman

  09 Agustus 2014



Air Waduk Tempuran Dipertahankan Minimal Kedalaman 2,5 Meter

Foto : Air Waduk Tempuran Dipertahankan Minimal Kedalaman 2,5 Meter


Keberadaan air di Waduk Tempuran di Kecamatan Blora dan Waduk Greneng di Kecamatan Tunjungan akan tetap dipertahankan saat musim kemarau. Itu dilakukan agar dua waduk terbesar di Blora itu tidak mengalami kerusakan. Air waduk dipertahankan minimal pada kedalaman 2,5 meter.

Koordinator Lapangan (Korlap) Waduk Tempuran dan Greneng Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Sutrisno mengemukakan volume air di kedua waduk terbesar di Blora itu harus tetap terjaga dengan baik. Bahkan menurutnya, dalam kondisi puncak musim kemarau, air di waduk tersebut harus tetap ada, meski pasokan air ke dalam waktu sangat minim. Kedalaman air di waduk itupun minimal 2,5 meter.

??Kalau sampai airnya kering, itu akan merusak badan waduk. Waduk menjadi pecah-pecah. Karena itu air di waduk harus dipertahankan terus,?? ujarnya Sabtu (9/8).

Berbeda dengan Waduk Greneng yang airnya hanya digunakan untuk irigasi pertanian, air di Waduk Tempuran dipakai pula sebagai air baku PDAM. Beberapa kali di tahun-tahun sebelumnya air di Waduk Tempuran sempat kering saat musim kemarau.

Menurut Sutrisno, keringnya air di Waduk Tempuran diupayakan jangan sampai terjadi lagi. Kerena itu penggunaan air harus diatur sedemikian rupa sehingga ketersediaan air waduk tetap terjaga. ??Penggunaan air harus seizin PSDA Jateng. Kami koordinasikan dengan para petani sebagai pengguna air dan pihak terkait lainnya,?? katanya.

Pengaturan itu dilakukan karena debit air di waduk Greneng dan Tempuran mulai berkurang seiring datangnya musim kemarau. Pasokan air ke kedua waduk tersebut sebagian besar berasal dari air hujan. Sedangkan sebagian lainnya memanfaatkan air dari beberapa sungai kecil yang bermuara di waduk.

Penurunan debit atapun volume air mulai terjadi 1 Juni. Hanya saja naik lagi seiring hujan yang mengguyur Blora beberapa kali pada bulan Juli. Namun kemudian berkurang lagi karena minimnya pasokan air dan hujan tak lagi turun.

 

Sumber : SuaraMerdeka.Com


Bagikan :

Cetak