
Menteri
Pekerjaan Umum Dody Hanggodo didampingi Direktur Irigasi & Rawa Bastari dan
Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Suryadarma Hasyim meninjau Bendungan Bili-Bili
dan Bendungan Bissua yang berlokasi di perbatasan Gowa dan Takalar pada Jumat
(17/01). Bendungan Bili Bili merupakan salah satu sumber pengairan untuk
wilayah Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu lumbung pangan di Indonesia.
Dengan kapasitas tampung 243,84 juta m3, Bendungan Bili Bili mengairi pertanian
DI Bili Bili seluas 2.443 Ha, DI Bissua seluas 10.547 Ha, dan DI Kampili seluas
12.793 Ha.
Dalam kunjungannya ke Bendung Bissua, Menteri Dody menyempatkan untuk berdialog
dengan perwakilan dari perkumpulan petani pemakai air (P3A) daerah irigasi
tersebut. Dilaporkan bahwa pasca banjir besar dan longsor pada tahun 2019
silam,terdapat beberapa daerah irigasi yang terdampak longsoran sehingga
menyebabkan kerusakan irigasi dan sedimentasi. Akibatnya, area persawahan di
hilir tidak mendapatkan air yang cukup.
Atas hal tersebut, Menteri Dody menyampaikan bahwa Kementerian PU akan
melakukan program pengerukan sedimen pada jaringan irigasi sekunder. Selain itu
juga disampaikan program ke depan direncanakan akan dibangun Sabo Dam sebagai
langkah mitigasi bencana yang berfungsi untuk mengendalikan banjir, erosi dan
sedimentasi.
“Kami pastikan untuk menangani masalah sedimentasi, sehingga area sawah
betul-betul dapat terairi dari Bendungan Bili-Bili. Jangka panjangnya akan kita
buat Sabo Dam sebagai mitigasi untuk meminimalisir risiko jika bencana serupa
terjadi lagi,”ujar Menteri Dody.
Dalam kesempatan yang sama, para petani menyampaikan terima kasih kepada
Kementerian PU atas perhatiannya pada daerah irigasinya sehingga indeks
pertanaman di wilayahnya dapat terjaga.
Salah satu petani dari DI Bissua Natsir Dg. Jama menyampaikan, “terimakasih atas pemberdayaan kelompok P3A di DI Bissua. Kami siap mengawal program ketahanan pangan dan kami optimis program ini akan berhasil, tapi hal ini tidak terlepas dari kebutuhan air. Kami berharap ke depan pengelolaan airnya dapat lebih baik, sehingga sawah di daerah hilir dapat terairi.”
Bendung Bissua terdiri dari jaringan irigasi primer sepanjang 30,14 km, jaringan irigasi sekunder 113,25 km, jaringan irigasi tersier 112,27 km dan saluran pembuang 4,89 km. Dengan adanya Bendung Bissua Indeks Pertanaman (IP) Total (Padi + Palawija) mencapai 280%, IP Padi sebesar 200% dan produksi rata-rata sebesar 5 ton GKP/ hektare. (KompuSDA-Hna)
- Kompu SDA