Pantura Timur Lumpuh
22 Juli 2014
Foto : Pantura Timur Lumpuh
KUDUS - Bencana alam banjir dan tanah longsor melanda wilayah Kudus, Jepara, dan Pati. Jalur pantura di Kudus putus total karena terendam hingga satu meter.
Jalur Jepara - Kudus, Jepara - (Demak) Semarang, dan Pati - Grobogan, semalam juga terputus karena tergenang air dengan ketinggian hingga 1,5 meter.
Sementara tanah longsor di Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus, kembali terjadi dengan tingkat yang jauh lebih besar. Akibat longsoran, akses ke Rahtawu terputus total.
Dua rumah warga Dukuh Semliro, Rahtawu, yakni Kedi dan Sumi, hilang karena hanyut ditelan longsoran. Empat rumah lainnya di dukuh yang sama mengalami rusak berat.
Sementara itu rumah Sumirah di Dukuh Sanggrahan, Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Pati, roboh diterjang banjir. Semalam, tim SAR dibantu para relawan masih melakukan evakuasi para korban banjir di Kudus.
Dilaporkan, hingga pukul 21.00 kemarin, sudah ada 900 jiwa korban banjir di Kudus yang diungsikan ke tempat aman. Begitu pula di Jepara dan Pati, evakuasi masih terus dilangsungkan.
Kudus Meluas
Menurut pantauan Suara Merdeka, jalur pantura di Kudus yang terputus total terdapat di dekat terminal induk bus Jatiwetan serta mulai Desa Ngembalrejo ? perempatan Krang (Km 6 - Km 12). Genangan di ruas Ngembalrejo yang tertinggi dalam kisaran satu meter.
Banjir juga semakin meluas di sejumlah desa di Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, yang pada kemarin sore hingga pukul 17.00 masih aman. Sungai Gelis yang masuk di Desa Jatikulon, Kecamatan Jati, meluap dan limpas, sehingga merendam rumah penduduk.
Ada pun bencana tanah longsor yang menutup total satusatunya ruas jalan akses ke Rahtawu, terjadi semalam pukul 20.00. Kendaraan roda dua pun tidak bisa lewat. ?Jalan tertutup material longsoran sepanjang sekitar 30 meter dan ketinggiannya dari dua meter hingga tiga meter,? kata Sutrisno Kr, mantan kades Ratawu.
Dua rumah warga di Dukuh Semliro, yakni milik Kedi dan Sumi yang dihuni 11 jiwa hilang tak berbekas. Empat rumah milik warga lainnya rusak berat, dan jembatan Kedung Gong yang terdapat sekitar 1,5 Km dari balai desa juga putus, sehingga Semliro terisolasi dari Rahtawu.
Tanggul Jebol
Dari Jepara dilaporkan, ketinggi air di jalan raya depan Kantor Kecamatan Mayong mencapai 1,5 meter, sehingga tidak ada kendaraan yang berani melintas. ?Tanggul Sungai Mayong jebol di beberapa titik. Sejak sore Kantor Kecamatan terendam air, dan semakin malam semakin tinggi,? uajr Camat Mayong, Agus Bambang Lelono dihubungi Selasa (21/1) malam.
Jebolnya tanggul sungai yang membelah antara Kecamatan Mayong-dan Kecamatan Nalumsari itu menggenangi bangunan dan rumah warga di sejumlah desa. ?Yang paling parah, di Desa Paren. Sekarang ini ketinggian air sudah mencapai 3,5 meter mencapai atap rumah,? ujar Bambang.
Air juga menggenangi jalan raya di Desa Pelang, Mayong. Kendaraan pun tidak bisa melintas. Warga juga mengabarkan, ketinggian air di jalur penghubung Kecamatan MayongKecamatan Welahan di Ketileng, mencapai setinggi dada orang dewasa.
Jalur transportasi Jepara-Semarang melalu Welahan-Mijen juga terputus, akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan. Banyak kendaraan yang terjebak banjir, termasuk truk kontainer. ?Sejak jam enam hingga jam sembilan ini, air masih tinggi,? ujar guru SD Karanganyar, Welahan, Suparjo, ?yang juga anggota Radio Komunikasi Antar Penduduk (RAPI) Jepara. Walau secara umum warga masih memilih bertahan di desanya, namun ada juga yang memilih mengungsi. ?Air semakin tinggi, kami mengungsi. Apalagi kami punya anak kecil,? ujar Sulis, warga Desa Gilangelo, Welahan, jepara.
Jakarta Meluas
Sementara itu hujan deras yang mengguyur di wilayah DKI Jakarta menyebabkan banjir meluas ke berbagai wilayah Ibu Kota. Di lokasi yang sudah terkena banjir, di lima wilayah Jakarta (Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Pusat, Barat dan Utarared) ketinggian airnya meningkat drastis. Seperti di Kampung Pulo Jakarta Timur yang beberapa hari lalu ketinggian air mencapai 1,5 meter, kini bahkan mencapai tiga meter. Warga yang semula bisa bertahan di lantai dua rumah mereka, kini juga minta dievakuasi setelah air semakin tinggi. Di Jalan TB Simatupang, Kampung Rawajati, Jakarta Selatan juga meningkat dari satu meter hingga 1,5 hingga dua meter. Sementara itu daerah yang sebelumnya tidak terendam air, kemarin mengalami hal tersebut.
Jalan-jalan protokol seperti Jalan MT Haryono, Jalan DI Panjaitan hingga sebagian Jalan Gatot Subroto, kemarin terdapat genangan air setinggi 20- 30 cm.
Akibat banjir ini, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto telah meliburkan 115 sekolah di lima wilayah DKI, yang terkena banjir. Hal yang sama juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan yang terpaksa menutup 17 Puskesmas. Penutupan tersebut menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawat, tidak berarti tidak ada petugas. ?Para petugas kami berada ke posko pengungsian terdekat karena ini kan hari kerja, dan banyak sekali warga yang membutuhkan pertolongan,? kata Dien.
Gubernur DKI Joko Widodo menegaskan kali ini tidak ada toleransi lagi kepada warga yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung dan sungai sekitarnya yang dari tahun ke tahun selalu menjadi korban banjir.
?Keadaan sudah parah seperti ini, ya kita sudah tidak ada kompromi lagi. Pemukiman yang ada di kanan-kiri sungai harus tidak ada lagi. Kita tidak bisa membiarkan kondisi seperti ini terjadi tiap tahun, dan korbannya warga yang tinggal di bantaran sungai yang itu membahayakan jiwa mereka,? kata Jokowi
Berdasarkan informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai tanggal 14 hingga 21 Januari 2014 tercatat sebanyak 134.662 jiwa warga DKI yang menjadi korban langsung. 12 orang di antaranya meninggal dunia. Para korban berasal dari 34 Kecamatan, 10 Kelurahan, 444 RW, 1.227 RT, serta 38.672 Kepala Keluarga di lima wilayah DKI Jakarta.
Dampak banjir yang menggenangi wilayah DKI pada tahun lalu dinilai masih lebih besar dibandingkan kondisi serupa pada saat ini. Penilaian itu dilakukan berdasarkan jumlah warga terdampak. ?Dibandingkan banjir pada Januari 2013, banjir Januari 2014 hingga kini lebih kecil luas dan dampaknya. Pada Januari 2013 banjir menyebabkan 83.930 jiwa mengungsi di 307 titik,? kata Jubir BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Hingga saat ini, tambahnya, banjir masih menggenangi beberapa wilayah di Jakarta. Kendati demikian semua sungai mengalami penurunan debit sehingga banjir mulai surut.
Bagikan :