Akan Dikeruk, Sedimentasi Kedungombo
06 Desember 2014
Foto : Akan Dikeruk, Sedimentasi Kedungombo
Pemerintah pusat berencana merekondisi Waduk Kedungombo. Harapannya, kuantitas air yang ditampung semakin banyak. Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat melihat kondisi waduk itu di Desa Rambat, Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, Jumat (5/12). Selain melihat waduk dari Gardu Pandang, Wapres juga melihat kondisi PLTAKedungombo. Hadir sejumlah pejabat kementerian, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Bupati Grobogan Bambang Pudjiono beserta unsur FKPD Grobogan. Dikatakan Kalla, perekondisian waduk dilakukan dengan cara peningkatan kualitas. Pertama dilakukan pengerukan sedimentasi. Selanjutnya, jika memungkinkan akan diperluas. ?Saat in kebutuhan air untuk pertanian dan peningkatan daya listrik semakin besar. Maka Waduk Kedungombo akan direkondisi,? kata Kalla, yang tiba di lokasi menggunakan helikopter pukul 08.15. Saat ditanya mengenai pembangunan waduk di Jawa Tengah, JK mengiyakan. Hanya, ukuran waduk tidak sebesar Kedungombo. Kendalanya, keberadaan lahan dan pembebasan tanah. Perbaiki Kualitas Tapi, daripada membangun waduk baru dengan ukuran besar, lanjutnya, pemerintah memilih opsi memberbaiki kualitas waduk yang ada terlebih dulu. ?Lebih praktis meningkatkan kualitas waduk yang ada. Kalau membangun lagi dengan ukuran besar 4.000 hektare di Jawa, sulit. Kalau di Kalimantan mungkin masih bisa,? jelasnya. Wapres beserta robongan hanya sekitar satu jam di lokasi. Selanjutnya, rombongan meninggalkan lokasi menuju Kabupaten Sragen, tanpa mencicipi makanan tradisional yang telah disediakan. Waduk yang dibangun pada 1985 tersebut mampu menyediakan air irigasi di area seluas 61.444 hektare. Air waduk juga digunakan sebagai pembangkit listrik PLTAKedungombo dengan daya 23,90 megawatt. Air yang ditampung waduk rata-rata mencapai 722 juta meter kubik per tahun. ?Waduk juga bisa digunakan untuk pengendalian banjir sejumlah sungai aliran,? kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Bobby Prabowo. Di Grobogan, kata dia, waduk yang diresmikan pada 1991 itu, mengaliri area persawahan melalui sejumlah bendung. Di bendung itu adalah Sedadi 7.080,5 hektare, Sidorejo 6.038 hektare, Klambu 878,7 hektare dan Lanang 1.900 hektare. Sumber : suaramerdeka.com
Bagikan :