Sinkronisasi menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penyusunan Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) 2025/2026. Dibutuhkan adanya kerja sama dan pembagian tugas antar instansi serta sinkronisasi RAAT dengan pola tanam, sehingga tercipta kesesuaian antara estimasi kebutuhan air dengan kebutuhan aktual di lapangan.
Hal tersebut mengemuka dalam acara Sidang Komisi Pendayagunaan Sumber Daya Air (SDA) Tim Koordinasi Pengelolaan SDA (TKPSDA) di Bantul, Selasa (22/07/2025) di Bantul. Sidang mengangkat tema “ Penyelarasan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) dengan RAAT 2025/2026 dan Evaluasi Implementasi Indeks Pertanaman (IP) Wilayah Sungai Progo Opak Serang (POS).”
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak yang diwakili Aneka Anjar (Tim Alokasi Air) menjelaskan bahwa alokasi air merupakan proses pendistribusian air untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Proses ini melibatkan keputusan tentang berapa banyak air yang akan diberikan kepada pengguna yang berbeda, kapan, di mana, dan bagaimana mereka dapat menggunakannya.
“Perencanaan alokasi air tahunan yang adil melindungi lingkungan, prioritas pembangunan, keseimbangan pasokan permintaan, efisien dan berkelanjutan,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Anjar, perlu adanya pencatatan pada setiap lokasi pengambilan air baik pada bendung ataupun pengambilan bebas. Data pencatatan ini akan membantu dalam perhitungan ketersediaan air ke depannya.
“Perlu dilakukan pengkajian terkait pengambilan air untuk pemenuhan kebutuhan perikanan khususnya yang mengambil di saluran irigasi. Serta perlu adanya sinkronikasi Pola Tanam untuk estimasi kebutuhan air yang lebih sesuai dengan kebutuhan aktual di lapangan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Unit Pengelola Bendungan (UP) Sermo, Arde Cahyadi Sukma, menjelaskan bahwa berdasarkan ketersediaan air di Bendungan Sermo per periode Juli II, maka dapat disimpulkan kebutuhan air pada Daerah Irigasi (DI) Kalibawang yang bersumber dari suplesi air Bendungan Sermo pada Masa Tanam Il tahun 2024/2025 akan dapat cukup terlayani. (wb/ifn)
