Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Jlantah selasai pada Oktober 2023 mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Jarot Widyoko dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Bendungan Jlantah, Kamis (15/9), “Saat ini progres fisik pembangunan bendungan telah mencapai 44,87%. Pembangunan bendungan akan kita percepat dengan target selesai di bulan Oktober tahun 2023.”
Menyoal manfaat bendungan yang terletak di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar ini Dirjen SDA menyebutkan bahwa Waduk Jlantah akan menyediakan air baku sebesar 150 liter per detik dan mampu mengairi sekitar 1.494 Hektare lahan pertanian.
Selain manfaat penyediaan air irigasi bagi DI Tlobo dan DI Bondukuh, serta menghasilkan air baku untuk Kecamatan Jatiyoso, Kecamatan Jatipuro dan Kecamatan Jumapolo, Bendungan Jlantah juga memiliki potensi energi listrik sebesar 625 kWh serta direncanakan untuk dapat mereduksi banjir.
Pembangunan Bendungan ini direspon optimis oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono yang turut dalam Kunjungan Kerja Spesifik. “Kami yakin dengan dibangunnya Bendungan Jlantah akan mendatangkan manfaat yang besar utamanya kepentingan irigasi di areal persawahan guna meningkatkan ketahanan pangan. Sawah-sawah yang sebelumnya mengandalkan tadah hujan, nantinya dapat dijangkau saluran irigasi bendungan sehingga dapat panen tiga kali setahun, serta tidak bergantung pada musim,” terang Bupati Karanganyar.
Dalam penanganan sedimentasi yang kemungkinan terjadi pada bendungan, Dirjen SDA menyatakan perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak. "Selain kami membuat penangkap sedimen, namun tidak kalah penting peran kepala daerah dan masyarakat untuk mendukung upaya penanganan sedimen. Biasanya dibukit-bukit ini kita tanami palawija, tapi penanamanya perlu merapkan sistem terasering," ujarnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama menjelaskan bahwa Bendungan Jlantah merupakan tipe urugan random pasir kerikilan atau zonal inti tegak, dengan kapasitas tampung 10,97 juta meter kubik dan sumber air dari aliran Sungai Jlantah. Kontraktor pada pembangunan bendungan adalah PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar.
Hadir pada Kunjungan Kerja Spesifik tersebut, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Asep Arofah Permana, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – DIY Wida Nurfaida, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Salahuddin Rasyidi dan Kepala Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi Wilayah Jateng Yanuar Munlait.