Sungai Kecepak yang terletak di Desa Prembun, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, menjadi salah satu lokasi dengan tingkat sedimentasi yang cukup tinggi. Endapan lumpur yang menumpuk selama bertahun-tahun menyebabkan kapasitas sungai menurun drastis. Ketika hujan deras mengguyur pada 22 Mei 2025, air sungai meluap hingga ke pemukiman warga, menggenangi rumah dan lahan pertanian di sekitarnya.
Menurut penuturan Wiwit Setyaningsih, warga Desa Prembun, banjir datang begitu cepat tanpa peringatan. Saat sedang berdagang, ia mendengar teriakan warga yang panik karena air tiba-tiba naik hingga setinggi pinggul orang dewasa. Dalam hitungan menit, air meluap ke rumah-rumah warga dan memutus akses jalan desa. Akibat peristiwa tersebut, lebih dari 50 rumah terendam, ratusan hektar sawah gagal panen, dan kerugian warga diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Bapak Supardi dan Basuki, petani setempat, menceritakan bahwa jebolnya tanggul di sekitar Desa Pesantren memperparah situasi karena air meluap deras ke wilayah Prembun, merendam lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat.
Menanggapi kondisi tersebut, Drs. Marsudi, Kepala Desa Prembun, menyampaikan pentingnya langkah mitigasi dari instansi terkait agar kejadian serupa dapat dicegah. Ia menegaskan bahwa banjir yang kerap terjadi setiap kali hujan deras dua jam berturut-turut sangat mengganggu aktivitas warga, terutama sektor pertanian. Ia berharap pemerintah daerah dan instansi teknis segera melakukan normalisasi dan perbaikan tanggul agar swasembada pangan di wilayah Banyumas tetap terjaga sesuai dengan arahan nasional.
Sebagai respons cepat, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak bersama BPBD Kabupaten Banyumas segera melakukan penanganan darurat di sepanjang aliran Sungai Kecepak. Upaya normalisasi dilakukan melalui pengangkatan sedimentasi dan perbaikan tanggul kritis di 26 titik dengan total panjang 700 meter. Pekerjaan ini memanfaatkan hydraulic crawler excavator PC200 Long Arm, alat berat dengan kapasitas 20 ton yang digunakan untuk pengerukan lumpur di dasar sungai. Langkah ini menjadi bagian penting dari program mitigasi banjir sekaligus upaya menjaga kelancaran aliran sungai agar tidak lagi meluap ke pemukiman dan lahan pertanian warga.
Menurut Panggah Bagaskara Nuraga, S.T., perwakilan dari BPBD Kabupaten Banyumas, kolaborasi antara BBWS Serayu Opak, BPBD, pemerintah desa, dan masyarakat setempat berjalan dengan baik. Ia menyampaikan apresiasinya kepada BBWS Serayu Opak atas dukungan penuh dalam pelaksanaan normalisasi Sungai Kecepak. Diharapkan kerja sama lintas sektor ini dapat terus berlanjut untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan di Banyumas. Melalui langkah cepat dan sinergi berbagai pihak, Sungai Kecepak kini mulai pulih. Aliran air kembali lancar, tanggul diperkuat, dan masyarakat pun dapat beraktivitas dengan lebih tenang menghadapi musim hujan—sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian menuju swasembada pangan daerah.
https://s.pu.go.id/MTEzNA/Normalisasi_SungaiKecepak_Banyumas
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#MengelolaAirUntukNegeri
#IrigasiUntukSwasembadaPangan
#SetahunBerdampak
#pu608
#BBWSSerayuOpak
@bakom.ri




























