Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
blog-img-10

Posted by : ppid_cimancis

Modernisasi Daerah Irigasi Rentang: Efisiensi Air Menuju Ketahanan Pangan Nasional

Fenomena burung yang terbang berkelompok menjelang sore hari dikenal sebagai perilaku roosting, yaitu saat kawanan burung bersiap menuju tempat peristirahatan malam. Namun, di balik ketertiban gerakan alami itu, ada makna menarik yang dapat dikaitkan dengan tata kelola air — efisien, terkoordinasi, dan berkelanjutan. Prinsip inilah yang kini diterapkan dalam pengelolaan Daerah Irigasi (D.I.) Rentang, salah satu sistem irigasi terbesar di Jawa Barat.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung terus berupaya memodernisasi D.I. Rentang melalui penerapan teknologi telemetri, telekontrol, dan sistem Irigasi Padi Hemat Air (IPHA). Melalui teknologi ini, pengaturan debit air dari Bendung Rentang menuju jaringan saluran primer, sekunder, dan tersier dapat dilakukan secara lebih presisi dan efisien. Dengan layanan irigasi yang mencakup lebih dari 87.000 hektare lahan pertanian di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu, langkah ini menjadi tonggak penting dalam peningkatan produktivitas pertanian di wilayah Pantura Jawa Barat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS, 2024), Kabupaten Indramayu dan Cirebon menyumbang lebih dari 16 persen produksi padi Jawa Barat, dengan total produksi mencapai 6,28 juta ton gabah kering panen pada tahun 2023. Melalui penerapan sistem modernisasi irigasi, efisiensi penggunaan air diperkirakan meningkat hingga 25–30 persen, sehingga mampu memperluas layanan irigasi tanpa perlu menambah volume air yang diambil dari bendung. Dampaknya, potensi hasil panen padi dapat meningkat dari 6,2 ton menjadi sekitar 6,8 ton per hektare, tergantung kondisi lahan dan pola tanam petani.

Modernisasi D.I. Rentang juga menjadi bagian dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air, yang menekankan pentingnya digitalisasi, efisiensi energi, serta ketahanan terhadap perubahan iklim dalam pengelolaan jaringan irigasi nasional. Selain itu, langkah ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang menargetkan peningkatan kinerja irigasi untuk mendukung swasembada pangan dan kesejahteraan petani.

Dengan penerapan teknologi modern dan sistem pemantauan berbasis data, BBWS Cimanuk Cisanggarung tidak hanya mengelola air, tetapi juga menata masa depan pertanian Indonesia yang lebih cerdas dan berkelanjutan. Dari Bendung Rentang, air mengalir membawa harapan — memastikan sawah tetap hijau, hasil panen melimpah, dan ketahanan pangan bangsa semakin kokoh.