Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Pengendalian Banjir ROB Semarang Paket 2 Akan Atasi Rob Kaligawe

Pengendalian Banjir ROB Semarang Paket 2 Akan Atasi Rob Kaligawe


Beranda >> Berita Terkini & Pengumuman

  16 September 2017



Pengendalian Banjir ROB Semarang Paket 2 Akan Atasi Rob Kaligawe

Foto : Pengendalian Banjir ROB Semarang Paket 2 Akan Atasi Rob Kaligawe


Problem di Kota Semarang terutama di pinggiran mulai dari Kaligawe sampai Genuk yaitu banjir rob. Yaitu masuknya air laut yang menggenangi daratan secara berkala, bahkan permanen. Hal itu mulai teratasi dengan dibangunnya beberapa tanggul di sekitar kawasan tersebut, termasuk di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) di Semarang Jawa Tengah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air, mulai persiapan pengerjaan pengendalian banjir dan rob Paket 2. Di Paket 2 ini, tanggul rob dan kolam retensi akan dibangun di sekitar Kampus Unissula. "Selain itu kita juga akan membangun tanggul penahan di Terminal Terboyo dan perbaikan alur Kali Tenggang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis Biro Komunikasi dan Humas, Jumat (15/9). Kementerian PUPR juga sedang membangun tanggul Paket 1 yaitu Polder Sringin dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin sampai Kali Babon. Polder Sringin dilengkapi dengan pompa yang dapat berfungsi memompa air rob kembali ke laut. "Dengan kehadiran polder tersebut wilayah utara Semarang, khususnya Terminal Terboyo dan Kawasan Kaligawe akan terbebas banjir rob. Pembangunan tanggul tersebut diperkirakan selesai pada akhir 2018," ungkapnya. Kota Semarang memiliki 5 polder untuk mengatasi banjir rob. Pada tahun lalu, sudah dirampungkan Polder Banger. "Dengan Kehadiran Polder Banger tersebut membuat kondisi Pelabuhan Semarang sampai Semarang Tengah sudah mulai bebas banjir rob," jelasnya. Menteri Basuki menyampaikan, bahwa cara bekerja di Kementerian PUPR membangun infrastruktur harus dilakukan secara cepat, ibaratnya seperti musik rock and roll. "Tidak bisa bekerja hanya linier dengan irama musik pop atau dangdut. Bekerja selama tujuh hari yang dibagi dalam tiga shift per hari inilah solusinya. Karena tanpa itu semua kita tidak akan bisa melayani masyarakat dengan baik," ujarnya.


Bagikan :

Cetak