Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan Bendungan Karian yang berlokasi di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pada Rabu, 4 Oktober 2017. Kunjungan kerja ini turut didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Imam Santoso, Kepala Pusat Bendungan Ditjen SDA Ni Made Sumiarsih, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra Atmawidjaja, serta Kepala BBWS Cidanau Ciujung Cidurian Tris Raditian.
Pembangunan bendungan Karian merupakan salah satu dari target Pemerintah Kabinet Kerja yang tahapan pelaksanaan konstruksinya dimulai pada Oktober tahun 2015. "Bendungan Karian ini sudah direncanakan sejak tahun 80-an. Kemudian tiga tahun yang lalu kita eksekusi untuk dikerjakan. Bendungan ini adalah bendungan terbesar ketiga setelah Jatiluhur dan Jatigede," jelas Jokowi.
Bendungan Karian merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR pada periode 2015-2019 sebagai bagian dari Nawa Cita untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air. Pembangunan bendungan Karian ditargetkan selesai pada tahun 2019 yang rencana semula selesai tahun 2020. "Setelah melihat di lapangan dan pekerjaan bisa dipercepat, nanti pertengahan 2019 Insya Allah bisa selesai," tambah Jokowi.
Bendungan Karian merupakan bendungan multifungsi yang merupakan salah satu proyek strategis nasional. Pembangunan bendungan ini menggunakan sumber dana APBN dan akan memiliki kapasitas tampung sebesar 314,7 juta meter3 yang dimanfaatkan untuk meningkatkan pasokan air bagi lahan pertanian seluas 22.000 hektar di Provinsi Banten.
Dengan terjaminnya air irigasi dari bendungan, maka produksi gabah diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 162.800 ton gabah per tahun senilai Rp 500 miliar. Saat ini produksi gabah petani sebanyak 187.000 ton per tahun dan ditargetkan menjadi 349.800 ton gabah per tahun setelah bendungan beroperasi. Selain itu, bendungan Karian juga bermanfaat menghasilkan listrik sebesar 1,8 MW bagi 10.000 kepala keluarga yang berada di 40 desa atau 4 kecamatan di sekitar bendungan, serta pengendalian banjir.
Dirjen SDA Imam Santoso menjelaskan bahwa konstruksi bendungan Karian telah memasuki tahap pembangunan tubuh bendungan (main dam). “Progres konstruksinya sekarang sudah mencapai 47%. Pekerjaan dilapangan dilakukan tujuh hari seminggu, minimum 2 shift sehari, agar selesai pada Juni 2019," ujarnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan, bendungan Karian akan menyuplai kebutuhan air untuk kebutuhan rumah tangga, perkotaan dan industri di 7 kota/kabupaten yakni kota Serang, kota Cilegon, kota Tangerang, kabupaten Tangerang, kota Serpong, kabupaten Lebak, dan wilayah Barat Provinsi DKI Jakarta. “Selama ini pasokan air baku ke Jakarta berasal dari Timur Jakarta yakni bendungan Jatiluhur. Dengan adanya bendungan Karian akan ada keseimbangan neraca air," tutur Basuki.
Untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air yang diperkirakan sepanjang 47,9 kilometer. Kapasitasnya sebesar 14,6 juta m3/detik yang nantinya akan dinikmati oleh lebih dari 5 juta jiwa. Saat ini pengkajian masterplan sedang disusun studi kelayakannya bersama K-Water dari Korea Selatan yang memiliki banyak pengalaman sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air untuk dapat dibangun dengan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Pembangunan bendungan Karian menggunakan anggaran sebesar 1,07 triliun rupiah. Sampai saat ini, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan 33 bendungan dari 49 yang direncanakan. Tahun depan akan dimulai 11 bendungan lagi dan sisanya tahun 2019. (dro/nan/ech KompuSDA)
- kompusda