Dengan muka berseri Ibu Eni menyampaikan rasa suka citanya saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ketika melakukan kunjungan ke lokasi Rumah Khusus Relokasi Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan (24/5).
"Baru dua bulan berjalan pindah ke sini. Lebih enak, lebih nyaman di sini," ujarnya kepada Menteri PUPR.
"Saya sangat-sangat berterima kasih atas kunjungan ini, terus atas rumahnya, atas bantuannya semuanya sangat berterima kasih sekali. Masyarakat disini sangat terbantu, lah," tambah Ibu Eni lagi.
Sama halnya dengan yang dikatakan Muhamad, seorang pemuda yang berprofesi sebagai tukang kredit. Dia baru mulai menempati rumah barunya selama tiga minggu ke belakang.
"Senang di sini. Di sini ramai. Ke tempat kerja memang jadi lebih jauh. Tapi tidak apa, masih bisa, kok," sebutnya.
Ibu Eni dan Muhamad adalah beberapa di antara penduduk terkena dampak pembangunan Bendungan Kuningan yang kini progres fisiknya sudah mencapai 79%.
Rumah dan lingkungan mereka di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berada di daerah genangan yang otomatis akan tenggelam ketika Bendungan Kuningan mulai beroperasi.
Oleh karena itu Kementerian PUPR beserta Pemerintah Kabupaten Kuningan menyiapkan Rumah Khusus Relokasi Bendungan Kuningan bagi sekitar 360 KK yang dpindahkan dari genangan waduk.
"Semua kebutuhannya ada 360 rumah. Di Desa Tanjungkerta ini ada sekitar 40 rumah, di tempat kedua 60 rumah. Sudah terbangun 100 unit dari kebutuhan 360 unit," jelas Menteri PUPR seraya menambahkan bahwa sisa Rumah Khusus akan terus disediakan secara bertahap sesuai kesiapan lahan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan.
Rumah Khusus Relokasi dengan tipe 36 ini disediakan lengkap dengan sambungan listrik, air bersih dan beberapa furniture seperti lemari, tempat tidur, kursi serta meja.
Satu unit rumah dibangun dengan dana 125 juta rupiah, 110 juta rupiah untuk bangunan rumah dan 15 juta rupiah untuk pelengkapnya. (kty/ams KompuSDA)
- kompusda