Proyek Jatibarang Terganggu Hujan
14 Januari 2013
Foto : Proyek Jatibarang Terganggu Hujan
SEMARANG - Musim hujan berdampak pada penimbunan bendung utama Waduk Jatibarang. Pasalnya, pekerjaan di tubuh bendungan ini membutuhkan ketelitian dan tidak boleh bocor.
Karena itu, saat penghujan harus dihentikan.Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu Pembangunan Waduk Jatibarang, M Mazid mengatakan, saat terjadi hujan penimbunan harus berhenti.
??Bila musim kemarau, pekerjaan penimbunan bisa dilembur selama 20 jam, tapi karena sekarang masuk penghujan, target pekerjaan di bendung utama ini relatif kecil.
Namun begitu, pekerjaan ini diharapkan rampung sesuai target sehingga proses penggenangan pada musim hujan 2013 sekitar November-Desember bisa dilakukan dan tidak mundur,?? kata Mazid.Dia mengungkapkan, tubuh bendungan tersebut nantinya memiliki tinggi 74 meter dengan panjang 200 meter dan lebar atas 10 meter.
Ketinggian tubuh bendungan tersebut turun 3 meter dari rencana awal setinggi 77 meter karena pada saat dilakukan penggalian telah mendapatkan pondasi yang bagus.
??Di dalam tubuh bendungan nantinya dilengkapi dengan konstruksi galeri dengan 300 anak tangga di bagian kanan dan kiri untuk keperluan inspeksi atau memantau tingkat keamanan seperti mendeteksi perilaku tubuh bendungan,?? katanya.
Sementara pekerjaan fisik lain seperti kompleks perkantoran yang digunakan untuk operasional bendungan lengkap dengan beberapa fasilitas seperti mushala, lapangan tenis dan voli, gudang alat, serta rumah pekerja sebanyak empat unit.
Proyek itu dijadikan satu paket dengan pembangunan jembatan penyeberangan Goa Kreo. Pekerjaan tersebut telah mencapai progres 83 persen dan diharapkan bisa selesai sekitar Maret tahun ini. Adapun pekerjaan spillway untuk limpasan air telah mencapai progres 85 persen dan masuk dalam tahap penyelesaian.
Menurut dia, pembangunan Waduk Jatibarang ini juga dilengkapi dengan fasilitas publik seperti taman bermain anak-anak, tempat kuliner dan cinderamata yang didesain dan ditata di daerah sabuk hijau.
??Di kawasan sabuk hijau sudah ada penataan bangunan-bangunan yang sedari awal telah didesain untuk mengontrol tingkat pertumbuhan bangunan. Ada juga sebuah fasilitas yang memungkinkan pengunjung bisa berinteraksi dengan monyet ekor panjang tanpa membahayakan pengunjung,?? katanya.
Terkait relokasi tujuh tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA lama yang terdapat di wilayah genangan, hingga kemarin sudah sampai pada tahap negosiasi dengan masyarakat. ??Tujuh tower ini akan direlokasi di luar genangan dan menjadi dua belas titik tower karena jarak jangkauan menjadi lebih panjang.
??Secara teknis, kami sudah tidak ada permasalahan dengan pihak PLN dalam relokasi tower tersebut. Kami masih melakukan negosiasi dengan masyarakat terkait lahan tempat relokasi tower,?? katanya.
Bagikan :