Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

© 2024 Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana.

Berita Terkini & Pengumuman

Tiga Sungai Pengaruhi Sedimentasi Kanal Banjir Barat

Tiga Sungai Pengaruhi Sedimentasi Kanal Banjir Barat


Beranda >> Berita Terkini & Pengumuman

  09 Januari 2014



Tiga Sungai Pengaruhi Sedimentasi Kanal Banjir Barat

Foto : Tiga Sungai Pengaruhi Sedimentasi Kanal Banjir Barat


SEMARANG - Tingginya sedimentasi yang terjadi di Sungai Kanal Banjir Barat tidak terlepas dari adanya perubahan tata guna lahan di bagian atas atau hulu sungai. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh tingginya sedimentasi tiga sungai di bagian hulu yang bertemu di Tugu Suharto dan kemudian mengalir di Sungai Kanal Banjir Barat. Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu (SNVT) Waduk Jatibarang Anang Mukhlis mengatakan, ada tiga sungai yang menyumbang tingginya sedimentasi Sungai Kanal Banjir Barat yakni Sungai Kripik, Sungai Kreo, dan Kaligarang. Untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi di Kanal Banjir Barat, tahun 2012 lalu sudah diantisipasi dengan membuat dua cek dam di Sungai Kreo dan satu cek dam di Kaligarang. ''Tahun ini rencananya akan ditambah dua cek dam lagi di Kaligarang. Untuk menangani sedimentasi di Kanal Banjir Barat, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sudah mendapatkan dana untuk operasi pemeliharaan dan kami masih menunggu pencairannya,'' kata Anang didampingi Konsultan Supervisi Waduk Jatibarang bagian Monitoring Engineer, Dodhy Indrawirawan. Diungkapkannya, operasi pemeliharaan tersebut akan dilaksanakan dua kali yakni sekitar Februari dengan fokus pekerjaan pengerukan di beberapa titik sedimentasi dan penanganan sampah. Sedangkan sekitar Agustus mendatang baru akan dilakukan pengerukan sedimentasi secara menyeluruh. Dodhy menambahkan, debit Sungai Kanal Banjir Barat masih memungkinkan untuk menampung air dari drainase kota saat hujan meskipun mengalami sedimentasi. ''Kalau melihat debitnya, Sungai Kanal Banjir Barat masih memungkinkan untuk menampung air dari drainase kota yang ada di sekitarnya. Kalau di sekitar sungai tersebut masih ada yang tergenang saat hujan, diperkirakan drainase kotanya yang tidak lancar,'' kata Dodhy. Menurutnya, drainase kota yang tidak lancar dikarenakan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya masih kurang. Disisi lain, banyaknya penutupan drainase untuk lahan parkir dan lainnya dengan cor beton juga menyebabkan pengawasan serta kontrol tidak berjalan maksimal. Selain itu proses pengerukan atau pembersihan sampah juga menjadi sulit karena drainase tertutup cor. ''Saat ini tinggal bagaimana menyadarkan masyarakat untuk mematuhi aturan dan tidak membuang sampah sembarangan,'' katanya. Terkait pemeliharaan Sungai Kanal Banjir Barat, Dodhy mengungkapkan bahwa sebelumnya antara pemerintah pusat, Provinsi Jateng dan Kota Semarang telah menandatangani deklarasi kerjasama pengelolaan sumber daya air di Jateng. ''Dalam deklarasi tersebut, pemerintah pusat, Provinsi Jateng dan Kota Semarang sepakat untuk memelihara Sungai Kanal Banjir Barat secara bersama-sama. Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam Mou antara ketiganya dengan Nomor : UM111-DA/01, Nomor : 116/2013, dan Nomor : 610/275/2013 tentang Pengelolaan Kanal Banjir Barat di Kota Semarang Provinsi Jateng,'' katanya. Adapun draf detail kerjasama yakni Perjanjian Kerjasama (PKS) yang memuat tugas dan kewenangan masing-masing instansi pemerintah masih disusun oleh BBWS Pemali Juana.


Bagikan :

Cetak