JAKARTA,29 April 2024 - Kepedulian, inilah yang memotivasi berbagai kegiatan pengelolaan air yang diinisiasi oleh generasi muda. Hal ini kompak disampaikan oleh tiga orang pembicara dalam talk show Water Talk yang diselenggarakan dalam rangka puncak peringatan Hari Air Dunia (HAD) ke-32 tahun 2024 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta, (29/4/2024).
Dipandu oleh Timothy Marbun, news anchor Kompas TV, para pembicara menyatakan bahwa sudah seharusnya kita peduli terhadap air, karena 70% tubuh manusia mengandung air dan lebih dari 70% permukaan bumi tertutup oleh air. Kita tidak bisa hidup tanpa air.
Namun, bagaimana cara mengelolanya agar berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua? Ketiga pembicara Water Talk, yaitu Saparis Soedarjanto dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Andy Bahari Leader World Clean Up Day Indonesia, dan Nadine Chandrawinata founder Sea Soldier.
Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) KLHK Saparis Soedarjanto dalam diskusi Water Talk mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan curah hujan yang cukup tinggi tapi masih meghadapi isu kelangkaan air. Pengelolaan air juga harus mempertimbangkan lanskap dimana pengelolaan hutan atau upaya secara alami menjadi salah satu unsur penting dalam meningkatkan retensi atau daya tampung air.
“Retensi itu penting dalam pengelolaan hutan sehingga berdampak positif pada pengelolaan air bersih,” ujar dia. Tidak hanya penting untuk pengelolaan hutan, tapi retensi juga penting sebagai upaya konservasi lingkungan.
Leader World Clean-up Day Indonesia Andy Bahari menjelaskan, pengelolaan sumber daya air berkelanjutan sangat dipengaruhi oleh pengelolaan sampah pada masyarakat. Saat ini, terdapat empat tahapan perubahan perilaku pengelolaan sampah yaitu belum sadar, mulai sadar, sudah sadar dan sebar kesadaran. Indonesia sudah mulai mengarah ke tingkat yang lebih baik yaitu sudah sadar.
Founder Sea Soldier dan Puteri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata mengatakan Sea Soldier yang dirintis sejak tahun 2015 merupakan program untuk mengampanyekan ramah lingkungan, khususnya membersihkan sampah-sampah, tidak hanya di laut tapi juga di lingkungan sekitarnya.
“Namanya memang Sea Soldier kalau diartikan tentara laut, bukan berarti hanya masyarakat yang tinggal di dekat laut saja yang terlibat tetapi program ini berlaku secara umum,” ujar dia.
Lebih lanjut, Nadine menuturkan pengelolaan sampah harus dilakukan dari mulai hulu sampai dengan ke hilirnya yaitu laut. Karena semua sampah yang dibuang di hulu sungai akan berakhir di laut. Laut akan menjadi tempat sampah raksasa.
Tidak hanya sampah, Nadine juga menginisiasi gerakan tanam mangrove untuk melindungi pesisir pantai. “Saya mengajak anak saya untuk menanam mangrove, supaya dia bisa lihat bahwa banyak orang yang peduli terhadap lingkungan. Dan untuk menumbuhkan kepeduliannya dia juga sedari kecil.”
Hari Air Dunia diperingati setiap tanggal 22 Maret dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran publik dalam upaya konservasi air dan usaha pengelolaan air berkelanjutan. Peringatan Hari Air Dunia secara nasional tahun ini merupakan salah satu rangkaian acara menuju 10th World Water Forum di bulan Mei 2024, di mana Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan di Nusa Dua, Bali pada tanggal 18-25 Mei.(KompuSDA - kty)