Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
blog-img-10

Posted by : Arboretum

Ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.)

 

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Superdivisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Elaeocarpaceae

Genus : Elaeocarpus

Spesies : Elaeocarpus ganitrus Roxb.

(USDA)

Status Konservasi IUCN

LC- Least Concern

Deskripsi

Elaeocarpus ganitrus Roxb. atau biasa dikenal dengan Ganitri, Jenitri dan Janitri. Pohon Ganitri memiliki batang utama yang jelas, cabang dan ranting. Pohon dewasa mampu mencapai tinggi 25-30 m. Batangnya berwarna coklat dengan permukaan yang kasar. Percabangannya mendatar sampai agak menurun. Daunnya bertipe tunggal, tepinya bergerigi, ujungnya runcing dan pangkalnya runcing. Bunganya bertipe majemuk yang tersusun dalam malai. Bunganya sangat unik karena memiliki ujung mahkota yang menyerupai rumbai. Buahnya berbentuk bulat dengan diameternya 0,5 - 2 cm dan berwarna biru cerah. Warna biru cerah ini menjadi ciri khas yang unik. Bijinya keras, berbentuk bulat dan memiliki pola permukaan yang kasar, berlekuk-lekuk menjorok ke dalam dengan lima garis bujur yang jelas. Bijinya sering disebut rudraksha.

Ganitri secara alami dijumpai tumbuh bersama jenis-jenis tumbuhan lainnya dalam suatu vegetasi. Ganitri menyukai tempat yang cukup teduh akibat dari naungan pohon-pohon lainnya dan juga lembap. Ganitri bukan jenis tumbuhan pioneer yang memulai terjadi suatu vegetasi. Ganitri tumbuh pada tempat dengan ketinggian 100 - 1500 m dpl, pada tanah subur hingga moderat.

Pohon ganitri memiliki banyak manfaat baik pada kulit, batang, daun, buah maupun bijinya.  Berbagai fakta hasil penelitian berhasil dihimpun dari berbagai sumber ilmiah dan disajikan secara ringkas sebagai berikut:

  1. Lumatan buah dengan dosis 100 mg/Kg dapat digunakan sebagai obat analgesik (Almeida dkk, 2001). Nain dkk (2012) meneliti lebih lanjut dengan pendekatan metode yang berbeda menemukan konsentrasi efektif (sebagai analgesik) ekstrak daun dengan metanol sebesar 200 mg/Kg.
  2. Ekstrak dari buah jenitri dapat meringankan depresi (Dadhich, 2011).
  3. Ekstrak dari daun jenitri menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik (mengandung clotrimazole, etamiphylline, 2′-O-Methylcytidine, aspidocarpine dan leupeptin) (Kumar dkk, 2008; Das dkk, 2017). Aktivitas anti penuaan (antiaging) dilaporkan oleh Tilak dkk (2017).
  4. Ekstrak biji Jenitri dapat digunakan untuk obat anti malaria dan anti kanker (Gholse dkk, 2017).
  5. Rangkaian biji-biji jenitri dalam bentuk kalung atau gelang yang dikenakan ternyata memancarkan gelombang elektromagnetik, paramagnetik, dan bahan-bahan induktif yang dapat berfungsi sebagai anti hipoglikemik, anti ulsirogenik, dan anti mikroba (Gupta dkk, 2016). Aktivitas anti mikroba diungkap lebih mendalam oleh Kumar dkk (2011). Pandey dkk (2016) menemukan fakta dari hasil penelitian bahwa ekstrak daun jenitri signifikan dan efektif membunuh beberapa mikroba dari golongan bakteri dan jamur.
  6. Ekstrak jenitri dapat digunakan sebagai penurun tekanan darah (Hardainiyan dkk, 2015). Aktivitas anti hipertensi ini mulai dikenali oleh Sakat dkk (2009) dalam penelitiannya.
  7. Ekstrak biji dengan air menghasilkan manfaat sebagai obat antidiabetes (Hule dkk, 2011). Tripathi (2014) melanjutkan pengembangan anti diabetes atau anti hiperglikemia ini dengan hasil ditemukan 16 senyawa aktif. Secara uji faramsi, ekstrak biji jenitri ini setara obat anti diabetes glybenclamide.
  8. Ekstrak biji dengan etanol dapat menyembuhkan aterosklerosis pada hewan coba (tikus) yang menderita kolesterol tinggi (Jain dkk, 2017).
  9. Jenitri dilaporkan memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai obat untuk gejala asma dan gangguan pernafasan (Singh dkk, 2000; Joshi dkk, 2014).
  10. Ekstrak batang dengan kloroform menunjukkan hasil yang signifikan sebagai agen anti peradangan pada konsentrasi 500 ug/ml (Lakshmi dkk, 2016).
  11. Ekstrak daun, kulit batang, dan buah jenitri dipercaya dapat menjadi obat liver. Selain itu, menurut ilmu pengobatan tradisional masyarakat India, berbagai pola garis pada cangkang biji memiliki fungsi pengobatan dan terapi yang berbeda-beda (Pankaj dkk, 2017; Tilak dkk, 2017).
  12. Penelitian melaporkan bahwa jenitri ini juga dapat menjadi obat migrain. Selain itu, telah diketemukan senyawa utamanya berupa elaeocarpidine, elaeocarpine, epielaeocarpiline, isoelaeocarpine, alloelaeocarpiline, rudrakine, gallic acid, ellagic acid, dan linoleic acid (Pant dkk, 2013).
  13. Berdasarkan penelitian Peiris (2007), ekstrak jenitri juga dapat mengobati diare dan disentri.
  14. Secara mitologi dan spiritual, jenitri dipercaya mempunyai daya menyeimbangkan sistem tubuh, melancarkan peredaran darah, dan bahkan mampu meningkatkan konsentrasi dan daya kerja otak melalui gelombang elektromagnetik yang dihasilkan (Rashmi dkk, 2014; Tripathy dkk, 2016).
  15. Pada pertanaman agroforestri hutan rakyat, kayu jenitri ternyata juga dimanfaatkan masyarakat untuk kayu gergajian untuk bahan bangunan (Siarudin dan Widiyatno, 2013).

Pustaka

IPBiotics

https://ipbiotics.apps.cs.ipb.ac.id/index.php/tumbuhanObat/740#:~:text=Pohon%20dengan%20tinggi%20mencapai%2025,daun%20menyirip%2C%20dan%20berwarna%20hijau

LPDP UGM

https://lpdpugm.or.id/tumbuhan-nusantara-jenitri-si-buah-biru-dengan-aneka-manfaat/ 

Plantamor

https://plantamor.com/species/info/elaeocarpus/ganitrus#gsc.tab=0