Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Pembangunan Waduk Banjarejo

Pembangunan Waduk Banjarejo


Beranda >> Berita Terkini & Pengumuman

  17 September 2012



Pembangunan Waduk Banjarejo

Foto : Pembangunan Waduk Banjarejo


SEMARANG, suaramerdeka.com - Pembangunan Waduk Banjarejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora dinilai mendesak. Waduk itu perlu dibangun untuk bisa mengoptimalkan sumber daya air guna memenuhi kebutuhan masyarakat maupun areal pertanian, khususnya di wilayah tadah hujan seperti Blora dan Grobogan. Gubernur Bibit Waluyo menyatakan, Waduk Banjarejo di Blora sesuai hasil kajian berpotensi dibangun setinggi 25 meter dengan panjang 2.000 meter. Menurutnya, pembangunan waduk ini diproyeksikan dapat menyuplai air di bendungan yang ada di Blora dan Grobogan. Salah satunya menyuplai Bendungan Dumpil, Kecamatan Ngaringan, Grobogan. Hasil pantauan gubernur di lapangan, baru-baru ini, Bendungan Dumpil yang dibangun tahun 1990 masih kokoh atau kuat. Namun, potensinya belum dapat dioptimalkan. Bendungan itu sebenarnya memiliki potensi mengaliri 11 ribu hektare lahan, tetapi kenyataannya baru bisa untuk menyuplai 4.469 hektare. Bibit menyatakan, Waduk Banjarejo memang perlu dibangun untuk bisa memberikan kontribusi ketahanan pangan di Jateng dan nasional. "Kini, rencana pembangunan ini masih menunggu kajian dari pemerintah pusat. Jika Waduk Banjarejo sudah dibangun, Bendung Dumpil sebenarnya bisa mengairi 11 ribu hektare lahan," katanya. Gubernur didampingi Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jateng Prasetyo Budi Yuwono mengaku telah mengecek calon lokasi pembangunan waduk. Diakuinya, pembangunan waduk ini membutuhkan tantangan berat. Selain membutuhkan 1.900 hektare lahan, proses pembangunannya juga akan lama karena harus melewati tahapan pembebasan tanah terlebih dulu. Sembari menunggu studi lanjutan rencana pembangunan Waduk Banjarejo, gubernur mengimbau masyarakat Blora dan Grobogan untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatan ribuan sumur lapang dan sumur pantek yang sudah ada di kedua wilayah tersebut. Menurut dia, optimalisasi pemanfaatan sumber daya air juga telah dilakukan di Todanan, Blora. Di mana, pemerintah membangun sumur di bawah lapisan tanah keras dengan kedalaman 20 meter dengan debit air 80 liter/detik.


Bagikan :

Cetak