logo
Semarang Urban Flood Resilience Project, Kerja Sama D2B Ditjen SDA dengan Pemerintah Belanda
Foto: Foto : Penandatanganan Dokumen Hibah Semarang Urban Flood Resilience Project

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Jarot Widyoko bersama Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns melakukan Penandatanganan Dokumen Hibah dan Penyusunan Rencana "Semarang Urban Flood Resilience Project" antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan Kementerian Perdagangan dan Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri Kerajaan Belanda pada 29 Juni 2022 di Jakarta.

Proyek ketahanan banjir Perkotaan Semarang ini bertujuan untuk mengurangi kejadian dan frekuensi banjir yang terjadi akibat hujan dan kenaikan muka air laut.

“Di daerah Ungaran ke atas terjadi perubahan catchment area menjadi daerah permukiman, sehingga mau tidak mau run-off (air) ke sungai menjadi lebih besar pada saat terjadinya hujan, sehingga turun akan ditampung di Simpang Lima dan sekitarnya. Ini yang kami harapkan dari tim dari Kerajaan Belanda bisa mengkolaborasikan sehingga bisa meminimalisir banjir di Kota semarang,” ujar Jarot dalam sambutannya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang telah mengajukan permohonan bantuan pelaksanaan dan pendanaan kepada Kementerian PUPR untuk Program Percepatan Penanganan Infrastruktur Pengendalian Banjir dan Genangan di Kota Semarang yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2021-2025.

Untuk mendukung rencana program tersebut, Pemerintah Kota Semarang mengajukan proposal dana hibah kepada Kerajaan Belanda dengan skema Develop2Build (D2B) untuk mendukung perbaikan sistem drainase perkotaan dan mitigasi banjir di Kota Semarang.

Develop2Build (D2B) “Semarang Urban Flood Resilience Project” merupakan bagian dari kerja sama strategis di bidang air antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Belanda di bawah MoU on Water yang ditandatangani pada 3 Juni 2022.

Proyek ini didukung oleh Kerajaan Belanda melalui Invest International Public Programs B.V., yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.

 “Termasuk kami apresiasi kepada Pemerintah Kota Semarang yang telah bersedia dan sanggup untuk membebaskan tanah di daerah kolam retensinya. Kami sangat mengapresiasi atas support-nya,” lanjut Jarot.

Dalam Rencana Strategis Jangka Menengah 2020-2024, Pemerintah Indonesia secara eksplisit memberikan perhatian strategis pada wilayah pesisir perkotaan utara Jawa, termasuk Semarang, dengan menyoroti pembangunan infrastruktur (termasuk layanan dasar seperti perumahan, air, transportasi, ketahanan, irigasi dan bendungan), infrastruktur ekonomi (misalnya konektivitas darat, udara dan laut, pariwisata, manufaktur) dan infrastruktur perkotaan (misalnya air minum yang aman dan sanitasi).

Dengan demikian, pengembangan mitigasi risiko banjir yang inovatif, penyediaan opsi pembiayaan investasi dan pembentukan struktur pemerintahan yang efektif adalah prioritas utama.

Jarot mengungkapkan harapannya agar perencanaan proyek ini dapat dikolaborasikan dengan kegiatan-kegiatan pengendalian banjir yang ada di Semarang sehingga apa yang menjadi tujuan untuk mengendalikan banjir dapat tercapai secara optimal.

Acara penandatanganan Dokumen Hibah dan Penyusunan Rencana "Semarang Urban Flood Resilience Project" ini juga dihadiri oleh Delegasi Perwakilan Air untuk Indonesia, Rien Dam, Project Team Develop2Build (D@B), Invest international Public Programmes B.V. Laura Scheske, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian PUPR, Edy Juharsyah dan Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Semarang, Iswar Aminuddin.

Feedback Pengunjung