Logung Kurangi 30 Persen Banjir di Kudus
18 Agustus 2014
Foto : Logung Kurangi 30 Persen Banjir di Kudus
KUDUS, Solusi mengurangi potensi banjir di Kota Keretek salah satunya dengan pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe.
Sarana pengairan yang sudah dirintis sejak tahun 1970-an tersebut diprediksi dapat mengurangi potensi genangan hingga mencapai 30 persen. Meskipun tidak dapat sepenuhnya mereduksi semua potensi banjir, kehadiran Logung diyakini akan sangat bermanfaat tidak hanya terkait masalah banjir tetapi juga penyediaan air baku dan irigasi.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna), Novianto, mengemukakan hal itu kepada Suara Merdeka, kemarin. Ditambahkannya, seiring dengan proses pembebasan lahan yang masih terus dilakukan diharapkan pembangunannya dapat sesuai ancangan semula.
''Waduk Logung tetap akan direalisasikan,'' paparnya.
Berdasarkan hasil koordinasi di tingkat provinsi dan pusat, saat sekarang sudah memasuki lelang. Sesuai rencana awal, pembangunan awal Logung akan dimulai akhir tahun ini.
Seandainya hal tersebut dapat direalisasikan, dimungkinkan akan dapat mengurangi pekerjaan rumah tahunan yang dihadapi pemerintah kabupaten Kudus khususnya soal banjir.
Manfaat
Terlepas dari pro dan kontra yang muncul selama ini, dia menilai pembangunan waduk Logung di perbatasan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe dan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo diharapkan dapat dipandang sebagai salah satu skenario besar mengurangi potensi banjir akibat kiriman debit dari lereng Gunung Muria.
Tidak hanya itu, sarana pengairan tersebut juga memberi manfaat lainnya berupa pengembangan usaha pertanian, perikanan, pariwisata dan juga menyuplai sumber air baku untuk publik.
''Manfaat Logung untuk mereduksi potensi banjir sangat penting,'' imbuhnya.
Terkait potensi banjir, dia menyebut waduk Logung akan dapat menyimpan sebagian debit sungai yang berhulu di Gunung Muria. Biasanya, gelontoran debit dari kawasan atas langsung mengarah ke sungai Juwana. Akibat daya tampung yang terbatas dan juga sarana penunjang lainnya, sebagian debit limpas ke wilayah di sekitarnya.
Sumber : SuaraMerdeka.Com
Bagikan :