Besarnya potensi sumber daya air pada beberapa daerah di Indonesia menjadi satu keunggulan untuk dikelola agar komoditas pertaniannya bisa meningkat. Hal ini pula yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) yaitu memanfaatkan potensi sumber daya air yang ada untuk kebutuhan masyarakat, salah satunya dengan membangun waduk atau bendungan. Program pembangunan bendungan diberbagai daerah di Indonesia merupakan upaya Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA untuk mendukung terwujudnya target Nawacita, yaitu ketahanan air dan pangan di Indonesia. Satu dari sekian banyak bendungan tersebut adalah Bendungan Karalloe.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pembangunan berbagai bendungan tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN yang bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir. "Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam," kata Menteri PUPR Basuki.
Bendungan Karalloe yang telah selesai dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Bendungan yang terletak di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki tinggi 82 meter (dari dasar fondasi) dengan volume tampungan total mencapai 40,5 juta meter kubik, dan akan mengairi Daerah Irigasi seluas 7.000 hektar, memasok air baku dengan debit 440 liter per detik, mereduksi banjir hingga 49,12%, sebagai tempat konservasi sumber daya air, sumber untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 4,5 MW, dan berpotensi sebagai objek wisata baru di Kabupaten Gowa.
Hari ini (23/11/2021) Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Karalloe tersebut. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dibutuhkan suplai air irigasi yang mencukupi, dan untuk kebutuhan tersebut diperlukan bendungan-bendungan yang mampu menyediakan air secara berkelanjutan. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kementerian PUPR terus membangun bendungan di berbagai daerah di tanah air.
“Dengan adanya Bendungan Karalloe ini, petani yang sebelumnya hanya panen padi sekali dan palawija sekali, nantinya Isya Allah bisa menjadi panen padi dua kali dan sekali palawija,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya. Dengan demikian, kehadiran Bendungan Karalloe diharapkan bisa meningkatkan frekuensi tanam yang semula hanya satu kali menjadi tiga kali sehingga bisa meningkatkan produktivitas lahan dan kesejahteraan para petani, juga bisa mendukung Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional.
Dalam peresmian tersebut Presiden Jokowi turut didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras, Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, dan Bupati Jeneponto Iksan Iskandar. (kompusda sandro)