Indonesia dipercaya oleh Asia Water Council (AWC) untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asia International Week (AIWW) ke-2. AIWW merupakan forum yang diselenggarakan secara rutin setiap tiga tahun sekali dengan tujuan melaporkan progres dan merumuskan implementasi kebijakan dalam memecahkan masalah keairan di Asia. AIWW pertama kali diselenggarakan pada tahun 2017 di Gyeongju, Korea Selatan. Penyelengaraan AIWW ke-2 yang harusnya dilaksanakan pada Oktober 2020, harus diundur ke Maret 2022 dikarenakan adanya pandemi COVID-19.
Dalam rangka mempersiapkan pertemuan internasional tersebut, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) melalui Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan pun menyelenggarakan forum Pre 2nd Asia International Water Week di Labuan Bajo, pada 13-14 Desember 2021. Forum ini bertujuan untuk mengajak para negara peserta Asia International Water Week (AIWW) untuk menguatkan kerjasama bidang Sumber Daya Air (SDA), khususnya dalam menghadapi tantangan masalah air yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-19 dan Fenomena La-Nina.
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA, Lilik Retno Cahyadiningsih yang juga merupakan Ketua Pelaksana AIWW ke-2 menyampaikan bahwa air merupakan isu yang penting. Saat ini, sumber air terus menipis karena pertumbuhan populasi dan urbanisasi, permintaan standar hidup yang terus meningkat, persaingan penggunaan air, konversi lahan dan pencemaran lingkungan. Beberapa permasalah ini diperparah oleh pandemi COVID-19 yang belum selesai hingga saat ini. "Melalui forum ini diharapkan bisa menemukan terobosan baru agar pengelola bidang sumber daya air bisa lebih siap dan waspada terhadap masalah air yang akan ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 dan fenomena La-Nina," ujar Ketua AIWW ke-2 Lilik Retno Cahyadingsih pada pembukaan forum tersebut.
Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah Asia International Water Week ke-2 yang rencananya akan dilangsungkan pada Maret 2022 dengan tema 'Air yang Cukup dan Berkelanjutan untuk Semua'. AIWW ini bekerja sama dengan tuan rumah agar dapat menjadi forum diskusi bagi pemerintah, komunitas/masyarakat, akademisi, dan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah air di Asia, khususnya Indonesia. AIWW ke-2 yang akan diselenggarakan pada Maret 2022 mendatang dapat menjadi wadah yang tepat untuk merumuskan alternatif solusi kebijakan yang bisa diterapkan di Indonesia dan mungkin negara lain di Asia dengan persoalan yang serupa.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Zainal Fatah yang hadir mewakili Menteri PUPR Basuki menambahkan bahwa seluruh dunia, termasuk negara-negara di Asia saat ini masih berjuang untuk mengurangi dampak akibat pandemi COVID-19 dan konsekuensi ekonomi-sosialnya. Pandemi COVID-19 telah mewajibkan semua orang untuk mengikuti protokol kesehatan, salah satunya dengan mempraktekkan cuci tangan secara rutin dengan air bersih. Dengan kebiasaan baru tersebut, penyediaan air bersih menjadi salah satu tantangan baru dibidang infrastruktur sumber daya air.
Turut disampaikan pada forum tersebut bahwa studi terbaru dari Indonesia Water Institute menunjukkan bahwa konsumsi air bersih selama pandemi COVID-19 meningkat 3 kali lipat dibanding kondisi normal, dengan total konsumsi air rumah tangga mencapai 900 hingga 1.400 liter per hari. Selain itu pengeluaran untuk air juga meningkat hingga 5 kali lebih tinggi dari kondisi normal. "Upaya untuk memberikan kebersihan air menjadi tantangan karena sumber daya air berkurang dampak dari pertumbuhan penduduk, gaya hidup, persaingan penggunaan air, konversi lahan, pencemaran lingkungan, dan dampak perubahan iklim," tutur Sekjen PUPR Zainal Fatah.
Selain Pandemi COVID-19, bencana hidrometeorologi juga terkena dampak fenomena La-Nina yang diperkirakan akan terus terjadi pada akhir 2021 hingga awal 2022. Kementerian PUPR sendiri telah melakukan langkah-langkah untuk menghadapi Fenomena La-Nina di antaranya mengurangi kapasitas tampung/mengosongkan seluruh bendungan yang telah beroperasi serta memantau infrastruktur SDA guna mengetahui volume banjir yang dapat ditampung. Untuk meningkatkan antisipasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi La-Nina dan bencana hidrometeorologi, Kemenetrian PUPR melalui Ditjen SDA bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menjamin keandalan peralatan pengamatan, analisis/proses prakiraan dan prediksi serta sosialisasi peringatan dini secara cepat, tepat dan akurat. (kompusda sandro/foto oleh Biro Kompu PUPR Tri)
- kompusda