Pemerintah merumuskan 7 agenda pembangunan, salah satunya adalah memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang berperan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melakukan pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air dengan memanfaatkan potensi sumber daya air yang ada di Indonesia.
“Saat ini potensi sumber daya air di Indonesia sebesar 2,78 triliun m3/thn, dari jumlah tersebut, terdapat 691,31 miliar m3/thn air yang dapat dimanfaatkan dengan infrastruktur. Pada proyek strategis nasional Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR membangun 61 bendungan dengan rentang waktu dari 2014-2025, dimana 29 bendungan telah selesai dan 32 bendungan on going. Dengan adanya 61 bendungan tersebut, nantinya akan bermanfaat untuk mengairi irigasi seluas 385.646 ha, mereduksi banjir seluas 12.569,86 m3/det, air baku 49,01 m3/det dan listrik 256,51 MW,” jelas Direktur Bendungan dan Danau, Airlangga Mardjono, dalam acara Webinar Hari Air Dunia dengan tema Air untuk Ekonomi Berkelanjutan, Solopos Media Group (SMG), 31 April 2022, online melalui Zoom. Turut dihadiri oleh Direktur PJT 1, Ryamond Valiant Ruritan; Ilmuwan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, Tri Mumpuni; Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraini; dan Dosen ITNY, Ketua Tim Eksplorasi Air di Goa Gendayakan Wonogiri, Sulaiman Tampubolon.
Selain bendungan, terdapat 15 danau prioritas nasional sesuai Perpres No. 60 Tahun 2021 diantaranya Danau Toba, Danau Limboto, Danau Tondano, Danau Tempe dan Danau Batur. Kemudian terdapat 3462 embung dengan total daya tampung sebesar 262.890.679 m3.
“Dalam melakukan pembangunan tampungan air/infrastruktur sumber daya air kami tetap melakukan konservasi, revitalisasi dan digitalisasi supaya lebih tepat sasaran berdasarkan skala prioritas dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan menjaga ketersediaan air agar semua penduduk Indonesia mendapatkan akses air,” lanjut Direktur Bendungan dan Danau.
Pada kegiatan HAD ke-30 Tahun 2022 Kementerian PUPR melakukan kegiatan penanaman pohon di berbagai daerah dan berdasarkan data dari website sitamu.pu.go.id status 26 Maret 2022 terdapat 101.405 pohon yang sudah ditanam. Jenis pohon yang ditanam seperti bambu petung, pohon jati dan pohon aren. “Penanaman pohon merupakan bukti nyata bahwa kita harus turut andil dan bertanggung jawab serta wajib memberikan kontribusi dalam memelihara alam dan lingkungan yang menjadi sumber air sekaligus mengembangkan potensi ekonomi lokal sekitar bendungan tanpa mengganggu fungsi utama bendungan,” kata Airlangga Mardjono.
Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu narasumber yang berpengalaman dalam pemberdayaan masyarakat, Tri Mumpuni, dalam membangun fasilitas air bersih tentu saja harus melibatkan masyarakat setempat agar mereka mandiri sehingga dapat saling berkontribusi untuk menjaga keberlangsungan air bersih, contohnya di Dusun Gunungsono, Desa Gilirejo, Sragen Jateng. Diawali dengan pemetaan masalah, melakukan diskusi, survey teknis dan perencanaan, dibantu oleh BBWS Pemali Juana untuk membuat kontruksi dan pelibatan masyarakat dengan bergotong royong instalasi pipa dan pemindahan material sampai dengan operasi dan pemeliharaan. “Intinya semua pembangunan infrastruktur yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat harus dapat melibatkan masyarakat meskipun dengan kontribusi yang sedikit karena yang terpenting masyarakat merasa memiliki dan peduli dengan fasilitas air bersih dengan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat,” ujar Tri Mumpuni.
Sementara menurut Direktur Utama PJT I, air bagi kemakmuran masyarakat sangat penting karena kita membutuhkan air untuk kehidupan sehari-hari dan apabila kebutuhan air tidak diakomodir dengan baik maka akan menimbulkan konflik air. “ Artinya konflik air itu nyata dan hal ini harus diselesaikan bersama semua pihak yang tentu saja melibatkan masyarakat sehingga kebersamaan antara pemerintah, NGO, indutri dan masyarakat akan menetukan apakah kita berhasil dalam melakukan konservasi sumberdaya air dan secara bersama-sama kita harus membangun solidaritas di bidang air,” kata Direktur PJT I.
Dalam hal pengelolaan air, menurut Ratih Anggraeni, Danone melakukan sinergi dalam pengelolaan air yaitu dengan memanfaatkan Forum Daerah Aliran Sungai (DAS). “Bagi kami forum DAS itu sangat penting, karena kami percaya bahwa dalam melakukan konservasi sumber air harus melibatkan semua pihak. Dan kami sudah terlibat dalam beberapa forum DAS seperti forum DAS di Pasuruan, Sukabumi dan saat ini juga terbat dalam reaktivasi forum DAS lainnya seperti di Bali dan semoga bisa membuat forum DAS lainnya untuk daerah yang belum ada. Orientasi kami dalam menjaga sumber air yang ada yaitu dengan melibatkan peran aktif semua pihak dari hulu sampai hilir dalam kegiatan konservasi air,” ujar Ratih Anggraeni.
Dalam hal tercampurnya air laut dengan air bersih, harus segera dikaji secara bersama-sama. “Saat ini menurut saya yang menjadi perhatian adalah tercampurnya air bersih dan air laut. Dan memang dari segi teknologi mungkin belum memadai. Namun saya berharap semua pihak baik itu pemerintah maupun unsur-unsur pemerintah lainnya dapat mengkaji hal ini dan tentu saja membutuhkan perhatian semua pihak, dan masyarakat diharapkan aware akan hal ini, demi menjaga keberlangsungan sumber air untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari,” kata Sulaiman Tampubolon.