Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Risiko Kekacauan 90.095 Ha Cukup Besar

Risiko Kekacauan 90.095 Ha Cukup Besar


Beranda >> Berita Terkini & Pengumuman

  09 Agustus 2015



Risiko Kekacauan 90.095 Ha Cukup Besar

Foto : Risiko Kekacauan 90.095 Ha Cukup Besar


Koordinator Federasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (FP3A), Kaspono mengingatkan semua pihak yang menginginkan penggelontoran air waduk Kedungombo dilakukan lebih awal terkait risiko kebijakan itu. Salah satunya, kekacauan pada musim tanam (MT) I di area irigasi teknis seluas 90.095 hektare.?Segala sesuatunya harus diperhitungkan terlebih dahulu,? katanya kepada suaramerdeka.com, Minggu (9/8). Tanpa kajian dan perhitungan cermat dengan melihat kondisi debit, secara pribadi dia tidak ingin ikut bertanggung jawab. Bahkan, pihaknya ingin melepas posisinya sebagai koordinator FP3A seandainya keinginan untuk menggelontorkan air waduk Kedungombo tetap diberlakukan. ?Kalau nanti terjadi persoalan pada saat musim tanam (MT) I siapa yang mau bertanggung jawab,? katanya. Hal yang paling tepat dilakukan yakni mengundang semua pihak terkait untuk dapat menyampaikan argumennya masing-masing. Dia tetap meyakini keinginan untuk penggelontoran lebih awal didasarkan atas niat baik. Hanya saja, segala sesuatunya tetap harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Pihaknya sepakat dengan rencana Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna) yang akan mengundang semua pihak terkait untuk dapat membahas persoalan itu. Data dan fakta terkait volume waduk akan dikaji apakah memungkinkan dilakukan penggelontoran lebih awal, termasuk risiko yang mungkin timbul. Faktor lain yang juga harus dipertimbangkan yakni sistem operasional yang sudah dibuat selama ini.?Ada alasan mengapa penggelontoran lebih awal dinilai berisiko,? ujarnya. Kajian Alasan pertama, hingga saat sekarang lahan pertanian masih belum sepenuhnya siap. Selanjutnya, di sebagian jaringan irigasi juga masih dilakukan perbaikan. Selanjutnya, bila stok air terbatas dimungkinkan pada musim tanam berikutnya akan menimbulkan banyak persoalan.?Misalnya, ketika proses tanam berlangsung air ternyata sudah habis,? tandasnya. Terpisah, Kepala BPSDA, Novianto saat dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu menyatakan pihaknya masih akan mendasarkan pada sistem baku yang sudah ada sebelumnya. Air waduk Kedungombo baru dapat digelontorkan pada awal September. Meskipun begitu, pihaknya akan mengundang sejumlah pihak terkait pada 12 Agustus mendatang. Selanjutnya, pada tanggal 13 Agustus baru dapat diputuskan apakah permintaan dapat direalisasikan atau ditolak.


Bagikan :

Cetak