Pembukaan Lahan Percepat Sedimentasi
10 Februari 2013
Foto : Pembukaan Lahan Percepat Sedimentasi
Pengalihan fungsi lahan konservasi di Semarang atas mempercepat pengurangan usia Waduk Jatibarang. Tanpa adanya daya dukung penataan ruang hijau, maka mega proyek yang didanai dari pinjaman Jepang sekitar Rp 1,6 triliun itu hanya akan membuat pendek umur waduk.
?Pembukaan lahan di Semarang atas untuk permukiman secara terus menerus bisa meningkatkan laju sedimentasi dan mengurangi umur waduk,? ujar Kabid Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana (BBWSPJ) Bambang Astoto, kemarin.
Menurutnya, Waduk Jatibarang didesain untuk membendung air mencapai 20 juta m3 yang dihasilkan dari Kali Kreo. Pasalnya, volume air bah dari Kali Kreo ini memberi kontribusi besar terhadap peningkatan debit air di Kaligarang.
Waduk itu terdiri atas tiga paket kegiatan. Paket A adalah normalisasi Banjirkanal Barat dan Rehabilitasi Dam Simongan. Paket B meliputi Pembangunan Dam Simongan.
Kedua paket tersebut, lanjutnya, dikerjakan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui BBWS Pemali Juwana. Sedangkan Paket C meliputi drainase kota yang meliputi Kali Semarang dan Kali Asin.
Disinggung desain awal kontruksi Waduk Jatibarang dirancang untuk bisa bertahan hingga berapa tahun, Bambang tidak bisa memastikan. Pembangunan Waduk Jatibarang ini memecah laju debit air dari tiga sungai yakni, Kreo, Kripik dan Garang.
Jika di lokasi itu tanpa adanya waduk, laju debit air bisa mencapai 270 m3/detik. Sedangkan dengan adanya waduk laju debit air bisa ditekan menjadi 100 m3/detik. Adapun aliran air dari ketiga sungai itu, bermuara di Banjirkanal Barat. Laju debit air di Banjirkanal Barat jika tanpa waduk bisa mencapai 970 m3/detik.
?Dengan adanya Bendungan Simongan laju debit air bisa berkurang menjadi 740 m3/detik,? katanya.
Bagikan :