Harapan Baru Petani Krangkeng: Pembangunan Irigasi Tersier Dorong Produktivitas Pertanian Indramayu
Kholid, seorang petani asal Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, menuturkan tantangan yang selama ini dihadapi para petani di wilayahnya. Kekurangan air menjadi kendala utama yang kerap menghambat proses bercocok tanam, terutama pada masa tanam kedua (MT II). Kondisi ini menyebabkan banyak lahan tidak dapat diolah secara optimal, dan hasil panen pun mengalami penurunan signifikan dari musim ke musim.
Permasalahan tersebut bukan hanya berdampak pada produktivitas pertanian, tetapi juga memengaruhi kesejahteraan ekonomi para petani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Indramayu tahun 2024, luas lahan sawah di Kecamatan Krangkeng mencapai 3.126 hektar, dengan sebagian besar bergantung pada sistem irigasi teknis. Namun, keterbatasan saluran irigasi yang mengalami sedimentasi dan kerusakan fisik menyebabkan air tidak mampu menjangkau seluruh areal pertanian secara merata.
Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimanuk Cisanggarung) melaksanakan pembangunan saluran irigasi tersier di wilayah Krangkeng melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air. Pekerjaan ini bertujuan memperbaiki sistem distribusi air agar lebih efisien, mengurangi kehilangan air di saluran, serta memastikan kebutuhan air irigasi bagi petani dapat terpenuhi sepanjang musim tanam.
Dengan adanya pembangunan jaringan irigasi baru ini, para petani seperti Kholid kini memiliki harapan besar terhadap peningkatan hasil panen. Air yang mengalir hingga ke lahan paling ujung memungkinkan peningkatan intensitas tanam (IP) dari dua kali menjadi tiga kali dalam setahun. Berdasarkan estimasi dari Kementerian Pertanian (2025), perbaikan jaringan irigasi mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 15–25 persen per musim tanam.
Melalui langkah ini, BBWS Cimanuk Cisanggarung tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional serta kesejahteraan masyarakat pertanian di Indramayu. Upaya tersebut menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan, efisien, dan tangguh menghadapi tantangan perubahan iklim di masa mendatang.
















PUPR 
