Kementerian Pekerjaan Umum Dukung Swasembada Pangan di Indonesia melalui Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan yang Berkelanjutan

Kementerian Pekerjaan Umum Dukung Swasembada Pangan di Indonesia melalui Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan yang Berkelanjutan
Foto: Kementerian Pekerjaan Umum Dukung Swasembada Pangan di Indonesia melalui Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan yang Berkelanjutan

Yogyakarta, 17 November 2024 – Indonesia Commission on Large Dam (INACOLD) atau Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI-BB) menyelenggarakan rangkaian kegiatan tahunan berupa Workshop, Talkshow, Young Engineering Forum, dan Seminar Nasional Bendungan Besar. Acara yang berlangsung sejak 15 hingga 17 November 2024 di Universitas Gadjah Mada ini mengusung tema “Inovasi dan Tantangan dalam Pemilihan Tipe Bendungan untuk Masa Depan” sebagai bagian dari Rapat Anggota Biasa/ Rapat Anggota Tahunan 2024.

 

Pada seminar nasional ini, sebanyak 138 makalah dari lima subtema telah diterima. Subtema tersebut meliputi pengelolaan dan pencegahan dampak perubahan pada bendungan (52 makalah), pengembangan waduk multifungsi (21 makalah), teknologi pembangunan bendungan dalam kondisi ekstrem (22 makalah), penerapan teknologi digital (26 makalah), serta peran bendungan dalam mencapai target emisi karbon (17 makalah). Ragam pembahasan ini menegaskan komitmen terhadap pembangunan bendungan yang adaptif dan berkelanjutan.

 

Seminar ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan bendungan di Indonesia selama periode 2015-2024. Dari target pembangunan 61 bendungan yang dimulai pada periode tersebut, 47 bendungan telah selesai, dengan enam lainnya diproyeksikan selesai pada akhir tahun ini. Pembangunan ini memberikan dampak positif berupa peningkatan kapasitas penyimpanan air, layanan irigasi, suplai air baku, serta pengurangan risiko banjir. Selain itu, potensi energi listrik tenaga air juga meningkat hingga 4,06 MW.

 

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Kementerian Pekerjaan Umum bersinergi dalam visi Pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan, air dan energi. “Pemerintah Kabinet Merah Putih berkomitmen melanjutkan pembangunan bendungan di seluruh Indonesia. Sampai saat ini 47 bendungan sudah selesai dibangun, target sampai dengan akhir tahun ada 6 bendungan selesai. Sisa 8 lagi akan diselesaikan di tahun 2025 sampai dengan 2026. Semua sedang on progress. Selain ini ada 11 bendungan baru yang pembangunannya on going sejak tahun 2021. Bendungan-bendungan yang sudah terbangun dan terencana inilah yang akan kita optimalkan untuk swasembada pangan sampai tahun 2028”, imbuh Menteri Dody.

 

Namun, tantangan teknis, non-teknis, dan pendanaan masih menjadi kendala utama. Permasalahan seperti desain yang kurang matang, kendala pembebasan lahan, hingga pengendalian proyek yang belum optimal menjadi hambatan yang harus diatasi. Untuk itu, penerapan teknologi digital, manajemen keselamatan konstruksi, dan penguatan sumber daya manusia menjadi prioritas dalam meningkatkan keberhasilan pembangunan bendungan.

 

KNI-BB juga menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam pembangunan bendungan, seperti aplikasi Building Information Modeling (BIM), penggunaan metode digital untuk pengawasan proyek, dan teknologi Rock-Filled Concrete Dam (RFCD) yang ramah lingkungan. Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan meminimalkan dampak lingkungan.

 

Mendukung hal tersebut, Direktur Bendungan dan Danau selaku Ketua Umum INACOLD KNI-BB dalam sesinya menyampaikan, “Direktorat Bendungan dan Danau sudah menyiapkan aplikasi sistem informasi dan monitoring SiBenda. Selain itu upaya inovasi yang telah dilakukan diantaranya pemasangan pintu early release dan kebijakan pengendalian sedimentasi secara terpadu. Kedepan kami akan berusaha semua bendungan terintegrasi dalam suatu sistem yang bisa memonitor keamanan bendungan, jadi kita tidak hanya memonitor tetapi kita bisa mengontrol dan mengambil keputusan terhadap fenomena keamanan bendungan”.

 

Rangkaian kegiatan seminar ini menegaskan pentingnya pembangunan bendungan sebagai fondasi ketahanan air nasional menuju Indonesia Emas 2045. Seperti disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia, “Bendungan saat ini menjadi primadona dalam upaya menunjang program pemerintah khususnya swasembada pangan, disamping itu bendungan juga dapat bermanfaat lagi menunjang swasembada energi dan swasembada air”.

 

Namun selain itu, diperlukan dukungan dari semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat, diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Dengan sinergi dan inovasi, KNI-BB optimis mampu menghadapi tantangan masa depan demi kesejahteraan bangsa. (Hna)

 

© Copyrights 2024. BWS Bali-Penida.