obatSO, terutama yang berdomisili di sekitar DIY, tentulah sudah tidak asing lagi mendengar nama Bendungan atau Waduk Sermo. Ya, waduk yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo ini terkenal menjadi objek wisata karena keasrian dan keindahan alamnya. Selain tentunya, waduk ini memiliki fungsi utama di bidang Sumber Daya Air (SDA), antara lain untuk memenuhi kebutuhan air irigasi serta sumber penyediaan air baku. Tidak mengherankan jika Waduk Sermo juga sering dijadikan referensi studi lapangan oleh para pelajar dan mahasiswa.

Gagasan pembangunan Waduk Sermo dimulai sejak tahun 1970-an, namun baru terlaksana pada 1994 karena kendala pembiayaan. Pembiayaan diperoleh dari Rupiah murni dan Loan ADB melalui program IISP. Selain pembiayaan, dukungan masyarakat yang menyediakan tanah untuk proyek sangat menunjang dimulainya pelaksanaan fisik pembangunan Waduk Sermo.

Luas lahan yang dibebaskan untuk daerah genangan dan sekitarnya mencapai 219,5 ha yang dimiliki oleh 556 KK. Dari jumlah tersebut, 100 KK memilih ikut program transmigrasi ke Taktoi, Bengkulu. Untuk menghormati jasa para transmigran tersebut, maka dibangunlah monumen yang dinamakan Monumen Bedhol Desa yang diresmikan Gubernur DIY.

Saat ini, pengelolaan Bendungan Sermo menggunakan teknologi terbaru. Seluruh data instrumen diintegrasikan melalui sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Tujuannya, untuk memantau dan mengelola kondisi bendungan secara real-time. Pengoperasiannya dilakukan melalui Command Center di Kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB) Sermo BBWS Serayu Opak. Dengan adanya Command Center ini diharapkan pemantauan dan pengambilan keputusan dilakukan secara lebih terpusat dan efisien. (za/ifn)

#MengelolaAirUntukNegeri
#IrigasiUntukSwasembadaPangan
#SetahunBerdampak
#KetahananPangan
#BBWSSerayuOpak
#pu608
@bakom.ri