Generasi muda, terutama para insinyur muda dan calon insinyur muda merupakan penentu masa depan pembangunan dan pengelolaan bendungan di Indonesia. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim dan resiko kegempaan, kolaborasi dan pemikiran inovatif, para generasi muda akan sangat diperlukan dalam mendukung keamanan dan keberlanjutan infrastruktur bendungan.
Hal tersebut disampaikan Adenan Rasyid selaku Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat membuka acara Young Engineer Forum (YEF) di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada, Sabtu (16/11/2024). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian agenda Seminar Nasional Bendungan Besar Tahun 2024.
“Bendungan merupakan infrastruktur yang vital dalam mendukung program pemerintah untuk penyediaan air baku, penyediaan air irigasi, pengendali banjir, konservasi air, serta penyediaan listrik melalui PLTA atau PLTS Terapung,” ujarnya.
Adenan melanjutkan, seiring dengan bertambahnya infrastruktur bendungan di Indonesia, dibutuhkan regenerasi insinyur bendungan yang berkualitas. Dalam hal inilah Young Engineer Forum diharapkan dapat menjadi wadah untuk transfer knowledge dari para profesional di bidang teknik bendungan kepada para insinyur muda dan mahasiswa sebagai calon insinyur muda yang tertarik dengan bidang teknik bendungan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para narasumber yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk berkontribusi dalam forum ini. Kontribusi Bapak/Ibu mencerminkan semangat kolaborasi dalam meningkatkan kualitas insinyur bendungan di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu narasumber yang hadir berasal dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak yaitu Cristina Dwi Yuliningtyas selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan Bendungan. Dalam diskusi yang digelar, Cristina menjelaskan pentingnya komunikasi dan kerja sama tim dalam pelaksanaan pekerjaan.(ikv/dan/ifn)