Pertemuan Regional Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air : Kunjungan ke Bendung Pamarayan
Kementerian PU-PR •
Mengawali rangkaian acara Regional Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber Daya Air (OP-SDA), Rabu pagi (1/5) dilakukan kunjungan lapangan ke Bendung Pamarayan yang terletak di kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Bendung Pamarayan yang dibangun pada tahun 1918 pada zaman kolonial Belanda bertujuan untuk meredam perlawanan masyarakat kolonial Banten pada masa penjajahan saat itu. Pada tahun 1970 dilakukan rehabilitasi Bendung Pamarayan dengan menggunakan dana IDA (International Development Association).
Penggalian pasir secara terus-menerus di bagian hilir bendung mengakibatkan kerusakan yang cukup berat, sehingga di tahun 1992 dibangunlah Bendung Pamarayan Baru yang didanai oleh Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) Jepang, pembangunan ini selesai pada tahun 1997.
Bendung Pamarayan Baru memiliki bentang bendung 137,5 meter dengan tipe bendung gerak dengan jumlah pintu pengendali 6 buah, dilengkapi dengan 2 intake/bangunan pengambilan di sebelah kiri dan kanan. Di bagian Barat terdapat 4 buah intake dengan kapasitas 27,61 m³/det dan di sebelah Timur terdapat 2 buah intake dengan kapasitas 7,45 m³/det.
Menurut data pada tahun 2010, ruas areal sawah yang dapat diairi seluas 21.271 ha, namun akibat terjadi alih fungsi lahan areal sawah yang dapat diairi menjadi 20.955 ha.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (C3) Abdul Hanan Akhmad mengatakan pemerintah pusat yang dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai C3 bertanggung jawab dalam penyediaan anggaran untuk operasi dan pemeliharaan Daerah Irigasi Pamarayan, melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi Pamarayan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi.
Peran pemerintah provinsi dalam hal ini dilakukan oleh dinas PSDA dan permukiman provinsi Banten bersama balai PSDA Provinsi Banten yaitu melakukan operasi dan pemeliharaan terhadap jaringan irigasi Pamarayan, melaksanakan survey Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) untuk jaringan irigasi Pamarayan dan menyusun jaringan irigasi Pamarayan.
Hanan menambahkan dalam melakukan operasi dan pemeliharaan pada Bendung Pamarayan, terdapat beberapa kendala yaitu sumber daya manusia operasi pemeliharaan dan prasarana baik dari kualitas maupun kuantitas masih minim, koordinasi dan tata laksana pelaksanaan OP-SDA, yaitu pelaksanaan koordinasi instansi dan antar daerah kabupaten perlu ditingkatkan agar dicapai pola pengelolaan sumber SDA yang efisien dan sinergi sejalan dengan semangat dan desentralisasi dan juga kerusakan daerah resapan air, sedimentasi dan alih fungsi lahan.
(datinsda)
Berita
Sidang V Tim Koordinasi Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai Aceh Meureudu 2024 Digelar di The Pade Hotel
Sidang IV Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Periode II Tahun 2024
Konsolidasi Pelayanan Publik pada BWS Sumatera I
Ciptakan Lingkungan Kerja Yang Sehat dan Produktif, BWS Sumatera I Laksanakan Tes Kesehatan Rutin
Sidang IV TKPSDA Wilayah Sungai Woyla-Bateue Periode III Tahun 2024
Rapat Tim Self Asessment River Basin Organization Performance Benchmarking (RBO PB) - River Basin Organization Pengelolaan Irigasi (RBO PI)