Ditemani Ganjar, Menteri PU resmikan waduk Jatibarang Semarang
05 Mei 2014
Foto : Ditemani Ganjar, Menteri PU resmikan waduk Jatibarang Semarang
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (5/5) melakukan peresmian dengan secara simbolis melakukan pengisian awal atau 'impounding' Waduk Jatibarang di Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Pengisian awal waduk yang dikerjakan mulai 15 Oktober 2009 sampai 31 Juni 2014 senilai kontrak Rp 655 miliar ini, sekaligus memperingati Hari Air Dunia dengan melakukan pembagian setangkai bunga mawar kepada ratusan tamu undangan yang hadir saat acara. "Biaya pembangunan normalisasi Banjir Kanal Barat/ Kali Garang adalah sekitar Rp 316 miliar. Serta rehabilitasi Bendungan Simongan adalah sekitar Rp 38 miliar. Waktu pelaksanaan selama 1.670 hari oleh konsultan CTI Engineering International Co.Ltd in Asociation." Ungkap Ketua Pelaksanaan Pengerjaan Proyek Bendungan yang juga kepala BBWS Pemali Juwana Imam Santosa, Senin (5/5) siang. Dia melanjutkan, "Daerah tangkapan seluas 54 km persegi, luas genangan 189 hektar, elevasi puncak 157 meter. Muka air maksimum 155.30 meter dan muka air minimum 136 meter. Kapasitas tampungan total 20,4 juta meter kubik," Hadir dalam peresmian Mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Walikota Semarang Hendi Hendrar Prihadi, Anggota Komisi V Nusirwan. Waduk yang berada dekat di obyek wisata Goa Kreo Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang ini merupakan waduk berjenis panoramik dan ekosistemik kawanan kera ekor panjang. "Kami mengusulkan bendungan sebagai bendungan panoramik ekositemik. Sebab bendungan terlihat suasana alam dan adanya komunitas kera ekor panjang yang akan mewarnai suasana disekitar waduk," jelasnya. Waduk ini dapat mengendalikan banjir dengan kapasitas debit air 2,7 juta meter kubik. Potensi baku 1050 liter per detik dan bisa berpotensi untuk menghasilkan PLTMH sebesar 1,5 mw. Tipe bendungan adalah urugan batu berzona dengan inti tegak. Tinggi di atas pondasi 157 meter, panjang puncak 200 meter, lebar 10 meter. "Waduk ini bermanfaat mengendalikan banjir Kota Semarang, mengembangkan potensi sumber untuk memenuhi kebutuhan air baku PDAM, mengurangi kerusakan akibat banjir di sepanjang sungai Kaligarang dan sungai Kanal Banjir Barat, memperbaiki kualitas lingkungan sepanjang sungai Kaligarang dan Kanal Banjir Barat dan meningkatkan fungsi konservasi di DAS Kali Garang," tuturnya. Proses sebelum pembangunan Waduk Jatibarang ini dimulai dilakukan pengalihan aliran sungai kreo sehingga lokasi bendungan terbebas sungai. Metode pengalihan dengan membuat Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel) sepanjang 421 meter dengan diameter 5,6 meter konstruksi dimulai pada tahun 2010 selesai 2011. "Usai terowongan selesai, maka dibuatkan Bendung Pengelak (coffer dam) sehingga aliran sungai dapat masuk ke dalam terowongan. Usai bendungan terbebas air, pembangunan bendungan dan bangunan selengkap lainnya dapat dimulai dilakukan pelaksanaan mulai bulan Agustus 2011 dan selesai Desember 2013. Kemudiam setelah seluruh bendungan beserta bangunan pelengkap lainnya selesai dilaksanakan, maka untuk mengisi bendungan diperlukan penutupan terowongan pengelak," jelasnya. Pengisian awal waduk adalah suatu proses yang sangat menentukan dalam pembangunan sebuah bendungan karena merupakan tahap penguji perilaku bendungan apakah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dengan melakukan pemantauan berbagai macam instrument geoteknik yang telah dipasang pada tubuh bendungan dan sekitarnya. "Oleh karena itu dalam kegiatan ini, sejak awal harus melibatkan para ahli yang berkemampuan untuk melakukan pengamatan dan pemantauan instrumen terpasang tersebut serta melakukan evaluasi tentang keamanannya. Pengisian waduk pada saat musim kemarau diperkirakan memerlukan waktu kurang lebih 7 bulan untuk mencapai elevasi muka air normal yaitu pada elvevasi 149,3 meter kubik," terangnya.
Bagikan :